Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Budi Waseso geregetan pengin memecat 100 karyawan. Pria yang beken disapa Buwas itu menduga kuat 100 anak buahnya itu menjadi bagian dari mafia beras.
Lantas, kenapa Buwas pengin memecat mereka? Pertama, menurut Buwas para karyawannya ini sudah sulit diubah. Kedua, mereka adalah orang internal yang diduga melakukan praktik mafia.
"Potensinya iya (dipecat) karena ini orang-orang yang sudah sulit diubah. Berpikirnya sudah luar biasa, justru ini bagian dari mafia itu yang ada di internal Bulog," ungkap Buwas di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (25/6/2020).
Ketiga, Buwas menilai perbuatan 100 karyawan tersebut sudah tak bisa ditoleransi lagi. Keempat, jika dibiarkan, mereka akan menjadi beban bagi Bulog.
Kelima, dikhawatirkan perilaku 100 karyawan tersebut bisa menular ke karyawan lain.
"Ini tidak bisa ditoleransi lagi karena ini yang membebani dari perusahaan itu sendiri. Sekarang perusahaan ini terbebani oleh manusia-manusia yang seperti itu, tapi tidak seluruhnya. Justru yang kecil ini harus kita bersihkan, karena kalau tidak jadi penyakit menular," tegas Buwas.
Oleh sebab itu Buwas sudah meminta Polri turun tangan mengusut dugaan praktik mafia oleh 100 karyawan Bulog tersebut.
"Kemarin saya evaluasi terakhir maka ini yang harus saya sikapi. Saya sedang minta bantuan kajian hukum dari Polri mengenai permasalahan ini, jadi saya minta menganalisa karena ini memang harus kita lakukan," tutur mantan Kepala Badan Narkotika Nasional itu.
Luhut: Ekonomi Indonesia Akhir Tahun Masih Diproyeksikan 2-3%
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh 2%-3% di tengah merebaknya Corona. Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meramalkan ekonomi Indonesia hanya bisa tumbuh 0,4-1% di 2020.
"Perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat pandemi COVID-19, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia itu pada akhir tahun masih diproyeksikan 2%-3%. Walaupun hal ini bisa saja berubah di sana sini karena tidak ada yang mampu untuk meramalkan saat ini apa yang akan terjadi enam bulan ke depan dalam bidang ekonomi," kata Luhut saat meresmikan Gerakan Nasional Belanja Pengadaan Pemerintah untuk Usaha Mikro & Usaha Kecil yang digelar secara virtual, Jumat (26/6/2020).
Di sisi lain Luhut menilai untuk kuartal dua, pertumbuhan ekonomi bisa lebih rendah dibandingkan kuartal I yang mencapai 2,97%.
"Kuartal kedua ini saya pikir akan lebih rendah lagi dari sini karena masih dampak dari pandemi COVID-19," katanya.
Anjloknya pertumbuhan imbas Corona ini akan berdampak kepada penyerapan tenaga kerja dan daya beli masyarakat. Oleh sebab itu, menurut Luhut, belanja pemerintah menjadi penting sebagai pendongkrak ekonomi nasional.
"Oleh karenanya, peran belanja pemerintah menjadi penting sebagai daya ungkit ekonomi nasional dengan membeli produk-produk UMKM. Sebab peran UMKM ini juga sangat penting karena menciptakan lapangan kerja," sambungnya.
Luhut menambahkan belanja pemerintah bisa disalurkan pada UMKM sebagai bentuk dukungan di tengah pandemi. Apalagi, menurut Luhut, ada potensi Rp 318 triliun yang bisa tersalurkan ke UMKM.
"Angka ini bukan angka kecil. Ingat kita itu 75% ekonomi kita digerakkan konsumsi domestik," tuturnya.
https://indomovie28.net/death-note-episode-15/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar