Alex Falcone merupakan seorang komedian dan penulis asal Los Angeles, ia juga pemiliki podcast 'Read It and Weep' serta bermimpi ingin jadi astronaut. Kocaknya, ia mengaku melamar kerja ke 'NASA' dan dapat surat penolakan yang mengundang tawa.
"Aku bodoh, tidak punya keterampilan yang berguna, dan sulit bergaul dengan periode lama (menghancurkan lebih dari satu perjalanan dan beberapa klub buku), serta aku gampang mual setiap naik mobil untuk jarak pendek sekalipun. Aku akan menjadi kandidat terburuk untuk NASA," kelakarnya kepada Bored Panda.
Surat penolakan itu menuliskan berbagai macam jawaban konyol yang membuat orang tergelitik misalnya: 'Jujur kami melihat transkrip nilai terlampir dan Anda tidak mengambil kelas kimia sejak kelas 10 yang itu pun mendapatkan nilai C+', 'Anda tidak memenuhi syarat minimum gelar Master, menonton 'Masters of the Universe' tidak menjadi hitungan'.
Bahkan ada pertanyaan, apakah Falcone harus meminta izin kepada sang istri ketika pergi ke Bulan...
Falcone juga membagikan pengalaman kalau dia sudah terbiasa dengan surat penolakan.
"Sobat, aku sudah mendapatkan begitu banyak penolakan untuk festival komedi, pekerjaan menulis, dan pertunjukan. Aku sering berkata pada diri sendiri, 'Michael Jordan tidak masuk tim basket sekolah menengahnya' tetapi kemudian aku menonton film dokumenter tentang dia dan menyadari bahwa dia tumbuh. Jadi sekarang saya tidak perlu apa-apa untuk menghibur saya," katanya.
Tapi ada satu alasan lagi untuk Falcone yang ditolak 'NASA'. Please, kamu pasti sudah bisa menebak dong kalau surat penolakan itu juga hanya karangan Falcone!
Wah, wah, memang sepertinya dia sudah berada di jalur yang tepat ya menjadi komedian.
Google Cloud Platform Hadir di Jakarta untuk Dukung Tranformasi Digital
Layanan Google Cloud Platform semakin memperluas jangkauannya di Asia Tenggara. Setelah Singapura, Google kini menghadirkan GCP di Jakarta untuk membantu perusahaan dan startup di Indonesia mempercepat transformasi digital.
CEO Google dan Alphabet Sundar Pichai dalam pidato virtualnya mengatakan Indonesia dipilih karena dinilai sebagai salah satu negara yang paling kreatif, dinamis dan berjiwa entrepreneur di Asia Tenggara.
Belum lagi jumlah pengguna internet di Indonesia yang telah mencapai 150 juta orang juga mendorong perkembangan ekonomi digital yang terus tumbuh tiap tahunnya.
"Region baru ini akan lebih mempermudah dan mempercepat perusahaan besar atau kecil untuk menggunakan AI dan data analytics kami," kata Pichai dalam acara peluncuran Google Cloud Platform Region Jakarta, Rabu (24/6/2020).
"Google Cloud hadir di sini untuk mendukung transformasi digital Anda dengan teknologi yang sama yang memberdayakan produk kami seperti Google Search dan Gmail," sambungnya.
Dengan kehadirannya di Jakarta, GCP telah menawarkan 24 region dan 73 zona di 17 negara di seluruh dunia. Setelah Jakarta, Google juga akan memperluas layanannya ke Melbourne dan New Delhi.
Google Cloud Platform di Jakarta menawarkan semua layanan standar dari Google seperti Compute Engine, Google Kubernetes Engine, Cloud SQL dan lain-lain. Selain itu pengguna layanan ini juga bisa memanfaatkan solusi seperti kecerdasan buatan (AI) dan machine learning.
CEO Google Cloud Thomas Kurian mengatakan selain solusi di atas, Google juga menjamin keamanan semua data milik konsumennya yang disimpan di Indonesia.
"Kami juga memberikan platform yang aman serta memberikan sejumlah kemampuan keamanan canggih untuk mengenkripsi data, untuk menyimpan data di Indonesia, dan untuk melindungi semua sistem yang beroperasi di cloud dengan alat keamanan siber Google yang sangat canggih," kata Kurian dalam kesempatan yang sama.
https://nonton08.com/cast/boban-marjanovic/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar