Para ilmuwan di seluruh dunia kini berlomba-lomba untuk menciptakan vaksin yang efektif untuk melawan virus Corona COVID-19. Berbagai vaksin pun sudah mulai memasuki tahap uji klinis pada manusia untuk melihat efeknya dan digadang akan selesai di akhir tahun ini.
Salah satu kriteria yang diamati adalah terbentuknya respons kekebalan yang berupa antibodi di dalam tubuh pasien. Namun, imunolog virus University of Guelph, Canada, Byram Bridle, mengatakan sangat tidak mungkin vaksin bisa tersedia dalam waktu yang singkat.
"Saya akan mengatakan itu sangat tidak mungkin," kata Bridle, yang dikutip dari Globalnews, Senin (22/6/2020).
"Alasan mengapa saya bicara hal itu karena ini (vaksin) sama sekali tidak bisa dikembangkan dalam periode waktu yang begitu singkat," lanjutnya.
Bridle mengatakan, dalam waktu 12-18 bulan itu baru masuk di tahap kerangka kerja dalam menemukan vaksin. Menurutnya, rata-rata sebagian besar vaksin membutuhkan waktu sekitar 10 tahun untuk mengembangkannya.
"Bahkan dalam skenario kasus terbaik, secara historis, kami melihat kemungkinan pengembangan itu bisa saja selesai dalam waktu 4 tahun. Tapi jelas, tidak dengan satu tahun atau kurang dari itu," jelas Bridle.
Untuk saat ini, Bridle menganjurkan pemerintah di setiap negara untuk tetap menjaga jarak fisik dalam waktu yang lama. Ini dilakukan agar siap menghadapi kenyataan bila vaksin tidak bisa selesai dalam waktu dekat.
PM India Klaim Rutin Yoga Bisa Jadi Tameng untuk Cegah Corona
Perdana Menteri India Narendra Modi menyebut yoga bisa jadi cara lain untuk bisa tingkatkan imunitas atau kekebalan tubuh untuk melawan virus Corona.
Modi merupakan praktisi yoga yang telah lama mendukung manfaat dari teknik gerakan India kuno tersebut. Hal ini diungkapkan Modi melalui Youtube menjelang Hari Yoga Dunia yang jatuh pada hari Minggu (21/6/2020).
"Kita semua tahu bahwa sampai saat ini dunia belum dapat mengembangkan vaksin untuk COVID-19 atau virus Corona," kata Modi dalam video yang dipublikasikan Kamis (18/6/2020) lalu seperti dikutip dari Aljazeera.
"Itulah sebabnya saat ini, hanya kekebalan tubuh yang kuat yang dapat menjadi pelindung kita dan anggota keluarga kita. Yoga adalah teman terpercaya dalam membangun perisai pelindung (kekebalan) ini," tambahnya.
Pemimpin India yang juga seorang vegetarian itu sebelumnya mendirikan sebuah pelayanan untuk mempromosikan yoga, Ayurveda, dan perawatan tradisional India lainnya ketika ia menjabat sebagai presiden pada 2014.
Modi juga menyebut yoga sebagai cara untuk meringankan tekanan psikis luar biasa yang dialami orang-orang karena wabah ini.
"Yoga memiliki potensi untuk memenuhi tantangan mental, fisik, dan psikologis. Ini menguji bagaimana seseorang dapat hidup di masa yang penuh tantangan," katanya.
Pada Januari lalu, Kementerian Ayurveda, Yoga & Naturopathy, Unani, Siddha Sowa Rigpa dan Homeopathy (AYUSH) merilis sebuah nasihat bahwa homeopati kuno dan pengobatan Ayurveda dapat membantu orang India memerangi virus Corona.
Homeopati adalah metode pengobatan dengan unsur alami seperti tumbuhan, produk dari hewan, serta mineral.
Tetapi para ahli, termasuk National Institutes of Health Amerika Serikat, memperingatkan bahwa tidak ada bukti ilmiah bahwa pengobatan alternatif ini dapat mencegah atau menyembuhkan COVID-19.
Pemerintah nasional dan negara bagian India juga menekankan pentingnya mengenakan masker dan menjaga jarak.
https://nonton08.com/yu-gi-oh-vrains-episode-117-subtitle-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar