Kemunculan lonjakan kasus Corona yang terjadi di pasar Xinfadi Beijing 11 Juni lalu menimbulkan dugaan apakah makanan bisa menyebarkan virus Corona COVID-19. Meski begitu, sejauh ini ribuan sampel makanan laut impor, domestik, daging dan sayuran di China dinyatakan bebas dari virus Corona COVID-19.
Dikutip dari South China Morning Post, organisasi kesehatan pangan internasional mengatakan bahwa tidak ada bukti virus Corona COVID-19 dapat menyebar melalui makanan atau kemasan makanan. Namun, hal ini tidak menghentikan China memperketat kontrol impor di tengah kekhawatiran wabah Corona gelombang kedua yang mungkin berkaitan dengan makanan impor.
"Tidak ada bukti bahwa orang dapat terkena virus Corona COVID-19 dari makanan atau dari kemasan makanan," jelas Stephen Hahn, US Secretary of Agriculture Sonny Perdue and Food and Drug Administration.
"Sistem keamanan pangan AS yang diawasi oleh agen kami memastikan keamanan produk makanan kami, termasuk produk untuk ekspor," lanjut Stephen.
Hingga saat ini asal usul wabah Corona gelombang kedua di Beijing masih belum diketahui pasti. Namun, sebelumnya dikatakan bahwa ada jejak virus Corona dalam talenan yang digunakan untuk salmon impor di pasar Xinfadi.
Pejabat kesehatan China telah mengakui bahwa dugaan kontaminasi dari luar negeri hanya teori. Seorang pejabat bea cukai pekan lalu mencatat bahwa risiko virus Corona COVID-19 menyebar melalui makanan sangat rendah.
China dan Norwegia, produsen salmon terbesar di dunia, sepakat bahwa ikan dari Norwegia bukan sumber infeksi Corona di Beijing. Dugaan terkait penularan Corona dengan salmon juga disebut tidak menurunkan permintaan tajam penjualan makanan laut.
"Saya tidak berpikir pengawasan produk makanan atau kemasan makanan kemungkinan akan mencegah penularan virus Corona COVID-19," kata ahli epidemiologi Profesor Benjamin Cowling dari Hong Kong University.
Belakangan ratusan pekerja pabrik daging di Jerman dinyatakan positif Corona tetapi makanan yang berasal dari pabrik secara umum belum dianggap sebagai media penularan virus Corona COVID-19. Para ilmuwan sebagian besar skeptis tentang kemanjuran pengujian dan pelarangan impor makanan.
"Kami tidak mengantisipasi bahwa produk makanan perlu ditarik kembali atau ditarik dari pasar karena COVID-19, karena saat ini tidak ada bukti yang mendukung transmisi COVID-19 terkait dengan makanan atau kemasan makanan," jelas Food and Drug Administration dalam laman resminya.
Tips Memilih Jamur Enoki yang Aman untuk Dikonsumsi
Jamur enoki dikaitkan dengan Kejadian Luar Biasa (KLB) atas wabah listeria yang terjadi di Amerika Serikat, Kanada, dan Australia karena jamur impor dari salah satu perusahaan asal Korea Selatan. Agar tidak terinfeksi Listeria, bagaimana tips memilih jamur enoki yang aman untuk dikonsumsi?
Sebelum itu perlu diketahui Listeria monocytogenes merupakan salah satu bakteri yang dapat membuat makanan menjadi beracun. Listeria yang disebabkan oleh bakteri L. monocytogenes dapat berbahaya bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah seperti ibu hamil, anak-anak, dan lansia.
Tentu ada kekhawatiran akan konsumsi jamur enoki dalam waktu dekat. Tapi tak perlu khawatir, ahli gizi komunitas, dr Tan Shot Yen memberi tips memilih jamur enoki yang aman untuk dikonsumsi.
"Pilih yang masih kelihatan 'kencang' dan putih bersih. Jangan yang sudah kecokelatan, layu, dan agak berlendir," ujar dr Tan saat dihubungi detikcom, Jumat (26/6/2020).
Selain itu dr Tan menambahkan, pada prinsipnya makanan harus higienis dan aman untuk dikonsumsi. Ini adalah cara agar jamur enoki atau makanan lain yang kamu konsumsi tidak terkontaminasi bakteri.
"Higienis artinya kebersihan, jadi memang mesti ada edukasi sih. Sebab kita nggak bisa kontrol bagaimana publik menangani makanan mereka kan," tambahnya.
Jangan lupa sebelum menyiapkan makanan apapun, cuci tangan dan mencuci bahan makanan dengan seksama.
"Cuci tangan dan cuci bahan makanan, seksama dan benar. Cuma bedanya cuci tangan pakai sabun, cuci sayur dan buah cukup dengan air mengalir, bilas dengan air matang," pungkasnya.
https://nonton08.com/traders/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar