Mengenalkan dunia arkeologi bisa jadi alternatif wisata buat anak-anak. Kalau liburan di Medan, kamu bisa berkunjung ke Museum Situs Kotta Cinna.
Beragam temuan arkeologis ditampikan di Museum Situs Kotta Cinna, mulai dari keramik, batuan vulkanik, hingga emas! Museum ini berada Jalan Kota China, Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan, Medan, Sumatera Utara.
Lokasinya tak jauh dari objek wisata Danau Siombak. Museum ini didirikan sejarawan Ichwan Azhari pada tahun 2008 dan dikelola secara mandiri sampai sekarang.
Dari pantauan detikcom, Minggu (28/7/2019) kemarin terlihat beberapa anak berkunjung bersama orang tuanya. Sajian utama di museum ini adalah temuan yang diperoleh dari galian di situs yang berada di sekitar museum.
Dulunya kawasan yang berada di delta antara Sungai Belawan dan Sungai Deli ini, merupakan pelabuhan yang ramai sekitar abad ke-12 hingga ke-16. Ada bekas bangunan keagamaan yang meninggalkan temuan berupa arca Budha dan Hindu. Temuan-temuan itu dipajang di etalase, dinding maupun digantung.
Berada di museum ini seolah dibawa ke dimensi masa lalu. Lebih dari 3.000 item koleksi yang menarik. Misalnya tentang batuan vulkanik dari abad ke-7 yang ditemukan di sana, belum dipastikan apakah bersumber dari letusan Gunung Sinabung, Gunung Sibayak atau sumber lainnya. Ada juga beberapa perhiasan emas dan permata.
"Ini tempat berlibur yang khas, memberikan kepada anak sudut pandang yang baru. Wisata ilmu pengetahuan. Jadi, hari libur tak melulu ke mal ataupun plaza," kata Hanika yang membawa dua anaknya Riri dan Kaka.
Hanika menyatakan, tantangan utama membawa anak ke museum ini, adalah bagaimana menjelaskan tentang masa lalu itu secara sederhana dan menggembirakan. Agar mereka mempunyai gambaran yang menyenangkan seperti apa suasana di bekas pertapakan museum ini dahulu.
"Sebab yang terlihat di etalase adalah temuan arkeologis yang kebanyakan tidak utuh. Seperti pecahan keramik, atau patung yang tidak lengkap kepala atau tangannya," kata Hanika.
Dari semua itu, ujar Hanika, koleksi museum ini sangat penting. Apalagi di dalam gedung museum juga terdapat kotak eskavasi atau kotak gali arkeologi sehingga anak bisa mengetahui bagaimana proses penggalian itu berlangsung. Dia berharap ke depan ada lebih banyak koleksi yang bisa dilihat dan pertapakan museum juga bisa lebih luas.
Kepala Museum Ichwan Azhari menyatakan, pihaknya terus mengembangkan museum ini, baik dari sisi koleksi, maupun agenda lain yang relevan dengan upaya merangkum nilai-nilai sejarah yang ada kawasan tersebut.
"Termasuk nanti akan ada pertunjukan teater yang menampilkan cerita tentang tembikar, hasil karya pendahulu menggunakan bahan tanah. Penampilan sederhana dari anak muda penduduk sekitar," kata Azhari yang juga pengajar pada Universitas Negeri Medan.
Heboh Soal Kucing, Manado Malah Punya Pasar Kuliner Ekstrem
Belakangan, heboh seorang pria di Kemayoran memakan seekor kucing hidup-hidup. Ternyata, hewan ekstrem lain juga menjadi makanan di tempat ini.
Inilah Pasar Tomohon, sebuah pasar ekstrem yang menjual aneka makanan tidak biasa dari berbagai hewan. Sebenarnya, mungkin kucing bukan hewan ekstrem. Tetapi kucing merupakan hewan peliharaan yang bukan seharusnya dijadikan makanan.
Namun, terlepas dari kontradiksi, Pasar Tomohon menjadi salah satu kultur yang ada di Manado. Dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber, Senin (29/7/2019) Pasar Tomohon dapat ditempuh sekitar 1 jam dari Kota Manado. Di dalamnya, ada berbagai olahan dari hewan seperti ular, kelelawar, kucing dan tikus.
Persisnya, terletak di Jalan Beriman. Pasar Tomohon pun juga dikenal dengan nama Pasar Beriman.
Satu wilayah ini semuanya menjual berbagai macam daging hewan ekstrem dari ujung ke ujung. Umumnya, hewan sudah mati dan dipotong. Misalnya saja ular yang sudah dikuliti dan dipotong menjadi beberapa bagian.
Ada juga kelelawar dan tikus yang dibakar hingga menghitam. Begitu pun dengan daging anjing yang sering menjadi kontra di berbagai wilayah. Nyatanya, di Tomohon masih menjadi permintaan berbagai warga sekitar.
Tidak jarang, ada juga kucing yang dijual. Daging kucing pun dijual dalam bentuk bakar, sama seperti proses pengolahan daging anjing.
Mungkin, jika merupakan warga asing serta bukan penduduk lokal akan miris dengan hal ini. Tetapi, anjing-anjing yang dijual, sebelum dibakar akan dipukul hingga tewas. Baru kemudian diolah pada tahap selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar