Masker-masker yang beredar di pasaran ternyata punya fungsi dan peruntukan yang beragam, sekalipun secara fisik tampak serupa. Nah, belakangan banyak masker non medis diklaim sebagai masker medis padahal spesifikasinya berbeda.
"Yang disebut sebagai tidak sesuai dengan peruntukannya adalah misalnya masker itu sebenarnya bukan masker alat kesehatan tetapi diklaim sebagai masker alat kesehatan," kata Plt Dirjen Farmalkes, drg Arianti Anaya, MKM, dalam konferensi pers, Minggu (4/4/2021).
"Ini akan ditindaklanjuti karena tentunya ini akan menyesatkan masyarakat," lanjutnya.
Menurut dr Arianti, masker medis harus memenuhi persyaratan mutu dan keamanan serta lulus berbagai uji terkait filtrasi virus dan bakteri. Masker medis yang lulus uji ini akan mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan.
Masker medis, menurut dr Arianti, memiliki efisiensi penyaringan bakteri minimal 95 persen. Spesifikasi ini berbeda dengan masker non medis, yang antara lain dipakai di industri pengecatan, yang tidak dianjurkan untuk pencegahan COVID-19.
"Untuk masker-masker yang non medis tetapi menggunakan klaim sebagai masker medis, kementerian kesehatan sudah melakukan pengawasan dan sudah melakukan penyitaan di beberapa tempat," jelas dr Arianti.
Diakui, secara fisik memang sulit ditemukan adanya perbedaan antara masker medis dan non medis. Meski demikian, masker palsu bisa dikenali antara lain dengan mengecek izin edar yang tercantum pada kemasan, melalui infoalkes.kemkes.go.id.
https://maymovie98.com/movies/the-swap-2/
Kesalahan Saat Sarapan yang Bikin Berat Badan Tidak Turun-turun
- Sarapan merupakan salah satu sesi makan yang terpenting bagi orang yang sedang menjalani program diet penurunan berat badan. Melewatkan sesi ini bisa mengacaukan target penurunan berat badan.
"Makan sarapan yang sehat dapat membantu Anda menghindari terlalu lapar dan kemudian makan berlebihan di kemudian hari," kata Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pada laman webnya. Tetapi tidak semua sarapan dapat membuat berat badan menjadi turun ataupun seimbang.
"Salah satu cara terbaik untuk melakukan ini-dan membuat perubahan gaya hidup yang realistis dan tahan lama-adalah dengan makan sarapan yang sehat setiap pagi," kata Tina Haupert seorang influencer gaya hidup yang juga merupakan ahli gizi.
Tina menjelaskan sarapan pada pagi hari yang tepat dapat meningkatkan metabolisme tubuh. Meski begitu, sarapan yang tidak tepat dapat menggagalkan upaya penurunan berat badan jika tidak berhati-hari.
Dikutip dari Health, berikut ini adalah beberapa kesalahan saat sarapan yang dapat membuat diet penurunan berat badan tidak berhasil.
1. Menunda sarapan
Penelitian menemukan bahwa sarapan di pagi hari dapat membantu meningkatkan metabolisme, terlebih saat mengonsumsi sarapan dalam waktu 30-60 menit setelah bangun tidur.
Hal tersebut dilakukan guna memanfaatkan potensi pembakaran lemak pada tubuh sepenuhnya. Selain itu, memastikan bahwa tubuh tidak berada dalam keadaan saat lapar, membuat makan di kemudian hari menjadi lebih terkontrol porsinya.
2. Tidak mengonsumsi protein
Mengonsumsi makanan yang tinggi akan kandungan protein saat sarapan seperti telur dan yogurt ternyata dapat menangkal rasa lapar dan membantu seseorang makan lebih sedikit sehingga dapat menurunkan berat badan dengan defisit kalori.
Konsumsi makanan tinggi protein saat sarapan menjadi pilihan yang tepat karena protein dicerna tubuh lebih lambat daripada sarapan lainnya.
"Studi menemukan bahwa wanita yang makan sarapan telur kehilangan berat badan dua kali lebih banyak daripada wanita yang memulai hari-hari mereka dengan bagel," kata Tina.
"Protein dalam telur meningkatkan rasa kenyang dan mengurangi rasa lapar, yang membantu Anda makan lebih sedikit kalori sepanjang hari," tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar