Studi di Inggris menemukan virus Corona baru, disebut 'mirip' COVID-19. Penyebabnya, sama-sama berasal dari kelelawar.
Virus yang kemudian dinamakan RhGB01 ditemukan seorang mahasiswa sarjana ekologi berusia 22 tahun. Ivana Murphy, menjalani disertasi tahun terakhirnya dengan meneliti kumpulan kotoran kelelawar.
"Receptor blinding domain, bagian dari virus yang menempel pada sel inang untuk menginfeksi seseorang, tidak kompatibel dengan kemampuan untuk menginfeksi sel manusia," jelas Murphy, menegaskan sejauh ini virus Corona baru tersebut tampak tak berbahaya, dikutip dari New York Post, Senin (26/4/2021)
Namun, studi tersebut mengungkap kekhawatiran SARS-CoV-2 atau COVID-19 mampu menular ke kelelawar yang bisa memicu virus baru. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi para peneliti khususnya terkait pengembangan vaksin.
"Mencegah penularan SARS-CoV-2 ke kelelawar sangat penting dengan kampanye vaksinasi massal global untuk melawan virus ini," kata studi tersebut, yang akan diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports, kata surat kabar Inggris.
Diana Bell, seorang profesor di Universitas East Anglia yang juga terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan penelitian itu menyoroti risiko orang yang bersentuhan dengan kelelawar.
"Siapa pun yang bersentuhan dengan kelelawar atau kotorannya, seperti penyelamat kelelawar atau penjelajah gua, harus memakai [alat pelindung diri] yang sesuai untuk mengurangi risiko mutasi," dia memperingatkan.
"Kami perlu menerapkan peraturan ketat secara global untuk siapa pun yang menangani kelelawar dan hewan liar lainnya," lanjutnya.
Murphy, mahasiswa yang pertama kali menemukan virus itu, khawatir virus RhGB01 bisa membuat serangan kelelawar.
"Saya khawatir orang-orang akan tiba-tiba mulai takut dan menganiaya kelelawar, yang merupakan hal terakhir yang saya inginkan dan tidak perlu," katanya kepada surat kabar itu.
"Seperti halnya semua satwa liar, jika dibiarkan tidak menimbulkan ancaman apa pun."
https://maymovie98.com/movies/burnt-by-the-sun/
Jurus RI Atasi Masalah Limbah Industri
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mengingatkan kepada industri untuk tetap mengelola limbah dengan benar meski situasi di tengah pandemi COVID-19. Konsep industri 'hijau' terus digaungkan untuk penggunaan sumber daya secara berkelanjutan.
Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) menyebut pertumbuhan sektor industri harus dibarengi dengan pola pikir industri yang berkelanjutan. Terlebih sektor ini menjadi salah satu sektor pendorong Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Pada triwulan IV tahun 2020 beberapa industri telah tumbuh positif, seperti industri logam dasar tumbuh 11,46%, industri kimia, farmasi, dan obat tradisional sebesar 8,45%, industri makanan & minuman sebesar 1,66%, serta beberapa sektor industri lainnya juga telah menunjukkan pertumbuhan yang positif.
"Pertumbuhan ini harus diimbangi dengan perubahan pola pikir dan pola bisnis pada industri untuk menjadi industri yang efisien dan efektif, serta taat pada aturan yang terkait dengan lingkungan hidup agar tidak terjadi konsumsi dan penggunaan sumber daya alam yang berlebihan," kata Kepala BSKJI, Hendro Martono dalam keterangan tertulis yang dikutip detikcom, Minggu (25/4/2021).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar