Kasus COVID-19 di India kembali melonjak sejak Sabtu (17/4/2021) lalu. Saat itu, India melaporkan sebanyak 260.778 kasus baru COVID-19.
Pada Senin (19/4/2021), India kembali mencatat rekor infeksi harian sebanyak 273.810 dan 1.619 kasus kematian. Total kasusnya saat ini sudah lebih dari 15 juta dan berada di posisi kedua setelah Amerika Serikat.
Akibat tsunami Corona di India ini, rumah sakit yang ada di negara tersebut penuh, stok obat-obatan dan oksigen pun terbatas. Tak hanya itu, tempat-tempat kremasi jenazah pun juga tidak pernah berhenti bekerja.
"Kami bekerja sepanjang waktu dengan kapasitas yang penuh agar bisa mengkremasi jenazah tepat waktu," kata seorang pemimpin kepercayaan yang menjalankan proses krematorium di Kota Surat Kamlesh Sailor, dikutip dari Reuters, Selasa (20/4/2021).
Menurut petugas krematorium dan pemakanan di India, sejumlah kota besar lainnya di India juga melaporkan jumlah kremasi dan pemakaman jauh lebih banyak dari sebelumnya.
"Banyak pasien datang ke rumah sakit dalam kondisi yang sangat kritis dan meninggal sebelum mereka diuji (tes COVID-19). Dan ada beberapa kasus di mana pasien meninggal dibawa dari rumah sakit, tetapi kami tidak tahu apakah mereka positif atau negatif (COVID-19)," kata petugas tersebut.
Jumlah kremasi jenazah meningkat tiap hari
Selain di pusat krematorium di Surat, tempat krematorium lainnya yang dikenal dengan Umra dalam sehari bisa mengkremasi sebanyak 100 jenazah, lengkap dengan protokol COVID-19. Tetapi, selama seminggu terakhir jumlahnya semakin bertambah.
Prashant Kabrawala, seorang pengelola krematorium kota ketiga bernama Ashwinikumar mengatakan beberapa pekan terakhir jumlah jenazah yang dikremasi di tempat itu meningkat tiga kali lipat.
"Saya sudah mengelola krematorium itu sejak 1987. Tetapi, selama bertahun-tahun saya belum pernah melihat begitu banyak jenazah yang datang untuk dikremasi seperti saat ini," jelas Prashant.
Kepala krematorium Azad, tempat krematorium besar lainnya, yang tak disebutkan namanya mengatakan jumlah kremasi dengan protokol COVID-19 meningkat lima kali lipat dalam beberapa pekan terakhir. Para pekerja harus mengkremasi jenazah yang tak kunjung henti berdatangan, siang dan malam
"Kami bekerja siang dan malam. Insinerator terus beroperasi, tetapi masih saja banyak orang yang menunggu giliran untuk mengkremasi jenazah keluarganya," pungkasnya.
https://kamumovie28.com/movies/passengers/
Jenazah Pasien Corona Terdampar di Pantai, Negara Ini Larang Warganya Keluar
- Vanuatu, negara kepulauan di Samudra Pasifik, melarang warganya untuk keluar dari wilayah mereka selama tiga hari setelah pihak berwenang menemukan jenazah pasien Corona terdampar di tepi pantai.
Menurut laporan Radio New Zealand (RNZ), pelarangan ini dilakukan karena pihak berwenang hendak melakukan tracing kepada warga sekitar.
Dikutip dari CNN, jenazah pasien Corona tersebut diketahui merupakan seorang nelayan Filipina. Jenazah ini ditemukan pada 11 April lalu di dekat ibu kota Vanuatu, Port Vila.
Pada hari itu, sebuah kapal tanker berbendera Inggris melaporkan bahwa ada satu anak buah kapal (ABK) mereka yang tidak berada di dalam kapal saat hendak berlayar keluar dari Port Vila.
Otoritas Vanuatu lantas meminta kapal tanker tersebut untuk kembali ke pelabuhan. Operasi pencarian ABK yang hilang pun dilakukan.
Hingga akhirnya, jasad ABK tersebut ditemukan di tepi pantai dalam kondisi meninggal dunia. Jenazah pun langsung dibawa ke tempat pemeriksaan dan diketahui positif COVID-19.
Oleh karena itu, otoritas setempat pun langsung meminta 16 orang yang berada di lokasi jenazah tersebut ditemukan untuk melakukan karantina. Sebagian besar dari 16 orang itu merupakan anggota kepolisian.
Direktur Jenderal Kesehatan Vanuatu, Russel Tamata, juga mendesak warga untuk melakukan tes Corona meski risiko penularannya sangat kecil.
Hingga saat ini, negara berpenduduk sekitar 300.000 orang tersebut baru mencatat tiga kasus COVID-19. Vanuatu pertama kali melaporkan kasus infeksi virus Corona pada November 2020 lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar