Selasa, 27 April 2021

3 Alasan DKI Harus Perketat WFH Lagi Meski Vaksinasi Sudah Jalan

 - Klaster perkantoran virus Corona DKI Jakarta kembali meningkat dua kali lipat. Sebagian di antaranya bahkan sudah menerima vaksin COVID-19. Hal ini diungkap Pemprov DKI Jakarta dalam unggahannya di media sosial.

"Sebagian besar kasus konfirmasi COVID-19 di perkantoran terjadi pada perkantoran yang sudah menerima vaksinasi COVID-19," tulis akun Pemprov DKI, Sabtu (24/4/2021).


Pakar epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman pun mendesak untuk kembali memperketat WFH (work from home). Ia menyebutkan beberapa alasan mengapa klaster perkantoran menjadi salah satu penyumbang kasus Corona terbanyak, termasuk di dunia.


"Klaster perkantoran ini adalah hal yang serius karena bisa mengancam pegawai dan keluarganya. Bisa berkontribusi lagi dalam penyebaran," tutur Dicky saat dihubungi detikcom Selasa (27/4/2021).


Berikut 3 alasan mengapa harus kembali memperketat penerapan WFH.


1. Lemahnya protokol kesehatan di kantor

Disebutkan Dicky, penyebab terjadinya klaster kantoran bisa merujuk kepada lokasi. Seperti pada saat makan di kantin kantor, ada meeting offline.


"Adanya mekanisme pertemuan offline, yang mana melakukan pertemuan di saat pandemi ini salah, walaupun sudah divaksinasi, itu tidak jadi pembenaran karena ada banyak hal yang harus dipastikan terlebih dahulu, jadi euforia vaksinasi menjadi kontributor dalam abainya protokol kesehatan di perkantoran," jelas Dicky.


2. Kurangnya monitoring prokes dari pemerintah

Pengawasan terhadap protokol kesehatan di kantor lemah, oleh karena itu Dicky menyarankan agar pemerintah daerah harus mengambil peran yang sangat besar dan harus ditingkatkan untuk monitoring prokes.


"Kalau tidak ada monitoring ya abai para pekerja di kantor," tambahnya.


Dicky mencontohkan, ketika para pekerja kantor makan siang, mereka seringkali lupa akan protokol kesehatan. Maka hal ini yang berkontribusi dalam peningkatan kasus.

3. Mengabaikan protokol kesehatan

Banyak titik lengah penularan Corona di kantor yang tak disadari sejumlah karyawan. Termasuk makan bersama, berkumpul di dalam ruangan minim ventilasi, sehingga penularan Corona semakin tinggi risikonya.


"Lemahnya protokol kesehatan di kantor atau tempat kerja itu, atau buruk, atau memang salah, sebagai contoh adanya mekanisme pertemuan offline," jelas Dicky.


Di sisi lain, pemerintah juga belum maksimal melaksanakan pengendalian pandemi Corona terutama di tracing. Padahal, hal tersebut menjadi kunci utama mengatasi wabah Corona.

https://kamumovie28.com/movies/murder-manual/


Kisah Pilu Pasien COVID-19 di India, Meninggal di Jalan depan RS


- India tengah dihantam gelombang kedua virus Corona yang sangat mengancam fasilitas kesehatan negara itu. Dikhawatirkan tsunami COVID-19 yang menerjang India ini bisa menciptakan strain baru yang lebih berbahaya dan memperpanjang pandemi global.

Saat ini rumah sakit di seluruh India kehabisan tempat tidur. Situasi terparah terjadi di ibu kota, New Delhi, di mana banyak yang kekurangan pasokan obat dan oksigen.


Banyak pasien sekarat di luar rumah sakit namun tak bisa mendapat pertolongan di waktu yang tepat.


"Dia terengah-engah, kami melepas masker wajahnya dan dia menangis dan berkata 'selamatkan saya, tolong selamatkan saya'" kata Mohan Sharma, 17, yang ayahnya meninggal di depan rumah sakit di New Delhi.


"Tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya bisa melihatnya mengembuskan napas terakhir," lanjutnya.


Negara ini mengalami kekurangan tempat tidur di bangsal perawatan intensifnya, dengan banyak keluarga pasien terpaksa mengemudi berpuluh kilometer untuk mencoba menemukan tempat tidur untuk orang yang mereka cintai.

https://kamumovie28.com/movies/we-are-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar