- DKI Jakarta masih menjadi salah satu penyumbang kasus Corona di Indonesia tertinggi. Per kemarin saja, tercatat 749 kasus baru COVID-19 saat cakupan vaksinasi dosis kedua mencapai 98,2 persen per Senin (26/4/2021).
Baru-baru ini, klaster perkantoran Corona di DKI Jakarta juga kembali meningkat. Maka dari itu Pemprov DKI kembali mewajibkan kapasitas WFH di perkantoran dibatasi hingga 50 persen.
"Pegawai harus 50 persen, harus jaga jarak, ketentuan protokol kesehatan berjalan, pegawai masuk harus cek suhu tubuh, tempat dia berjalan juga harus diberikan tanda agar jaga jarak, itu tetap harus jalan," kata Kasatpol PP Arifin di DPRD DKI Jakarta, Jl Kebon Sirih, Senin (26/4/2021).
Sementara kasus aktif Corona di Jakarta totalnya sebanyak 6.557 orang, hanya turun 560 kasus dari angka sebelumnya. Di antara 6 ribu lebih kasus Corona di DKI, ada sejumlah wilayah yang mencatat penambahan tertinggi, seperti berikut.
Kelurahan Pademangan Timur (Jakarta Utara): 75 kasus
Kelurahan Pejagalan (Jakarta Barat): 70 kasus
Kelurahan Srengseng Sawah (Jakarta Selatan): 69 kasus
Kelurahan Jagakarsa (Jakarta Selatan): 65 kasus
Kelurahan Pondok Bambu (Jakarta Timur): 60 kasus
Kelurahan Sunter Agung (Jakarta Utara): 59 kasus
Kelurahan Sunter Jaya (Jakarta Utara): 58 kasus
Kelurahan Pondok Kelapa (Jakarta Timur): 55 kasus
Kelurahan Cibubur (Jakarta Timur): 52 kasus
Kelurahan Kapuk Muara (Jakarta Utara): 52 kasus
Kelurahan Kelapa Dua Wetan (Jakarta Timur): 52 kasus
Kelurahan Pegadungan (Jakarta Barat): 51 kasus
Kelurahan Cilandak Barat (Jakarta Selatan): 47 kasus
Kelurahan Cipete Utara (Jakarta Selatan): 47 kasus
Kelurahan Cipinang Melayu (Jakarta Timur): 47 kasus
Kelurahan Kalibata (Jakarta Selatan): 47 kasus
Kelurahan Kebon Pala (Jakarta Timur): 46 kasus
Kelurahan Duren Sawit (Jakarta Timur): 45 kasus
Kelurahan Duri Kepa (Jakarta Barat): 45 kasus
Kelurahan Pasar Minggu (Jakarta Selatan): 44 kasus
Kelurahan Pondok Labu (Jakarta Selatan): 44 kasus
Kelurahan Pondok Pinang (Jakarta Selatan): 44 kasus
Kelurahan Cengkareng Timur (Jakarta Barat): 42 kasus
Kelurahan Lubang Buaya (Jakarta Timur): 42 kasus
Kelurahan Kalisari (Jakarta Timur): 41 kasus
https://kamumovie28.com/movies/the-vast-of-night/
Mengenal Varian 'Triple Mutation', Menghantui India di Tengah Tsunami COVID-19
Baru lagi, India kini mengidentifikasi varian Corona baru dengan tiga mutasi atau 'triple mutation'. Para pakar setempat meyakini Corona India yang dinamakan B1618 ini bisa lolos dari pendeteksian tes Corona melalui PCR.
Jika benar demikian, tentu saja hal ini memicu kondisi semakin tak terkendali saat kasus baru COVID-19 di India terus mencetak rekor dunia per harinya. Dikutip dari Jagran English, varian Corona India B1618 ini rupanya turunan dari varian Corona B1617 yang belakangan dikhawatirkan.
Sementara B1617 memiliki mutasi E484Q dan L452R yang disebut mampu melawan antibodi pasca vaksinasi Corona. Maka dari itu, Corona B1618 juga diyakini memiliki kemampuan yang sama bahkan lebih dari itu.
"Karena virus menyebar dalam kecepatan waktu yang mengkhawatirkan, ada kemungkinan amat besar kami masih akan menemukan banyak varian lain dalam populasi kami. Beberapa dari varian ini menular (menyebar) lebih cepat, atau dengan tingkat keparahan dan lolos dari vaksin yang lebih besar," ujar penanggung jawab laboratorium virologi klinis, Institut Ilmu Kedokteran Amrita, Kochi, dr Veena P Menon.
Seberapa berbahaya?
Sejauh ini, para peneliti menyebut Corona B1618 memiliki tingkat transmisi atau penularan virus yang sangat cepat, sama seperti varian mutan ganda Corona India B1617.
Namun, peneliti di Council of Scientific and Industrial Research's Institute of Genomic and Integrative Biology (CSIR-IGB) di New Delhi, Vinod Scaria menjelaskan angka kematian akibat Corona B1618 perlu ditelaah lebih lanjut dalam penelitian di laboratorium.
"Ini adalah varian yang lebih menular. Ini membuat banyak orang sakit dalam hitungan waktu sangat cepat. Kami harus terus-menerus meneliti vaksin. Kami perlu memahami penyakitnya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar