Baru lagi, India kini mengidentifikasi varian Corona baru dengan tiga mutasi atau 'triple mutation'. Para pakar setempat meyakini Corona India yang dinamakan B1618 ini bisa lolos dari pendeteksian tes Corona melalui PCR.
Jika benar demikian, tentu saja hal ini memicu kondisi semakin tak terkendali saat kasus baru COVID-19 di India terus mencetak rekor dunia per harinya. Dikutip dari Jagran English, varian Corona India B1618 ini rupanya turunan dari varian Corona B1617 yang belakangan dikhawatirkan.
Sementara B1617 memiliki mutasi E484Q dan L452R yang disebut mampu melawan antibodi pasca vaksinasi Corona. Maka dari itu, Corona B1618 juga diyakini memiliki kemampuan yang sama bahkan lebih dari itu.
"Karena virus menyebar dalam kecepatan waktu yang mengkhawatirkan, ada kemungkinan amat besar kami masih akan menemukan banyak varian lain dalam populasi kami. Beberapa dari varian ini menular (menyebar) lebih cepat, atau dengan tingkat keparahan dan lolos dari vaksin yang lebih besar," ujar penanggung jawab laboratorium virologi klinis, Institut Ilmu Kedokteran Amrita, Kochi, dr Veena P Menon.
Seberapa berbahaya?
Sejauh ini, para peneliti menyebut Corona B1618 memiliki tingkat transmisi atau penularan virus yang sangat cepat, sama seperti varian mutan ganda Corona India B1617.
Namun, peneliti di Council of Scientific and Industrial Research's Institute of Genomic and Integrative Biology (CSIR-IGB) di New Delhi, Vinod Scaria menjelaskan angka kematian akibat Corona B1618 perlu ditelaah lebih lanjut dalam penelitian di laboratorium.
"Ini adalah varian yang lebih menular. Ini membuat banyak orang sakit dalam hitungan waktu sangat cepat. Kami harus terus-menerus meneliti vaksin. Kami perlu memahami penyakitnya."
https://kamumovie28.com/movies/lupin-the-third-farewell-to-nostradamus/
Bocah 7 Tahun Koma Setelah Dipaksa Latihan Judo dan Dibanting 20 Kali
Seorang bocah laki-laki asal Taiwan bermarga Huang saat ini dalam keadaan koma setelah diduga dibanting lebih dari 20 kali saat latihan Judo.
Dikutip dari laman Mothership, paman Huang yang menemaninya selama latihan mengatakan bocah malang itu memulai latihan pada 21 April pukul 7 malam. Saat latihan, Huang terlihat tidak enak badan dan mengeluh mual.
Paman Huang kemudian berkata pada pelatih karena khawatir, tetapi pelatih itu menepisnya dan menghubungkan mual yang dirasakan Huang karena terlalu banyak makan. Pelatih kemudian diduga menginstruksikan dua anak laki-laki untuk melatih lemparan mereka pada Huang.
Huang kemudian berulang kali memohon kepada pelatih untuk berhenti karena kepala dan kakinya sakit, dan dia tidak ingin melakukan ini lagi. Namun pelatih tersebut diduga mengancam bocah itu untuk bangun atau dia yang akan membanting bocah itu ke tanah.
Pelatih melanjutkan jurus membanting pada Huang enam sampai tujuh kali, setelah itu pingsan. Total, Huang terlempar ke tanah sekitar 27 kali.
Paman Huang kemudian menyadari bahwa tangisan kesakitan keponakannya telah berhenti. Ketika pelatih membawa bocah itu ke pamannya, Huang wajahnya sudah sangat pucat dan matanya memutar.
Pelatih menepisnya, mengatakan bahwa dari pengalamannya selama bertahun-tahun, Huang hanya berpura-pura pingsan. Pelatih kemudian mengatakan bahwa dia tidak yakin apakah itu mungkin karena dia muntah dan tersedak muntahannya, dan mengatakan bahwa jika mereka tidak merasa yakin, mereka dapat mencari pertolongan medis.
Cedera Huang setara dengan tertabrak mobil
Bocah malang itu segera dibawa ke rumah sakit tempat dia dioperasi, dan diketahui bahwa dia menderita pendarahan otak. Dokter mengatakan bahwa cederanya setara dengan ditabrak mobil, dan dia mungkin secara permanen tetap dalam keadaan vegetatif.
Ketika ayah Huang menemui sang pelatih, sang pelatih awalnya mengatakan bahwa ada alat pelindung selama pelajaran. Namun ditemukan kejanggalan dalam penjelasannya.
Namun belakangan, ia mengakui telah membanting Huang ke tanah dengan dua muridnya. Pelatih saat ini sedang diselidiki dan jaksa telah mengajukan penahanan terhadap pelatih tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar