Pabrikan HP bekerja sama dengan pabrikan kamera bukan hal baru. Seperti Huawei dengan Leica, Zeiss yang dulu digandeng Nokia dan kini juga dengan Vivo, dan terbaru adalah OnePlus dengan Hasselblad.
Samsung pun dikabarkan bakal menggandeng pabrikan kamera untuk meningkatkan kemampuan kamera di HP terbarunya. Pabrikan kamera yang bakal digandeng Samsung itu kabarnya adalah Olympus.
Lalu HP yang menjadi hasil kerja sama keduanya itu kemungkinan adalah Galaxy Fold 3 atau pun Galaxy S22 Ultra. Rumor ini dihembuskan oleh Yogesh lewat akun @heyitsyogesh di Twitter, demikian dikutip detikINET dari Petapixel, Kamis (15/4/2021).
Rumor serupa juga dikicaukan oleh IceUniverse, yang menyebut kabar kerja sama Samsung dengan Olympus itu akurat. Kabarnya Olympus adalah pihak yang pertama menggagas kerja sama itu, dan Samsung pun disebut tertarik dengan ide Olympus.
Kemungkinan hasil dari kerja sama antara Samsung dan Olympus itu adalah penerapan teknologi stabilizer sensor shift di kamera Fold 3 ataupun S22. Teknologi ini sebelumnya dipakai Apple di iPhone 12 Pro Max.
Sensor shift sebenarnya bukan teknologi baru karena sudah sering diterapkan di kamera mirrorless dengan nama beken: in body stabilization (IBIS). Namun untuk ranah HP, teknologi ini belum lazim. Sistem stabilizer gambar yang biasanya dipakai hanya optical image stabilization (OIS) yang berbasis di lensa.
Nah, sistem IBIS yang dipakai Olympus di kamera mirrorlessnya memang salah satu yang terbaik dibanding pesaingnya. Jika Samsung menggandeng pabrikan asal Jepang itu untuk memanfaatkan teknologi sensor shift-nya, bisa dibilang itu adalah pilihan yang tepat.
https://movieon28.com/movies/overheard/
BMKG Peringatkan Kedatangan Siklon Tropis Surigae Jadi Topan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, saat ini bibit siklon tropis di Utara Papua telah berkembang menjadi Siklon Tropis "Surigae" yang bergerak ke arah barat laut mendekati wilayah Filipina.
Penamaan siklon atau badai tropis Surigae ini dilakukan oleh Japan Meteorogical Agency (JMA), termasuk analisis dan pergerakannya. Sebelumnya bibit siklon ini bernama 94W.
"Akibatnya, saat ini terjadi peningkatan kecepatan angin rata-rata di wilayah Utara Sulawesi dan Sekitarnya berkisar 8 - 20 knot," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (14/4), dikutip melalui keterangan pers di website BMKG.
Dwikorita menerangkan, siklon atau badai tropis ini diprakirakan akan berkembang menjadi badai tropis kuat (STS) dan bahkan typhoon (TY) pada tanggal 16 April 2021.
Sementara itu, Guswanto Deputi Meteorologi BMKG menjelaskan, sebagai dampak tidak langsung siklon tropis ini, kecepatan angin di utara Sulawesi dan sekitarnya diprakirakan akan terus meningkat secara bertahap hingga puncaknya pada 18 April 2021. Begitu juga dengan hujan yang akan mengguyur dengan intensitas ringan hingga sedang dan berpotensi hujan lebat untuk sepekan ke depan sebagai akibat dampak tidak langsung wilayah yang berdekatan dengan posisi siklon tropis.
"Sedangkan tinggi gelombang laut akan mengalami peningkatan hingga puncaknya pada 18 April 2021. Gelombang ini bahkan dapat mencapai kategori sangat tinggi (4,0 - 6,0 m) di wilayah Perairan Kepulauan Sitaro, Sangihe, dan Talaud, serta Laut Maluku bagian utara," paparnya.
Guswanto menuturkan pula, saat ini BMKG (TCWC Jakarta) terus memantau perkembangan siklon tropis Surigae tersebut.
Kepada masyarakat, BMKG mengimbau untuk waspada dan tetap berhati-hati dengan potensi angin kencang, hujan lebat, dan dampak lanjutannya seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar