Jumat, 30 April 2021

Cerita Mahasiswa RI di New Delhi soal Ganasnya Amukan COVID-19 di India

 Badai tsunami COVID-19 India juga ikut dihadapi warga Indonesia. Mereka menyaksikan bagaimana lonjakan kasus Corona terjadi hingga pasokan medis terus menipis setiap harinya.

Seperti dialami mahasiswa Jawaharlal Nehru University (JNU), Mohd Agoes Aufiya. Ia membenarkan, kalau India tengah 'mati-matian' melawan ledakan kasus COVID-19 sepekan belakangan.


Dalam 24 jam terakhir saja, Agoes menyebut, kasus Corona di India masih mencetak rekor dengan catatan lebih dari 350 ribu kasus setiap harinya. Menurutnya, banyak warga yang akhirnya tak tertolong lantaran kapasitas perawatan medis di hampir semua RS penuh.


"Ketersediaan COVID-19 ICU bed rumah sakit yang ada di kota New Delhi untuk tempat tidur ICU dari 4.821 yang tersedia, yang sudah digunakan atau terpakai yaitu 4.803 sehingga hanya 18 tempat tidur ICU yang tersisa," tutur Agoes dalam konferensi pers Kamis (29/4/2021).


"Memang banyak sekali warga India, terutama di kota New Delhi mencoba melakukan perawatan di rumah sakit ini sudah overload, tidak bisa menampung lagi," imbuh Agoes.


Lantas bagaimana nasib WNI di India?

Menurut Agoes, selama ini ia selalu berkontak dengan para WNI lainnya. Memastikan kondisi satu sama lain baik-baik saja, begitu pula dengan pasokan kebutuhan sehari-hari di tengah penerapan lockdown yang diperpanjang di New Delhi.


"Sejauh ini kita memiliki grup Whatsapp yang dikelola Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di New Delhi. Di sanalah kita berbagi informasi. Sebelumnya, KBRI sudah menerbitkan surat imbauan pada WNI di rumah dan menaati protokol kesehatan," ujar Agoes.


Sebagai WNI yang menetap di wilayah yang paling terdampak COVID-19 di India, ia masih tetap bersyukur kebutuhan pokoknya sejauh ini terpenuhi. Ia pun tak masalah untuk menjalani pengetatan lockdown lebih lama demi keamanan dirinya dan yang lain.


"Sekarang (lockdown) diperpanjang 27 April-3 Mei. Sepertinya akan terus berlanjut jika kasus terus meningkat. Tidak semua orang bisa keluar dari rumah, hanya beberapa penting saja seperti membeli sembako, sayur-sayuran, buah-buahan. Kalau ingin keluar rumah harus menggunakan e-Pass atau izin tertentu diperkenankan pemerintah," pungkasnya.

https://maymovie98.com/movies/street-fighter-the-legend-of-chun-li/


Bikin Nggak Habis Thinking! Ini Alasan Psikologis Orang Percaya Babi Ngepet


 Viral cerita penangkapan babi ngepet di Depok yang belakangan dipastikan polisi cuma hoax. Rupanya, sang ustaz yang mengarang cerita tersebut membeli babi di toko online agar dirinya bisa terkenal usai mengaku-ngaku berhasil menangkap babi ngepet.

Tak sedikit warga yang langsung percaya fenomena babi ngepet meskipun kerap dipastikan hal semacam ini tidak mungkin terjadi. Psikolog klinis Nuzulia Rahma Tristinarum dari Pro Help Center menyebut ada beberapa kemungkinan penyebab di balik kepercayaan fenomena babi ngepet.


Pertama, cara berpikir seseorang. Menurut Rahma, cara berpikir logis setiap orang tentu berbeda, ada sebagian orang tak terbiasa berpikir kritis, tanpa ingin mencari tahu informasi lebih lanjut.


Pada akhirnya, orang tersebut hanya 'menelan' mentah-mentah dan ikut termakan informasi hoax.


"Ada juga kepercayaan keluarga atau lingkungan yang ditanamkan sehingga menginternalisasi sebagai keyakinan," beber dr Rahma menjelaskan alasan lainnya, saat dihubungi detikcom Kamis (29/4/2021).


Alasan lainnya, disebut Rahma sama seperti motif sang ustaz yang membuat hoax penangkapan babi ngepet di Depok. Disebutnya, bentuk perilaku mencari perhatian atau mencari keuntungan tertentu juga bisa menjadi dasar pertimbangan kepercayaan mereka.


Selain itu, lingkungan bergaul dan wawasan seseorang berpengaruh besar sebagai faktor persepsi mereka terkait fenomena babi ngepet. Diberitakan sebelumnya, kronologi hoax cerita penangkapan babi ngepet sudah direncanakan para pelaku juha-jauh hari.


"Tersangka ini bekerja sama dengan kurang-lebih delapan orang, mengarang cerita tersebut, seolah-olah babi ngepet itu benar. Ternyata itu rekayasa tersangka dan teman-temannya," jelas Kapolresta Depok Kombes Imran Siregar.


Kepada warga, Adam Ibrahim menggambarkan babi ngepet itu berkalung dan kepalanya diikat tali merah. "Tersangka merekayasa dengan memesan secara online seekor babi dari pencinta binatang," lanjutnya.

https://maymovie98.com/movies/pink-bomb/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar