Senin, 05 April 2021

Hati-hati! Posisi Bercinta Ini Bisa Bikin Penis Patah

  Ternyata beberapa posisi seks dapat berisiko besar bagi laki-laki. Posisi tersebut bahkan dapat melukai penis hingga membuat penis patah atau disebut penile fracture.

Posisi yang berisiko dapat melukai penis hingga membuatnya patah adalah posisi seks yang menempatkan perempuan di atas. Posisi tersebut di antaranya seperti Woman on Top dan reverse cowgirl.


University of Campinas di Brazil melakukan penelitian mengenai penile fracture. Penelitian ini berfokus pada data dari tiga rumah sakit berbeda selama tiga belas tahun yang memiliki kejadian penile fracture.


Hasilnya, ditemukan bahwa 50 persen kejadian penis patah terjadi ketika pasangan perempuannya berada di atas. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Advances in Urology pada 2014 ini juga menemukan ternyata hanya ada 44 pasien yang mengalami patah penis selama lebih dari satu dekade di Campinas, Brazil yang merupakan kota dengan lebih dari 3 juta penduduk.


Dikutip dari Health, penis patah pada posisi Woman on Top terjadi karena biasanya saat perempuan di atas, ia mengontrol gerakan saat seks dengan seluruh berat tubuhnya.Artinya, meski beberapa posisi seks, seperti woman on top, memiliki risiko terjadinya penis patah tetapi kejadian tersebut merupakan kejadian yang langka atau jarang terjadi.


Meski penis tidak memiliki tulang, tetapi ia memiliki tunika albuginea yang merupakan jaringan fibrosa yang membungkus uretra dan dua saluran lain yang disebut dengan copora cavernosa yang terisi dengan darah saat penis sedang ereksi.


Saat seluruh beban berat tubuh perempuan di atasnya menekan penis, penis akhirnya patah dan menyebabkan robekan.


Seperti saat patah tulang pada bagian tubuh yang lain, jika penile fracture terjadi sebaiknya datang ke dokter untuk mendapatkan perawatan secepatnya.

https://maymovie98.com/movies/behind-the-mask-the-rise-of-leslie-vernon/


Komnas KIPI Ungkap Temuan Efek Vaksin AstraZeneca, Ada Pembekuan Darah?


Prof Hindra Irawan Satari Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) menyebutkan bahwa pembekuan darah akibat vaksinasi Corona di Indonesia belum ditemukan.

"Di Indonesia juga belum cukup data, juga tentang blood clot. Namun, laporan dari vaksin ini belum ada laporan tentang blood clot ini," jelasnya, dalam konferensi pers, Minggu (4/4/2021).


"Mudah-mudahan tidak ada, tapi kami mempunyai tugas juga dari WHO sebetulnya untuk melaksanakan surveilans kejadian ikutan dengan perhatian khusus, itu dilakukan di 14 rumah sakit di seluruh Indonesia," tambahnya.


Selain itu, Prof Hindra mengatakan, adanya pembekuan darah yang dikaitkan dengan vaksin Astrazeneca yang sebelumnya dibicarakan akan menjadi perhatian. Prof Hindra menyebutkan sudah melakukan pemantauan sejak 13 Januari lalu, dan melihat apakah blood clot di Indonesia meningkat.


Pada kesempatan yang sama, Prof Hindra mengatakan laporan tertinggi yang paling sering dirasakan pasca imunisasi ada 5. Yaitu ada sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot, dan pusing.


"Jadi disimpulkan tidak terkait dengan pemberian vaksin, namun kalau waktu 1 atau 2 hari subjek mengalami demam, mual, muntah, itu kejadian pasca imunisasi, itu menghilang dengan sendirinya dengan tanpa pengobatan," tambahnya.

https://maymovie98.com/movies/beyond-the-mask/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar