Selasa, 02 Februari 2021

Bau Mulut hingga Cek HP, Mana yang Paling Bikin Istri Hilang Mood untuk Bercinta?

 Para pasutri tentu ingin setiap sesi bercinta berjalan mulus. Namun, rupanya banyak halangan hingga penyebab yang memicu rasa tak bergairah pada pria maupun wanita.

Dikutip dari Daily Star, rasa tak bergairah pada wanita tak semata-mata terjadi begitu saja. Berdasarkan survei di Inggris pada 3.300 orang, banyak dari mereka bahkan jadi tak bergairah saat pasangan dinilai tak cukup 'bersih'.


Tubuh yang bersih, wangi, dan siap untuk bercinta jadi dambaan para wanita. Sebab, 35 persen wanita yang mengikuti survei ini merasa pembunuh mood bercinta terbesar adalah soal kebersihan.


Ini tandanya, para pria harus memastikan kondisi tubuh bersih saat akan bercinta. Hal lain yang tak kalah dibenci wanita saat bercinta yaitu kurangnya foreplay.


Bagi mereka, foreplay sangat penting sebelum memulai penetrasi. Banyak wanita yang juga merasa sulit orgasme akibat kurangnya foreplay.


Maka dari itu, para pria disarankan untuk melakukan foreplay terlebih dulu usai bercinta. Ada 24 persen wanita yang benci jika pasangannya tak foreplay lebih dulu.


Kerap disepelekan, menyikat gigi sebaiknya rutin dilakukan sebelum bercinta. Bagaimana tidak, wanita juga bisa langsung 'turn off' ketika pasangan mereka bau mulut, jangan sampai malah gagal bercinta malam ini.


Berdasarkan survei, ada 23 persen dari mereka tak mau lanjut bercinta karena bau mulut tak pasangan. Selain itu, adapula yang bermasalah dengan rambut kemaluan pasangan yang tak dicukur saat akan bercinta, berapa banyak sih?


Berikut detail hasil surveinya.

1. Tubuh tidak bersih: 35 persen


2. Kurangnya foreplay: 24 persen


3. Bau mulut: 23 persen


4. Mengecek handphone: 10 persen


5. Rambut kemaluan tidak dirapikan: 8 persen

https://kamumovie28.com/movies/the-deep-3/


Dirjen WHO Sebut Pandemi COVID-19 Bisa Segera Diakhiri


 Sudah setahun sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan virus Corona COVID-19 sebagai ancaman darurat kesehatan global. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyebut pandemi sebetulnya bisa saja diakhiri di tahun 2022.

Tedros menyebut di awal pandemi ada sejumlah negara yang langsung mengikuti imbauan WHO. Namun ada juga yang tidak mempedulikan dan kini dampaknya harus ditanggung bersama dengan virus berhasil menyebar luas.


Terhitung hingga tanggal 1 Februari 2021, WHO mencatat sudah ada lebih dari 100 juta kasus COVID-19 yang dikonfirmasi. Dari jumlah tersebut sekitar 2,2 juta orang dilaporkan meninggal dunia.


Bagi yang sudah sembuh pun belum tentu kondisi tubuhnya bisa kembali normal. Tedros menyebut sebagian pasien sembuh masih harus menghadapi gejala-gejala sisa yang disebut sebagai long COVID.


"Kejadian pahit ini membuat komunitas dan kesadaran kolektif kita terluka. Penderitaan yang harus dirasakan oleh mereka dengan long COVID, yang saya sendiri kenal banyak, sangat membuat hati ini sedih," tulis Tedros pada Guardian dan dikutip Senin (1/2/2021).


Tedros mengatakan dunia memiliki kesempatan kedua dengan rampungnya vaksin COVID-19. Untuk itu ia lagi-lagi mengimbau agar tiap negara mendengarkan saran WHO berbagi suplai vaksin dengan adil, sehingga tidak ada penduduk dunia yang ketinggalan.


Negara juga disebut jangan lengah, melonggarkan upaya pengendalian hanya karena ada vaksin. Tedros mengingatkan agar kemampuan tes dan pelacakan terus ditingkatkan sehingga tiap kasus COVID-19 bisa diisolasi dengan baik.


"Supaya kita bisa terus berada di depan perkembangan virus, kita harus mengutamakan sains. Terutama saat kita mengetahui munculnya varian-varian baru," ungkap Tedros.


"Bila kita berhasil, kita bisa kembali dalam jalur mengendalikan pandemi. Dan di momen ini di tahun depan, kita akan melihat semua negara dan semua komunitas berada di dunia yang lebih sehat, aman, dan berkelanjutan untuk masa depan," pungkasnya.

https://kamumovie28.com/movies/into-the-deep/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar