Alat tes Corona buatan anak bangsa GeNose C-19 baru-baru ini muncul di lapak online dengan harga beragam, salah satunya bahkan mencapai Rp 99 juta. Penjualan tersebut dipastikan ilegal dan berpotensi berbahaya bagi masyarakat.
Alat buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini bekerja mendeteksi infeksi Corona dengan hembusan nafas dalam waktu 3 menit. Dianggap praktis dan lebih nyaman dibanding swab nasofaring, meski ditegaskan juga bahwa alat ini hanya untuk screening dan bukan untuk diagnosis.
Karena kepraktisannya, alat ini ditargetkan akan digunakan di tempat layanan publik. Harga tesnya pun relatif terjangkau, sekitar Rp 20 ribu perorang.
Hingga saat ini, alat GeNose C-19 belum dijual massal. Namun di sejumlah lapak online, barang ini diperdagangkan dengan harga variatif.
Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM Dr Hargo Utomo menegaskan, GeNose C-19 tidak akan diperdagangkan secara sembarangan. Harga Eceran Terendah (HET) tiap unitnya Rp 62 juta belum termasuk pajak.
Artinya, penjualan di lapak online, apalagi dengan harga jauh lebih tinggi daripada yang ditetapkan adalah ilegal.
"Masyarakat hati-hati dan waspada agar (penjualan ilegal) tidak merugikan. Harganya 62 juta, tidak boleh dijual dengan harga lebih dari itu. Kewaspadaan masyarakat penting. Orang-orang yang ingin ambil keuntungan dalam kesempitan harus kita reduksi agar kepentingan masyarakat bisa kita lindungi," tegasnya saat dihubungi detikcom, Rabu (3/2/2021).
Hargo menambahkan, alat deteksi COVID-19 ini tidak boleh diperjualbelikan secara sembarang, termasuk ke perorangan karena banyak aturan khusus teknis penggunaan.
Di antaranya adalah cara memakai, serta cara mengolah limbah. Pasalnya, limbah buangan alat ini adalah limbah medis. Tanpa cara pembuangan yang benar, bisa berbahaya bagi lingkungan.
Waspada Penipuan
"Penjualan di e-commerce itu berpotensi penipuan. Produknya mengatasnamakan UGM, dia pakai logo UGM lalu terima duit, itu penipuan besar," imbuh Hargo.
Hargo kembali meluruskan, tidak ada penjualan unit GeNose C-19 selain oleh distributor resmi yang bekerja sama dengan pihaknya.
Target penjualannya pun sudah diatur. Unit GeNose diprioritaskan penjualannya untuk layanan kesehatan, fasilitas publik, dan layanan pemerintahan.
https://cinemamovie28.com/movies/braindead/
4 Gejala COVID-19 Tak Biasa yang Kerap Dialami Pasien Corona Menurut Ahli
Infeksi virus Corona umumnya menyebabkan gejala, seperti demam, batuk, dan sesak napas. Namun, sejumlah pasien diketahui mengeluhkan gejala COVID-19 yang berbeda dari biasanya.
Misalnya, ada yang mengalami halusinasi, iritasi kulit, hingga perubahan detak jantung. Menurut ahli paru, Joseph Khabbaza, MD, sejumlah reaksi tersebut merupakan hal yang normal terjadi pada pasien COVID-19.
"Sungguh tak ada yang salah dengan COVID-19. Saya selalu mendapat pesan teks dari orang-orang yang menanyakan apakah sesuatu yang mereka alami adalah hal normal?" ucap Khabbaza dikutip dari Cleveland Clinic.
"Ya, tidak ada yang benar-benar abnormal terkait COVID-19. Hampir semuanya terjadi dan kami tidak tahu persis mengapa," lanjutnya.
Dijelaskan oleh Khabbaza, berikut sederet gejala COVID-19 yang tidak biasa.
1. Brain fog, halusinasi, atau delirium
Khabbaza mengatakan beberapa pasien COVID-19 mungkin mengalami brain fog, halusinasi, atau delirium. Menurut parah ahli, sejumlah gejala tersebut diakibatkan oleh adanya reaksi tubuh dalam melawan infeksi virus Corona, yang telah menyerang sistem saraf.
"Brain fog ini semacam kekeruhan mental, seperti kamu sedang merasa linglung," jelas Khabbaza.
Selanjutnya, kata Khabbaza, halusinasi dan delirium kerap dialami oleh pasien yang mengidap sakit parah, terutama pada orang lanjut usia (lansia). "Pasien COVID-19 yang dirawat di ICU mungkin mengalami delirium yang lebih buruk dibandingkan pasien lain yang sedang sakit kritis," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar