Senin, 09 November 2020

Tak Melulu Batuk, Ini Sederet Gejala COVID-19 yang Perlu Diwaspadai

 Orang dengan COVID-19 telah melaporkan berbagai gejala, mulai dari yang ringan, sedang, hingga parah. Gejala COVID-19 bisa muncul 2-14 hari setelah terpapar virus.

Dilansir dari laman Center for Disease Control and Prevention (CDC), berikut gejala COVID-19:


Gejala umum:

Demam atau kedinginan

Batuk

Sesak napas

Gejala tidak biasa

Sakit kepala

Kehilangan indera penciuman dan perasa

Sakit tenggorokan

Hidung tersumbat atau meler

Mual dan muntah

Diare

Mata merah

Nyeri otot

Kapan harus ke rumah sakit?

Cari tanda peringatan darurat untuk COVID-19. Jika seseorang menunjukkan salah satu dari tanda-tanda ini, segera cari pertolongan medis.


Sulit bernapas

Nyeri atau tekanan di dada

Kebingungan

Ketidakmampuan untuk bangun

Bibir atau wajah kebiruan


Beda COVID-19 dan Flu

Ada beberapa perbedaan utama antara COVID-19 dan flu. COVID-19 tampaknya menyebar lebih mudah daripada flu dan menyebabkan penyakit yang lebih serius pada beberapa orang.


COVID-19 juga bisa memakan waktu lebih lama sebelum orang menunjukkan gejala. Karena beberapa gejala flu dan COVID-19 serupa, mungkin sulit untuk membedakannya berdasarkan gejala saja.


Pasien COVID-19 umumnya akan mengalami waktu yang lebih lama sampai muncul gejala dibandingkan dengan flu biasa. Umumnya seseorang yang mengalami flu biasa hanya mengembangkan gejala 1-4 hari setelah terinfeksi.


Sementara pada pasien COVID-19, gejala-gejala yang dirasakan bisa muncul 5 hari setelah seseorang terinfeksi. Waktu paling cepatnya bisa 2 hari bahkan 14 hari setelah orang itu terinfeksi virus Corona.

https://indomovie28.net/movies/bad-detective-reload/


Terungkap! Ternyata Ini Penyebab Pembekuan Darah Pasien COVID-19


 Studi baru menunjukkan pemicu pembekuan darah hampir setengah dari pasien virus Corona COVID-19. Pembekuan darah terjadi pada pasien parah COVID-19 berimbas pada berbagai masalah organ.

Dikutip dari laman Medical Xpress, penyebab pembekuan darah adalah antibodi autoimun yang beredar di dalam darah yang menyerang sel dan memicu pembekuan di arteri, vena, dan pembuluh mikroskopis. Reaksi autoimun tersebut menyebabkan sistem imun menyerang tubuh sendiri.


Penggumpalan darah akibat sistem imun yang over reaktif ini bisa menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa seperti stroke.


Sementara pada pasien COVID-19, pembekuan mikroskopis dapat membatasi aliran darah pada paru-paru dan mengganggu sirkulasi oksigen yang normal. Studi ini telah diterbitkan pada jurnal Science Translational Medicine.


"Hubungan antara autoantibodi dan COVID-19 tidak terduga," ujar rekan penulis Yogen Kanthi, MD, asisten profesor di Michigan Medicine Frankel Cardiovascular Center.


"Pada pasien dengan COVID-19, kami terus melihat siklus peradangan dan pembekuan darah tanpa henti di dalam tubuh, sekarang kami belajar bahwa autoantibodi bisa menjadi penyebab pembekuan dan pembengkakan darah yang membuat pasien lebih parah," imbuhnya.


Para peneliti pun juga menemukan bahwa sekitar setengah dari pasien yang mengalami sakit parah akibat COVID-19 juga menunjukkan kombinasi antibodi berbahaya dan neutrofil tingkat tinggi di mana bisa merusak sel darah putih.


"Kami belum tahu apa yang memicu tubuh memproduksi antibodi ini, jadi langkah selanjutnya adalah penelitian tambahan untuk mengidentifikasi pemicu dan target antibodi," kata rekan penulis Jason Knight, MD, PhD, seorang ahli reumatologi di Michigan Medicine.


Selain itu, temuan ini memunculkan pertanyaan baru seputar penggunaan plasma pemulihan sebagai kemungkinan pengobatan COVID-19, tetapi tim peneliti mengatakan diperlukan lebih banyak penelitian untuk memeriksa masalah ini.


"Kami sekarang menyelidiki berapa lama antibodi ini tetap beredar setelah pulih dari virus Corona baru," kata Knight.

https://indomovie28.net/movies/haunter/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar