Target testing COVID-19 di Indonesia masih jauh dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Meski beberapa provinsi termasuk DKI Jakarta berhasil mencapai standar WHO, namun secara nasional target testing COVID-19 masih di belakang standar WHO.
Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah mengatakan ada beberapa penyebab yang membuat Indonesia hingga saat ini masih belum bisa memenuhi standar testing COVID-19 WHO.Salah satunya adalah kurangnya SDM untuk melakukan testing COVID-19.
"Jadi beberapa kendala biasanya adalah terkait jumlah SDM untuk melakukan pemeriksaan di lapangan. Semakin tinggi kasusnya, biasanya butuh waktu lagi untuk melakukan pemeriksaan," sebut dr Dewi dalam siaran pers BNPB melalui kanal YouTube Rabu (18/11/2020).
WHO sendiri telah menetapkan setiap negara harus menguji seribu per satu juta penduduknya dalam sepekan.
https://kamumovie28.com/movies/dead-sexy/
"Jadi kalau kita berasumsi jumlah penduduk Indonesia itu 267 juta jiwa, kemudian per satu juta harus seribu orang yang diperiksa, maka Indonesia dipasangkan target untuk melakukan pemeriksaan 267 ribu orang per minggunya," jelas dr Dewi.
Alasan lain testing COVID-19 di Indonesia masih jauh dari standar WHO adalah terkait support yang diberikan pada SDM yang bekerja di waktu libur. Hal ini tentunya perlu menjadi perhatian.
"Kedua, pemeriksaannya suka turun saat weekend atau libur panjang. Artinya, kita juga harus memiliki support seperti insentif yang diberikan untuk laboran yang bekerja pada saat libur waktunya," jelas dr Dewi.
"Ketiga, terkait pemenuhan logistik juga berpengaruh, karena di beberapa sistem di laboratorium itu ada yang bentuknya close sistem, dia spesifik merek tertentu, nggak bisa menggunakan merek tertentu nggak bisa menggunakan merek yang lain. Ini yang juga kadang membuat pada saat melakukan pemeriksaan, logistiknya belum tersedia karena reagennya harus spesifik," pungkasnya.
Berikut perkembangan jumlah testing COVID-19 di Indonesia dari bulan Juni-November 2020, dikutip dari data Satgas COVID-19.
Juni
Minggu ke-1: 45.522 (16,86 persen)
Minggu ke-2: 55.492 (20,55 persen)
Minggu ke-3: 60.172 (22,29 persen)
Minggu ke-4: 75.531 (27,23 persen).
Juli
Minggu ke-1: 83.539 (30,94 persen)
Minggu ke-2: 80.922 (29.97 persen)
Minggu ke-3: 86.151 (31.91 persen)
Minggu ke-4: 89.712 (33,23 persen).
Agustus
Minggu ke-1: 85.402 (31,63 persen)
Minggu ke-2: 90.063 (33,36 persen)
Minggu ke-3: 89.127 (33,01 persen)
Minggu ke-4: 95.463 (35,36 persen).
September
Minggu ke-1: 125.434 (46,46 persen)
Minggu ke-2: 118.895 (44,04 persen)
Minggu ke-3: 147.839 (54,76 persen)
Minggu ke-4: 168.823 (62,53 persen).
Oktober
Minggu ke-1: 189.051 (70,02 persen)
Minggu ke-2: 189.358 (70,13 persen)
Minggu ke-3: 208.948 (77,39 persen)
Minggu ke-4: 222.787 (82,51 persen).
November
Minggu ke-1: 201.912 (74,78 persen)
Minggu ke-2: 169.183 (64,66 persen)
Minggu ke-3: 181.304 (67,15 persen)
Minggu ke-4: 232.872 (86.25 persen).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar