Rabu, 11 November 2020

Musim Hujan Tiba, Begini Gejala DBD dan Cara Mencegahnya

  Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah infeksi yang ditularkan oleh nyamuk dengan gejala mirip penyakit flu, namun lebih parah. Penyakit ini disebabkan oleh empat virus yang berbeda dan disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Gejala dimulai dari yang paling ringan sampai berat. Gejala berat termasuk Sindrom Syok Dengue (DSS) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) yang biasanya membutuhkan rawat inap. Sampai saat ini belum ada vaksin khusus untuk menangani DBD.


Metode pencegahan terbaik adalah menghindari gigitan nyamuk, terutama saat musim hujan. Perawatan intensif mungkin dilakukan jika diagnosis pasien benar mengidap DSS atau DBD.


Gejala biasanya dimulai dari 4 hingga 7 hari setelah gigitan nyamuk dan biasanya berlangsung sejak 3 hingga 10 hari. Gejala yang muncul pun bervariasi tergantung tingkat keparahan penyakitnya, seperti:


1. Demam dengue ringan

Gejala biasanya muncul 7 hari setelah digigit nyamuk pembawa virus. Mereka adalah sakit otot, ruam pada tubuh, demam tinggi, sakit kepala, sakit mata, mual, dan muntah. Gejala biasanya akan hilang dalam seminggu dan jarang melibatkan komplikasi yang fatal.


2. Demam berdarah dengue

Gejala awalnya ringan, namun berangsur-angsur memburuk dalam beberapa hari. Mulai dari pendarahan mulut, kulit lembab, pendarahan internal yang menyebabkan muntahan dan tinja berwarna hitam, jumlah trombosit rendah, serta denyut nadi lemah. Jika tidak segera ditangani, penyakit ini dapat berakibat fatal.


3. Dengue shock syndrome (DSS)

DSS adalah bentuk demam berdarah yang parah. Pasien biasanya mengalami sakit perut yang hebat, penurunan tekanan darah yang cepat, pendarahan hebat, dan pembuluh darah bocor. Tanpa pengobatan, penyakit ini bisa menyebabkan kematian.


Mencegah lebih baik daripada mengobati. Untuk itu, perlu diperhatikan beberapa poin di bawah ini agar terhindar dari DBD:


Sering memakai pakaian lengan panjang dan celana panjang untuk melindung kulit dari gigitan nyamuk.

Gunakan obat anti nyamuk saat beraktivitas.

Pasang kelambu nyamuk guna menghindari serangan nyamuk saat sedang tidur.

Pasang kasa pada lubang pintu dan jendela di rumah untuk mencegah masuknya nyamuk.

Usahakan tidak ada genangan air di rumah untuk mengurangi berkembang biaknya nyamuk Aedes. Bisa dengan membalik ember bekas genangan air saat tidak terpakai dan pastikan ada saluran air mengalir di bawah pot tanaman agar air tidak menggenang.

Ganti air dalam vas bunga dua hari sekali.

https://indomovie28.net/movies/is-that-a-gun-in-your-pocket/


Diundang WHO, Terawan Diminta Bagikan Pengalaman Soal COVID-19


 Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto diundang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menghadiri konferensi pers secara virtual. Terawan diminta untuk berbagi pengalaman dalam pelaksanaan IAR COVID-19 di Indonesia.

Undangan tersebut diberikan terkait pelaksanaan IAR (Intra Action Review) nasional COVID-19 di Indonesia.


"Dalam kapasitas inilah kami menyampaikan undangan bagi Anda untuk bergabung dalam konferensi pers Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, dan Menteri Kesehatan dari tiga negara lain, dan berbagi pengalaman Indonesia yang berhasil melaksanakan IAR nasional COVID-19," tulis pesan dalam undangan tersebut.


Apa itu IAR?

Ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Tri Yunis Miko, mengatakan IAR atau Intra Action Review adalah suatu perencanaan kegiatan dalam penanggulangan pandemi COVID-19.


Dalam hal ini Indonesia diminta untuk membuat suatu laporan atau perencanaan terkait penanganan COVID-19, yang pada akhirnya akan direview oleh WHO untuk dijadikan bahan pembelajaran.


Beberapa pokok permasalahannya bisa berupa terkait masalah isolasi, pelayanan kesehatan, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), dan semua upaya yang dilakukan Indonesia dalam menghadapi pandemi COVID-19.


"Misalnya WHO mengatakan, so far so good (penanggulangannya). Artinya tidak ada yang bertentangan, dan apakah itu sudah optimal atau belum," ucap Miko saat dihubungi detikcom, Kamis (5/11/2020).


Kenapa IAR dibutuhkan?

WHO menjelaskan, IAR dibutuhkan untuk meningkatkan respons dalam penanganan pandemi COVID-19. Terlebih pada saat pertemuan virtual nanti setiap negara dapat mempelajari strategi dan respons masing-masing dalam menangani pandemi.


"Selama pandemi ini, penting bagi negara-negara untuk terus merefleksikan strategi respons mereka yang sedang berlangsung dan menyesuaikan pendekatan mereka sesuai kebutuhan untuk memperkuat kesiapsiagaan dan kapasitas respons," jelas WHO.


"Dengan terus meninjau dan mengadaptasi strategi respons saat ini, mengidentifikasi apa yang bekerja dengan baik dan tidak, dan menerapkan pelajaran yang didapat, negara-negara mungkin memiliki kesempatan untuk mengubah lintasan wabah COVID-19," tambanya.

https://indomovie28.net/movies/detour/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar