Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam laporan epidemiologi mingguan terbaru menyebut bahwa saat ini pandemi COVID-19 lebih banyak menyerang kelompok usia muda.
Dalam laporan epidemiologi per 1 November, kasus COVID-19 pada kelompok usia 15-24 tahun disebut kini berkontribusi terhadap 14 persen total kasus dari yang tadinya hanya sekitar 4 persen di awal pandemi. Sementara kasus COVID-19 pada kelompok usia 25-64 tahun berkontribusi terhadap 65 persen total kasus dari yang tadinya sekitar 50 persen di awal pandemi.
WHO mengingatkan agar para pemuda tidak menganggap remeh risiko infeksi COVID-19. Memang sebagian besar orang akan sembuh, namun ada risiko bahwa mereka yang terinfeksi COVID-19 bisa mengalami efek jangka panjang.
"Dibandingkan dari awal pandemi, terlihat penambahan proporsi kasus terkonfirmasi pada kelompok usia muda dan pengurangan proporsi kasus pada kelompok 65 tahun ke atas," tulis akun Twitter WHO seperti dikutip pada Kamis (5/11/2020).
"Penting diingat bahwa meski sebagian besar orang akan sembuh setelah 4-6 minggu, mulai banyak dokumentasi bermunculan menunjukkan efek jangka panjang bahkan pada kelompok muda dan yang tidak berisiko," lanjutnya.
Per tanggal 1 November, WHO mencatat kasus COVID-19 yang terkonfirmasi di dunia telah mencapai hampir 46 juta kasus dengan total kematian mencapai sekitar 1,2 juta orang. Dalam sepekan bisa terdapat lebih dari 3,3 juta kasus baru.
https://indomovie28.net/movies/romantic-warriors/
DBD Menyerang di Tengah Pandemi COVID-19, 9 Meninggal di Klaten
Di tengah pandemi COVID-19 yang belum mereda, sembilan orang warga Klaten meninggal dunia karena gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang menyebarkan demam berdarah dengue (DBD). Kasus DBD tahun ini terjadi peningkatan kasus kematian dibandingkan sebelumnya.
"Ada sembilan yang meninggal sampai bulan Oktober 2020. Dibandingkan tahun lalu ya memang meningkat," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Klaten dokter Cahyono Widodo pada detikcom, Kamis (5/11/2020) saat berada di Kecamatan Klaten Tengah.
Cahyono menjelaskan kemungkinan angka terus meningkat bisa saja terjadi sebab saat ini masuk musim hujan. Antisipasi terus dilakukan di semua tingkatan.
"Semoga tidak ada peningkatan. Kita antisipasi memantau terus dan memberikan penyadaran pada masyarakat serta kita siapkan tenaga kesehatan di Puskesmas dan RS," lanjut Cahyono.
Menurut Cahyono, di masa pandemi COVID membuat masyarakat terlena. Tidak menyadari jika penyakit lainnya juga masih ada dan berbahaya.
"Kemarin kadang kita terlena. Ternyata di masa pandemi masih ada penyakit lain yang butuh diperhatikan sebab jika tidak juga membahayakan," kata Cahyono.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Pemkab Klaten, dokter Anggit Budiarto mengatakan tahun ini terjadi peningkatan kasus DBD. Jumlahnya cukup signifikan sebab belum akhir tahun.
"Untuk DBD sampai Minggu ini seperti yang dilaporkan ada 368 dengan meninggal sembilan orang. Iya, angka lebih tinggi dari tahun lalu," jelas Anggit pada detikcom di kantornya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar