- Vaksin corona Sputnik V buatan Rusia 95 persen efektif mencegah corona. Harganya di pasaran pun juga terjangkau.
Pengembang vaksin itu menyebut dari hasil analisis interim tahap dua Sputnik V, tingkat pencegahan terhadap virus corona mencapai 95 persen.
Nantinya harga per dosis suntikan untuk pasar internasional kurang dari US$ 10 atau kurang dari Rp 142 ribu. Sementara untuk warga Rusia akan mendapatkan vaksin secara gratis. Setiap individu memerlukan dua dosis suntikan. Sputnik V dapat disimpan di suhu 2 sampai delapan 8 Celsius.
"Biaya satu dosis vaksin Sputnik V untuk pasar internasional akan kurang dari US$ 10 setara Rp 141 ribu," kata Russian Direct Investment Fund (RDIF), dikutip dari CNBC, Kamis (25/11/2020).
RDIF mengklaim harga itu dua kali lebih murah dibandingkan vaksin berbasis teknologi mRNA. Pernyataan tersebut seperti merujuk pada kandidat vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna yang juga mengembangkan vaksin dari mRNA.
Vaksin Pfizer-BioNTech diperkirakan berharga sekitar US$ 20 per dosis. Sementara CEO Moderna mengatakan dua hari lalu bahwa vaksinnya akan berharga US$ 25- US$ 37 per dosis, tergantung pada jumlah yang dipesan. Keduanya membutuhkan dua dosis.
Menurut pusat penelitian Gamaleya dan Badan Investasi Langsung Rusia (RDIF) yang bekerja untuk mengembangkan Sputnik V, keampuhan vaksin 28 hari usai penyuntikan pertama mencapai 91 persen. Angka itu didapat dari 39 kasus.
Setelah 42 hari dari penyuntikan kedua, efektivitas pencegahan naik mencapai 95 persen. Meski demikian, Gamaleya dan RDIF tak mengungkap angka didapat dari berapa kasus.
"Analisis kedua dilakukan sepekan usai relawan mendapat dosis kedua, ini berarti tubuh mereka beraksi secara terpisah terhadap dua dosis itu," ucap Direktur Gamaleya Alexander Gintsburg seperti dikutip dari laman AFP.
Uji coba Sputnik V dilakukan terhadap 22 ribu relawan yang telah menerima dosis pertama dan 19 ribu relawan telah menerima suntikan pertama dan kedua. Uji coba vaksin Sputnik V dilakukan di Uni Emirat Arab, Venezuela, Belarusia, dan beberapa negara lainnya.
Sputnik V mengikuti jejak vaksin Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca yang sudah mengumumkan efektivitas sekitar 90 persen.
https://kamumovie28.com/movies/bridezilla/
China Laporkan Penularan Virus Corona dari Kepala Babi Impor
- China melaporkan penambahan 22 kasus baru Corona pada 23 November menjadikan total kasus di negara tersebut menjadi 86.469 orang. Pada saat yang sama, otoritas kesehatan China mengatakan dari 22 kasus baru, ada 2 kasus penularan yang dikaitkan dengan kepala babi dari Amerika Utara.
Dikutip dari Reuters, Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan adanya kasus baru yang berasal dari infeksi impor dari luar negeri. Satu transmisi lokal dilaporkan di Shanghai dan lainnya di Tianjin.
Kasus Shanghai telah dilacak dan dikaitkan ke sebuah kontainer dari Amerika Utara, yang dibersihkan oleh kedua pria itu ketika tiba di bandara, menurut Shanghai Daily. Sementara infeksi yang terjadi di Tianjin adalah kasus tanpa gejala.
Kemudian pada Selasa, seorang pejabat kesehatan Tianjin mengatakan dua kasus yang dikonfirmasi di kota pelabuhan utara awal bulan ini telah tertular virus dari kepala babi yang datang dari Amerika Utara.
Kemudian pada hari Selasa, seorang pejabat kesehatan Tianjin mengatakan dua kasus yang dikonfirmasi di kota pelabuhan utara awal bulan ini telah tertular virus dari kepala babi yang datang dari Amerika Utara.
"Sampel yang diambil dari tempat di mana kepala babi jatuh ketika dipindahkan dari tempat penyimpanan dinyatakan positif untuk jenis virus yang sama dengan dua kasus yang dikonfirmasi, yang keduanya terpapar dari kepala babi (impor)," kata Zhang.
Otoritas Tianjin mengatakan awal bulan ini mereka akan melakukan pengujian pada beberapa fasilitas penyimpanan dingin dan staf setelah kasus virus Corona yang melibatkan seorang pekerja yang telah menangani daging babi beku yang diimpor dari Jerman. China mengatakan telah berulang kali mendeteksi virus Corona dalam daging dan kemasan impor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar