Senin, 23 November 2020

Mamah Dedeh Positif COVID-19, Butuh Berapa Lama untuk Pulih?

 Ustadzah kondang Mamah Dedeh dikabarkan positif COVID-19. Saat ini, Mamah Dedeh masih menjalani perawatan namun dalam kondisi baik.

"Alhamdulillah Mamah kondisinya baik, mohon doanya aja," ungkap sang anak dalam sambungan telepon kepada tim Selebrita7.


Keluarga berharap Mamah Dedeh dapat pulih seperti sediakala meski kini positif COVID-19.


Waktu pemulihan dari COVID-19 akan bergantung pada seberapa parah infeksi yang dialami. Usia, jenis kelamin, riwayat atau kondisi kesehatan dapat menjadi faktor yang menentukan jangka waktu sembuh dari virus Corona.


Pemulihan juga bergantung dari keparahan COVID-19 yang diderita, apakah mengalami gejala ringan, sedang, atau berat.


Pasien gejala ringan

Pasien COVID-19 gejala ringan termasuk di antaranya yang mengalami demam, lelah, dan batuk kering. Beberapa pasien juga mungkin mengalami sakit dan nyeri, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare. Kondisi ini akan dialami pasien secara bertahap.


Dalam analisis yang dilakukan pada pasien COVID-19 di China oleh WHO, rata-rata waktu kesembuhan bagi pasien COVID-19 gejala ringan berada di rentang waktu dua pekan.


Pasien gejala sedang-berat

Apabila gejala yang dialami pasien memburuk dan menjadi sesak napas dalam jangka waktu 7-10 hari setelah infeksi, biasanya membutuhkan waktu sekitar 3-6 pekan untuk pulih dari COVID-19.


Pasien gejala berat

Dr Alison Pittard, Dekan Fakultas Kedokteran Perawatan Intensif, mengatakan perlu waktu 12 hingga 18 bulan untuk kembali normal setelah menjalani perawatan kritis.


Kondisi ini dialami bagi pasien COVID-19 yang membutuhkan perawatan di ruang intensif sehingga harus dipasangi alat bantu napas atau ventilator. Selain itu menghabiskan banyak waktu di ranjang rumah sakit menyebabkan otot pasien lemah sehingga beberapa orang akan membutuhkan fisioterapi untuk bisa berjalan kembali.


Hanya saja kondisi ini tidak berlaku untuk semuanya. Sebagian orang menghabiskan waktu relatif singkat dalam perawatan khusus, sedangkan lainnya harus memakai ventilator selama berminggu-minggu.

https://kamumovie28.com/movies/intimacy/


Survei: 64,8% Warga Bersedia Terima Vaksin COVID-19 dari Pemerintah


Survei Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) yang didukung UNICEF dan WHO menyebut mayoritas besar warga Indonesia bersedia menggunakan vaksin COVID-19 yang akan diberikan pemerintah.

Pada hasil survei yang diunggah di situs covid19.go.id itu, sebanyak 64,8 persen responden menyatakan bersedia menggunakan vaksin COVID-19. Sementara 27,8 persen responden ragu, sedangkan yang menolak hanya 7,6 persen.


"Survei menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia telah mendengar tentang vaksin COVID-19 dan bersedia menerimanya," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi dalam keterangan tertulis, Rabu (18/11/2020).


Dari segi geografis survei tersebut menunjukkan bahwa Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur menjadi dua provinsi yang memiliki tingkat penerimaan vaksin tertinggi, yakni 74 persen responden dan 70 persen bersedia divaksin COVID-19.


Sementara, Aceh dan Sumatera Barat menjadi provinsi dengan tingkat penolakan vaksin tertinggi. Tercatat hanya, 46 persen responden di Aceh dan 47 persen di Sumbar yang bersedia menerima vaksin dari pemerintah.


Sementara itu, hasil survei juga menunjukkan adanya kelompok yang ragu dan sebagian kecil yang menolak. Sebanyak 7 persen responden yang menolak vaksin menyebutkan, faktor keamanan, efektivitas, serta kehalalan vaksin sebagai faktor pertimbangan mereka.


Oscar menyebutkan saat ini pemerintah tengah memastikan aspek keamanan dan kehalalan vaksin dari para produsen vaksin COVID-19. Tim Gabungan yang terdiri dari berbagai kementerian dan lembaga telah dikirim ke negara produsen untuk memastikan aspek tersebut.


Sembari menunggu ketersediaan vaksin di tanah air, Oscar menuturkan kegiatan sosialisasi dan edukasi seputar vaksin COVID-19 akan terus dilakukan kepada masyarakat.


"Sangat penting bagi kami untuk terus memastikan bahwa vaksin tersebut aman. Kami juga melibatkan petugas kesehatan dan membangun kapasitas mereka, karena petugas kesehatan adalah sumber informasi paling terpercaya di masyarakat," pungkasnya.


Sebagai informasi, survei itu berlangsung pada 19-30 September 2020 dengan tujuan untuk memahami pandangan, persepsi, serta perhatian masyarakat tentang vaksinasi COVID-19. Pada pelaksanaannya, survei mengumpulkan tanggapan lebih dari 115.921 responden, dari 34 provinsi yang mencakup 508 kabupaten/kota atau 99 persen dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia.

https://kamumovie28.com/movies/angels-of-sex/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar