Masturbasi adalah aktivitas seksual yang kerap dianggap tabu. Bagi yang melakukannya, hal tersebut adalah cara alami dan aman untuk merasakan kesenangan dan melepaskan hasrat seksual yang menumpuk.
Namun, masturbasi yang berlebihan dapat merusak aktivitas sehari-hari.
Dikutip dari Insider, masturbasi memiliki beberapa manfaat, seperti:
Meredakan stres yang menumpuk
Membuat tidur lebih baik
Meningkatkan mood
Memuaskan diri
Meningkatkan kepekaan untuk berhubungan seks bersama pasangan
Bagi pasutri, masturbasi dapat meningkatkan sensitivitas seksual saat bercinta. Selain masturbasi, penggunaan alat bermain seks dan posisi badan dapat meningkatkan kepekaan dan hasrat berhubungan seks.
Selain bermanfaat, terlalu sering masturbasi juga ada efek sampingnya. Klik halaman selanjutnya.
Efek samping masturbasi:
1. Kecanduan
Anda mungkin menghabiskan banyak waktu untuk masturbasi, jika sampai melewatkan berbagai rutinitas sehari-hari, seperti bekerja, tugas harian, dan membatalkan acara penting. Hal tersebut tentu menganggu produktivitas.
Segera bertanya kepada dokter tentang cara-cara mengurangi masturbasi agar tidak semakin kecanduan. Bisa juga melakukan hal-hal lain untuk melupakan masturbasi, seperti menulis jurnal, olahraga, atau pergi jalan-jalan.
2. Merasa malu setelah melakukannya
Beberapa orang merasa malu untuk menceritakan masturbasi karena merupakan hal yang tabu. Beberapa budaya dan agama menganggap perbuatan tersebut adalah aktivitas kotor atau kurang bermoral. Anda bisa berkonsultasi kepada ahli kesehatan jika Anda malu untuk bercerita kepada orang terdekat.
Masturbasi juga dapat meringankan gejala kehamilan, seperti nyeri punggung bawah. Namun, tidak disarankan bagi wanita hamil untuk sering masturbasi karena dapat menyebabkan kontraksi bahkan risiko saat melahirkan.
https://indomovie28.net/movies/young-mom-and-sex/
Menkes Terawan Diundang WHO Bahas COVID-19, Bangga atau Biasa Saja?
Undangan organisasi kesehatan dunia (WHO) untuk Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto tengah jadi perbincangan hangat. Menkes Terawan diundang untuk mengikuti konferensi pers bersama bos WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dan 3 menteri kesehatan dari negara lain.
Berbagai tanggapan bermunculan, banyak yang mempertanyakan maksud undangan tersebut ketika situasi pandemi COVID-19 di Indonesia belum terkendali. Angka kematian saat ini masih 3,4 persen, lebih tinggi dari rerata global yakni 2,5 persen.
Dalam undangannya, WHO memang tidak menyebut keberhasilan Indonesia menangani pandemi. Menkes Terawan diundang untuk berbagi pengalaman karena dinilai sukses melaksanakan IAR (Intra Action Review) nasional.
"Sebenarnya ini untuk pembelajaran, bukan suatu prestasi yang menyatakan Indonesia berhasil. Nggak," kata Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), dr Masdalina Pane, kepada detikcom, Kamis (5/11/2020).
Dalam IAR, dr Masdalina menjelaskan, masing-masing negara me-review dirinya sendiri berdasarkan panduan yang dikeluarkan WHO. Karena itu, dr Masdalina menilai undangan untuk Menkes Terawan adalah hal yang wajar.
Sementara itu Epidemiolog dari Universitas Griffith, dr Dicky Budiman, menjelaskan bahwa laporan IAR tidak hanya disampaikan oleh negara yang berhasil melakukannya. Dicontohkan, Sierra Leone dan Afrika Selatan juga melaporkan IAR meski tidak termasuk berhasil.
"Belajar itu kan bukan hanya dari keberhasilan, tapi dari kegagalan juga," kata dr Dicky.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar