Selisih perolehan electoral votes antara Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dengan rivalnya, Joe Biden, capres dari Partai Demokrat, semakin menipis. Penghitungan hasil pilres AS di beberapa negara bagian AS yang belum masuk, akan menjadi penentu apakah Trump atau Biden yang menang.
Seperti dilansir Fox News, Rabu (4/11/2020), daya penghitungan terbaru dari Fox News, salah satu media terkemuka AS, menunjukkan Biden masih unggul dengan 238 electoral votes dan Trump meraup 213 electoral votes sejauh ini.
Perolehan electoral votes bertambah sedikit usai Trump diproyeksikan memenangi Texas dan Biden diproyeksikan menang di Rhode Island.
Perolehan electoral votes yang didapat Biden dan Trump masih sangat mungkin berubah karena hasil pilpres di sejumlah negara bagian, termasuk Nevada, Wisconsin, Michigan, Georgia dan Pennsylvania, belum masuk dalam penghitungan sejauh ini.
Secara keseluruhan, menurut data Fox News, Biden mengungguli Trump dalam perolehan popular votes sejauh ini. Biden mendapatkan lebih dari 64 juta suara (49,9 persen), sedangkan Trump mendapatkan lebih dari 62 juta suara (48,5 persen).
Namun dengan pilpres AS menganut sistem electoral college atau sistem keterwakilan, maka perolehan electoral votes menjadi penentu kemenangan seorang capres. Dibutuhkan setidaknya 270 electoral votes -- dari total 538 electoral votes yang ada -- untuk memenangkan pilpres AS.
https://kamumovie28.com/the-girl-from-monaco/
Sebaran Virus Corona Indonesia 4 November: 3.356 Kasus Baru, 768 dari DKI
Pemerintah melaporkan 3.356 kasus baru COVID-19 yang terkonfirmasi pada hari Rabu (4/11/2020). Total kasus terkonfirmasi saat ini sudah mencapai 421.731 kasus semenjak virus Corona mewabah di Indonesia.
DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus paling tinggi sebanyak 768 kasus, disusul Jawa Tengah sebanyak 547 kasus baru per 4 November.
Dikutip dari laman covid19.go.id, pada hari ini ada sebanyak 3.785 kasus sembuh, sementara kasus kematian Corona sebanyak 113 orang.
Berikut detail sebaran 3.356 kasus baru Corona di Indonesia pada Rabu (4/11/2020):
DKI Jakarta: 768 kasus
Jawa Tengah: 547 kasus
Jawa Barat: 516 kasus
Jawa Timur: 239 kasus
Riau: 172 kasus
Sumatera Barat: 170 kasus
Kalimantan Timur: 146 kasus
Banten: 90 kasus
Sumatera Utara: 79 kasus
Bali: 73 kasus
Sumatera Selatan: 70 kasus
Sulawesi Selatan: 70 kasus
Lampung: 48 kasus
Aceh: 44 kasus
Sulawesi Tenggara: 42 kasus
DI Yogyakarta: 40 kasus
Bangka Belitung: 34 kasus
Kepulauan Riau: 34 kasus
NTB: 26 kasus
Kalimantan Tengah: 20 kasus
Kalimantan Barat: 19 kasus
Bengkulu: 18 kasus
Papua Barat: 18 kasus
Sulawesi Tengah: 17 kasus
Kalimantan Selatan: 15 kasus
Kalimantan Utara: 15 kasus
NTT: 10 kasus
Sulawesi Utara: 8 kasus
Jambi: 5 kasus
Maluku Utara: 2 kasus
Sulawesi Barat: 1 kasus
Alasan Psikologis Pengendara Moge Kerap Arogan Saat Konvoi di Jalanan
Belakangan, ramai kasus pengeroyokan prajurit TNI yang dilakukan oleh sejumlah anggota Harley Owners Group Siliwangi Bandung Chapter (HOG SBC) di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Aksi arogan anggota klub moge tersebut pun menuai kecaman dari masyarakat. Meski tak semua anggota klub moge memiliki sifat arogan, tetapi mengapa ketika mereka bersama di jalan cenderung lebih 'beringas'?
Menurut psikolog sosial dari Universitas Tarumanegara, Bonar Hutapea SPsi, MPsi, saat seseorang tergabung dalam suatu komunitas seperti klub moge, identitas dirinya akan melebur bersama kelompok dan menimbulkan rasa kebanggaan, sehingga mereka akan lebih berani dalam bertindak.
"Jadi semacam ada kepribadian kelompok itu dirasakan setiap orang dalam kelompok itu atau sense of in group, yang membuat kami berbeda dengan Anda, kami tampak lebih unggul daripada Anda dan kelompok kami penting daripada Anda," kata Bonar saat dihubungi detikcom, Senin (2/11/2020).
"Jadi sense of in group-nya itu kuat, yang kadang-kadang membuat jadi lebih arogan," tambahnya.
Selain itu, menurut psikolog klinis dari Personal Growth, Veronica Adesla, tingginya rasa solidaritas dari kelompok juga bisa menjadi faktor pendorong seseorang dari anggota klub moge berperilaku arogan dijalan.
"Dalam suatu kelompok bisa terdapat rasa persaudaraan yang kuat diantara anggotanya yang dapat membuat orang yang bergabung di dalamnya merasa terlindung atau merasa akan dilindungi atas apa yang dilakukannya atau atas apa yang terjadi dengannya ketika bersama-sama dengan kelompok tersebut," jelas Vero dalam wawancara terpisah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar