Senin, 02 November 2020

Kerap Dialami, Ini Sederet Penyakit yang Bisa Terjadi Usai Libur Panjang

  Libur panjang cuti bersama (28 Oktober- 1 November 2020) segera berakhir. Segala macam rutinitas akan mulai kembali dilakukan pada esok hari.

Meski libur panjang kali ini bertepatan dengan pandemi COVID-19, namun tak sedikit orang yang memanfaatkan momen ini untuk pergi berlibur.


Praktisi kesehatan sekaligus akademisi Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD, mengingatkan ada beberapa penyakit yang umum terjadi pasca libur panjang, yakni sakit akibat kelelahan dan kambuhnya penyakit kronik.


"Tentu kondisi kelelahan dan kambuhnya penyakit kronik akan membawa dampak risiko untuk terjadinya infeksi COVID-19," kata Prof Ari.


Berikut sejumlah penyakit yang bisa terjadi usai libur panjang, seperti yang dijelaskan oleh Prof Ari.


1. Flu

Prof Ari menjelaskan, salah satu penyakit yang umum terjadi pasca libur panjang adalah flu. Ini dipicu oleh kelelahan usai melakukan perjalanan, sehingga daya tahan tubuh menjadi menurun dan mudah terinfeksi penyakit.


"Selama dalam perjalanan, masyarakat cenderung untuk mengonsumsi makanan yang seadanya saja. Apalagi di era pandemi seperti ini, mereka berpikir dua kali untuk makan dan minum di restoran, apalagi jika kondisi restoran penuh," jelasnya.


"Jika hal ini terjadi, maka mereka mudah sekali mengalami penyakit flu atau infeksi saluran nafas atas," tambahnya.


2. Diare

Selain flu, penyakit selanjutnya yang bisa ditimbulkan akibat kelelahan usai berlibur adalah diare. Menurut Prof Ari, saat diperjalanan umumnya kita akan membeli makanan atau minuman secara sembarangan, yang mungkin belum terjamin kebersihan dan keamanannya.


"Kecenderungan untuk membeli makanan atau minum baik homemade atau dalam bentuk kemasan selama perjalanan di mana keamanan dan kebersihan dari makanan tersebut perlu dipertanyakan, sehingga seseorang itu juga mudah mengalami diare," ucap Prof Ari.


3. Penyakit kronik kambuh

Prof Ari mengatakan, saat berlibur umumnya kita akan sulit mengontrol asupan makanan dan cenderung mencari kuliner yang enak. Namun, tanpa disadari makanan atau minuman tersebut mengandung tinggi lemak, manis, dan asin.


"Tentunya bisa saja makanan-minuman ini juga dikonsumsi oleh seseorang yang sudah mempunyai penyakit kronik, penyakitnya dapat mengalami kekambuhan." ujar Prof Ari,


Prof Ari pun memberikan contoh, pada pasien dengan hiperkolesterol atau asam urat tinggi, jika mengonsumsi makanan berlemak tinggi, maka kondisinya bisa bertambah parah.


"Pasien dengan penyakit kencing manis akan cenderung gula darahnya menjadi tidak terkontrol. Pasien dengan penyakit darah tinggi tekanan darahnya menjadi tidak terkontrol," jelasnya.

https://indomovie28.net/poison-berry-brain-2015/


China Temukan Jejak COVID-19 pada Daging Babi Beku Asal Brasil


Kumpulan kemasan daging babi beku dari Brasil di China disebut positif COVID-19. Daging babi beku tersebut memasuki sebuah distrik di Provinsi Shandong, China wilayah timur.

Dikutip dari Reuters, pemerintah setempat mendesak warganya yang bersentuhan dengan babi untuk melapor ke pihak berwenang. Namun, tak disebutkan dari perusahaan Brasil mana yang mengimpor daging babi beku terkontaminasi COVID-19.


Temuan COVID-19 pada kemasan makanan beku mulai dari salmon hingga sayap ayam ditemukan China beberapa waktu lalu. Tak sedikit yang khawatir apakah ada kemungkinan risiko penularan COVID-19 melalui makanan.


Seorang ahli sempat berpendapat kalau penularan COVID-19 melalui makanan terbilang kecil. Terlebih jika masyarakat terbiasa mencuci tangan usai memegang berbagai permukaan.


"Orang-orang tidak perlu terlalu khawatir jika mereka mencuci tangan atau membersihkan tangan setelah memegang sebelum menyentuh wajah," kata seorang ahli penyakit dalam dan gastroenterologi di New York dan asisten profesor di Touro College of Medicine, Dr Niket Sonpal yang dikutip dari Healthline.


Begitu pun dengan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) yang memastikan COVID-19 tak mungkin ditularkan melalui makanan.


Namun pernyataan berbeda datang dari CDC China. CDC China beberapa waktu lalu mengaku makanan yang terkontaminasi COVID-19 bisa menularkan virus dan menyebabkan infeksi COVID-19.


Kesimpulan ini datang saat CDC China mendeteksi dan mengisolasi virus Corona hidup pada kemasan luar makanan beku. Studi ini dilakukan sekaligus untuk melacak virus yang dilaporkan pekan lalu di kota Qingdao.


"Penemuan itu, yang pertama di dunia, menunjukkan kemungkinan virus ditularkan dari jarak jauh melalui barang beku," kata CDC China beberapa waktu lalu.


Namun, dalam hal ini belum ada bukti kasus yang terjadi bahwa penularan COVID-19 bisa terjadi melalui makanan.


"Pernyataan terbaru CDC China tidak menunjukkan bukti kuat bahwa dua pekerja di Qingdao tertular virus dari kemasan secara langsung, bukannya tertular virus dari tempat lain dan kemudian mencemari kemasan makanan yang mereka tangani," kata Jin Dong-Yan, seorang ahli virologi. profesor di Universitas Hong Kong.

https://indomovie28.net/snow-sea-2015/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar