Legenda sepak bola Argentina, Diego Maradona, dikabarkan dilarikan ke rumah sakit dan akan menjalani operasi dalam waktu dekat.
Disebutkan, Maradona mengalami pembekuan darah di otak, yang mengharuskan Maradona segera dioperasi.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut sederet fakta pembekuan darah di otak yang dialami Maradona.
1. Dilarikan ke rumah sakit
Menurut laporan ESPN Argentina, Maradona dilarikan ke rumah sakit di La Plata. Kabarnya, pahlawan Argentina di Piala Dunia 1986 itu sampai dirawat.
Namun, Maradona diklaim tidak mengalami masalah serius. Disebutkan juga, Maradona masuk rumah sakit tidak terkait COVID-19.
2. Mengalami pembekuan darah
Diego Maradona harus menjalani operasi. Hasil pemindaian menemukan adanya gumpalan darah di otak legenda sepakbola Argentina itu.
Maradona di operasi di klinik Olivos, Ipensa Sanatorium di La Plata, Argentina, Selasa (3/11/2020) waktu setempat. Tindakan tersebut diambil setelah hasil CT scan menemukan adanya hematoma subdural.
Hematoma subdural adalah kumpulan darah di permukaan otak, tepatnya di antara dua lapisan pelindung otak, yakni duramater dan arachnoid. Penyebab gumpalan darah biasanya muncul akibat benturan atau pukulan keras di kepala.
3. Akan dioperasi
Diego Maradona rencananya akan menjalani operasi subdural hematoma pada Selasa (3/11/2020) waktu setempat atau paling lama Rabu (4/11/2020).
Sudah dikonfirmasi langsung oleh dokter pribadi Maradona, Leopoldo Luque, menyebut Maradona saat ini dalam kondisi baik dan sudah setuju untuk melakukan operasi.
"Kami akan segera melakukan operasi. Maradona sadar dan mengerti bagaimana kondisinya," kata Luque dikutip dari situs Marca.
"Maradona juga sudah setuju melakukan operasi setelah kami memberi penjelasan," ucap Luque menambahkan. "Ini adalah operasi rutin," tutur Luque.
4. Dioperasi dalam kondisi sehat
Diego Maradona sebetulnya dalam kondisi terlihat sehat saat pertama masuk rumah sakit. Hal itu diutarakan oleh Dokter Federasi Sepakbola Argentina (AFA), Donato Villani.
"Saya melihatnya di klinik dan dia baik-baik saja. Ini adalah operasi berkelanjutan dan seharusnya tidak ada masalah. Ini adalah hematoma, yang harus dikeringkan dan dibuang untuk mencegah pertumbuhannya agar tidak merusak otak," kata Villani.
Sebelumnya, Maradona memang memiliki beberapa masalah kesehatan. Klik halaman selanjutnya.
5. Maradona alami berbagai masalah kesehatan
Di masa lalu, Maradona kerap bermasalah dengan kesehatan. Pada 2005 dia pernah menjalani operasi untuk menurunkan obesitas atau kelebihan berat badan.
Legenda klub Napoli itu juga pernah menjalani operasi mata pada 2013. Lalu 2015, dia sempat menjalani operasi di bagian perut karena pendarahan.
https://indomovie28.net/movies/my-students-mom-4/
Peneliti Ungkap Gejala COVID-19 Kulit Selain Ruam: Sensasi Seperti Tersetrum
Peneliti menemukan gejala COVID-19 yang dilihat dari kulit selain ruam. Pasien COVID-19 disebut mengeluhkan gejala atau sensasi kulit seperti tersetrum listrik.
Menurut para peneliti, sensasi ini seolah-olah menggambarkan sengatan listrik mengalir ke seluruh tubuh dan di sepanjang kulit. Kondisi baru ini menjadi gejala kulit lain yang tidak biasa dan harus diwaspadai karena bisa menandakan terinfeksi COVID-19.
"Kondisi tersebut kemungkinan disebabkan oleh sistem kekebalan alami tubuh yang mencoba melawan virus Corona COVID-19," menurut Dr Daniel Griffin, kepala penyakit menular di ProHealth Care Associates.
"Sensasi tersebut dapat dikaitkan dengan demam tinggi yang memberikan sensasi jenis ini pada kulit," sebut peneliti.
Beberapa pasien COVID-19 juga dilaporkan mengalami kesemutan di seluruh tubuh dan merasa kulit seperti terbakar.
Bagaimana tanggapan ahli lain?
"Ada respons imun yang meluas yang sedang terjadi," kata Dr Waleed Javaid, direktur pencegahan dan pengendalian infeksi di Mounth Sinai.
Menurutnya, saat respons kekebalan meningkat, setiap orang bisa merasakan senasi yang berbeda. Dr Waleed menyebut hal ini juga ditemukan terjadi pada penyakit lain.
"Sel-sel kekebalan kita diaktifkan sehingga banyak bahan kimia dilepaskan ke seluruh tubuh kita dan itu (sensasi seperti tersetrum) bisa muncul," jelasnya.
"Saat respons kekebalan kita meningkat, orang bisa merasakan sensasi yang berbeda. Saya pernah mendengar pengalaman serupa di masa lalu dengan penyakit lain," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar