Menteri Pariwisata Arief Yahya menilai kawasan Geosite Sipinsur memiliki karakter mirip Orchid Forest di Lembang, Bandung. Oleh karena itu, kawasan ini layak dikembangkan menjadi destinasi untuk wisatawan milenial.
"Lokasi Sipinsur hampir mirip dengan Orchid Forest Cikole di Bandung. Kalau dibuat rumah gantung dan jalan gantung seperti Cikole, tentu ini konsepnya anak muda milenial banget. Apalagi ditambah dengan spot selfie," kata Menpar Arief.
Saat melakukan kunjungan kerja ke Humbang Hasundutan itu, Arief menilai kawasan Geosite Sipinsur bisa menjadi atraksi tersendiri. Atraksi untuk mendatangkan wisatawan milenial ke Danau Toba.
Geosite Sipinsur termasuk kawasan wisata utama di Kabupaten Humbang Hasundutan. Luasnya sekitar 2 hektare dan berada di ketinggian 1.213 meter di atas permukaan laut. Kawasan hutan pinus ini berfungsi juga sebagai camping ground. Ada juga fasilitas taman bermain untuk anak-anak.
Sementara Arief ke kawasan Danau Toba untuk meninjau langsung kesiapan infrastruktur dan sektor pariwisata sesuai arahan Presiden Joko Widodo. Sebab, Danau Toba telah ditetapkan sebagai salah satu destinasi super prioritas.
Saat itu, Arief tiba di Bandara Silangit, Minggu (28/7/2019), bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimoeljono. Mereka disambut Bupati Humbang Hasundutan, Dosmar Banjarnahor, dan Dirut Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) Arie Prasetyo. Mereka lalu berdiskusi mengenai pengembangan Pariwisata Danau Toba.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Humbang Hasundutan, Dosmar Banjarnahor mengatakan Kawasan wisata Sipinsur masih dikelola oleh Pemerintah daerah dan akan terus dibenahi. Sipinsur akan dijadikan sebagai daya tarik untuk wisatawan ke Danau Toba, khususnya di wilayah Humbahas.
"Geosite Sipinsur ramai dengan wisatawan pada hari libur atau akhir pekan. Jumlahnya bisa mencapai 5 ribu wisatawan. Kami terus memperbaiki berbagai atraksi di sini sebagai daya tarik, salah satunya menyiapkan tempat musik yang biasa digunakan saat akhir pekan," kata Dosmar.
Dari Geosite Sipinsur ini, lanjut Dosmar, wisatawan akan langsung berhadapan dengan pulau kedua Pulau Sibandang. Pulau ini bisa dicapai dalam waktu 10-15 menit dari pelabuhan Muara, atau sekitar 30 menit perjalanan menuruni bukit dan jalan berkelok dari Geosite Sipinsur.
Geosite Sipinsur sangat mudah dijangkau. Hanya sekitar 18 kilometer dari Bandara Silangit di Siborong-borong, Tapanuli Utara.
Setelah dari Geosite Sipinsur Arief bersama rombongan juga meninjau langsung destinasi-destinasi di sekitar Kabupaten Humbahas. Mulai dari pemandian Aek Sipangolu hingga Situs Cagar Budaya Istana Raja Sisingamangaraja.
Seputar Planetarium Jakarta, Jadwal hingga Harga Tiket Masuk
Daripada ke mal, kamu bisa ajak anak-anak untuk wisata edukasi. Tak perlu jauh-jauh, Jakarta punya wisata edukasi bernama Planetarium. Berikut seputar Planetarium yang perlu diketahui.
Planetarium berlokasi di kawasan Cikini tepatnya Jalan Cikini Raya No. 73, Jakarta Pusat. Planetarium dan Observatorium Jakarta adalah tiga wahana simulasi langit di Indonesia selain di Kutai, Kalimantan Timur dan Surabaya, Jawa Timur.
Berikut beberapa hal seputar Planetarium Jakarta yang perlu kamu ketahui:
1. Sejarah
Planetarium Jakarta dibangun pada tahun 1964 oleh Presiden Soekarno yang juga menjadi pencetus ide untuk pembangunan Planetarium. Di tahun 1969, tempat ini diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Kini, di usia yang menjelang 47 tahun, keberadaan Planetarium dan Observatorium selain sebagai media informasi ke-Astronomian juga terlibat aktif dalam dunia pendidikan.
2. Pertunjukkan Teater Bintang
Di sini ada beberapa fasilitas yang diperuntukkan bagi pengunjung, terutama anak-anak. Pertunjukkan Teater Bintang, Observatorium, dan Ruang Pameran (Exhibition Hall).
Pertunjukkan Teater Bintang dilakukan selama 60 menit. Isinya adalah pertunjukkan berjudul 'Tata Surya'. Pengunjung akan dapat mengenal Matahari, Bulan, Bintang, dan Planet-planet Tata Surya dan perkembangan pemahaman manusia tentang alam semesta.
3. Observatorium
Selanjutnya di Planetarium ada Observatorium yang dilengkapi dengan teleskop Coude, jenis refraktor berdiameter 15 cm (memakai lensa). Selain teleskop, ada juga 10 portable telescop mobile yang bisa digunakan sesuai kebutuhan sehingga dimanapun lokasinya kamu bisa melakukan pengamatan dengan alat ini.
Observatorium juga jadi sarana pembelajaran seperti untuk kegiatan penyuluhan ke sekolah, Hisab Rukyat, Pembinaan Astronomi Amatir hingga peliputan fenomena Astronomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar