Bali punya banyak destinasi yang sering dikunjungi wisatawan. Setiap tempat punya keindahan masing-masing dan membuat membuat kangen setelah pulang.
Setiap perjalanan selalu membuat kesan di setiap jejaknya, begitu banyak cerita dan pengalaman hidup di setiap langkahnya. Semuanya begitu bermakna.
Akan tetapi, jika harus menyebutkan perjalanan luar biasa yang pernah dilakukan, maka Bali adalah jawaban saya. Sebab, ini lah pertama kalinya saya menjejakan kaki di Pulau Dewata, destinasi yang begitu banyak dikagumi wisatawan lokal maupun international.
Sebuah pengalaman yang saya dapatkan ketika melakukan perjalanan dimana kami menyebutnya backpacker. Mungkin jika pergi bersama komunitas atau dengan teman yang berpengalaman akan terasa biasa, tetapi perjalanan ini saya lakukan hanya berdua dengan adik saya, yang sejatinya di sini kami tak mengenal siapapun.
Bertolak saat itu dari Lombok setelah dari Gunung Rinjani menyebrangi pulau melalui Pelabuhan Lembar dengan Kapal Feri menuju Pelabuhan Padang Bai. Kurang lebih perjalanan yang di tempuh sekitar 5 jam. Kami melewati Selat Bali, dan beruntungnya perjalanan kala itu dilakukan siang hari.
Sehingga, kami bisa menikmati keindahan perbukitan yang berbaris dan Gunung Agung di atas perairan. Sebelum melakukan perjalanan backpacker itu, saya sempat mencari referensi perjalanan menuju Bali tanpa pesawat.
Banyak pengalaman tak menyenangkan dari kisah mereka. Itulah menjadi satu langkah kewaspadaan bagi saya dan adik.
Meskipun kami selamat dari pemaksaan atau calo tapi nasib beruntung belum seuntuhnya berpihak kepada kami. Sebab, kami hampir tertipu dengan sopir angkot elf yang hendak mengantar ke Kuta. Dari sini, kami memahami bahwa di setiap perjalanan, hidup tidak akan terus ramah tapi harus bisa dihadapi.
Pembelajaran di sebuah perjalanan akan membuat seseorang terbiasa untuk beradaptasi pada berubahnya kurva hidup. Akan selalu ada masa hidup tertawa ceria dan membuat jatuh untuk sementara waktu. Bersyukur, kami mendapat penginapan di kawasan Kuta dengan harga bersahabat, suasananya cukup nyaman dan kamarnya cukup luas bagi kami berdua yang bisa dikatakan hanya untuk menumpang tidur.
Keesokan harinya, saatnya menikmati udara pulau seribu pura. Kami sudah siap untuk bertualang. Terlanjur beli tiket Yogya-Jakarta untuk kembali, jadi dengan waktu yang cukup terbatas, kami menyewa sepeda motor untuk menjelajahi berbagai tempat di Bali. Kami menyesal karena terlalu sebentar menikmati Bali, tapi kami sempat mengunjungi beberapa tempat wisata. Berikut destinasi yang kami kunjungi:
1. Tanah Lot
Banyak yang mengatakan, untuk melihat keanggunan sunset di Bali, maka Tanah Lot adalah salah satu tempatnya. Sayangnya, memang kami datang bukan pada saat sunset, tapi juga tidak memungkirinya, jika panorama yang ada di sana memang sangat cantik.
Tanah Lot terlihat seperti pulau kecil yang mengapung di lautan dari kejauhan. Suasana Tanah Lot saat itu sudah sangat ramai oleh pengunjung lokal maupun Inernational padahal suasana masih cukup pagi. Tanah Lot adalah sebuah objek wisata yang memadukan antara batu karang, pura, dan pantai.
Terletak di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Salah satu keunikan dari tempat ini adalah pura yang didirikan di atas bongkahan batu besar yang diperuntukan memuja dewa laut bernama Pura Pekendungan. Sayangnya, saat ke sana sedang ada peribadatan. Jadi kunjungan wisata ditutup. Sedangkan Pura Tanah Lot air lautnya sedang surut. Jalanan akan tertutup air saat laut pasang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar