Prancis akan memperpanjang status darurat kesehatan untuk menghadapi virus corona. Status darurat ini diperpanjang selama dua bulan. Setelah disetujui oleh anggota parlemen, periode darurat ini akan berlangsung sampai 24 Juli 2020 mendatang.
RUU itu akan diajukan ke hadapan Senat pada hari Senin dan Majelis Nasional, kemungkinan sehari setelahnya, kata juru bicara pemerintah Sibeth Ndiaye. Diharapkan RUU ini akan bisa disetujui dan menjadi aturan hukum pada akhir minggu.
Hal ini dilakukan untuk menjaga langkah-langkah pengawasan ketat anti virus di Prancis usai pencabutan status lockdown sebagian. Pemerintah telah mengumumkan pencabutan bertahap beberapa tindakan lockdown mulai 11 Mei mendatang, termasuk pembukaan kembali sekolah dasar dan juga pembukaan toko-toko lain serta kantor.
Selain itu, hal ini juga dilakukan untuk mencegah segala hal yang berpotensi menjadi risiko kebangkitan wabah virus tersebut.
Sebagai bagian dari langkah-langkah yang direncanakan, siapa pun yang memasuki Prancis, asing atau Prancis, harus tetap dikurung selama dua minggu, Menteri Kesehatan Olivier Veran mengatakan pada konferensi pers dikutip dari AFP.
"Namun, orang yang terinfeksi sudah di Prancis tidak akan dipaksa untuk menerima isolasi dan perawatan, karena "kami percaya rasa tanggung jawab orang Prancis," kata Veran.
Siapa pun yang datang dari luar negeri dan terinfeksi virus akan diwajibkan oleh hukum untuk dikarantina, katanya. Gejala-gejala yang berkembang saat dalam isolasi juga perlu masuk ke karantina.
"Kita harus hidup dengan virus untuk sementara waktu," kata Menteri Dalam Negeri Christophe Castaner setelah pertemuan kabinet memutuskan perpanjangan status darurat.
"Belajar hidup dengan virus, itulah yang dipertaruhkan dalam beberapa bulan mendatang."
Prancis Catat Kematian Terendah Corona, 218 Jiwa dalam 24 Jam
 Prancis melaporkan angka kematian terendah dalam lima pekan terakhir yakni 218 korban jiwa karena terinfeksi virus corona dalam tempo 24 jam terakhir. Sehingga total korban meninggal karena Covid-19 di Prancis kini sebanyak 24.594 jiwa.
Terakhir kali Prancis mencatat jumlah kematian harian rendah yakni pada 23 Maret sebanyak 186 korban jiwa.
Sekitar 144 pasien saat ini sedang menjalani perawatan secara intensif.
Prancis sempat mencatat jumlah pasien kritis tertinggi sebanyak 7.200 orang pada 9 April lalu.
Data statistik yang dihimpun Worldometers mencatat Prancis memiliki 167.346 kasus virus corona. Pasien yang dinyatakan sembuh kini mencapai 50.212 orang.
Prancis menjadi negara keempat dengan kasus dan angka kematian tertinggi akibat Covid-19 di Eropa. Spanyol menjadi negara di Eropa dengan kasus corona terbanyak yakni 242.988 dengan 142.450 pasien sembuh dan 24.824 orang meninggal.
Sementara Italia menjadi negara dengan korban jiwa tertinggi di Eropa, sebanyak 28.236 jiwa dari 207.428 kasus.
Melemahnya kasus baru Covid-19 membuat pemerintah Prancis berencana melonggarkan aturan dalam masa lockdown pada 11 Mei mendatang.
Perdana Menteri Prancis, Edouard Philippe mengatakan pelonggaran dilakukan setelah pemerintah menjamin stok masker untuk seluruh penduduk sudah tersedia. Nantinya pemerintah akan melakukan evaluasi terkait kebijakan lockdown pada 11 Mei hingga 2 Juni.
"Kami akan memulai membuka taman kanak-kanak dan sekolah dasar pada 11 Mei. Kemudian, kami juga akan membuka kembali sekolah menengah dimulai dengan kelas 6 dan 7. Sedangkan untuk sekolah menengah atas akan diputuskan pada awal Juni," kata Philippe. 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar