Minggu, 03 Mei 2020

Prancis melaporkan angka kematian terendah

 Prancis melaporkan angka kematian terendah dalam lima pekan terakhir yakni 218 korban jiwa karena terinfeksi virus corona dalam tempo 24 jam terakhir. Sehingga total korban meninggal karena Covid-19 di Prancis kini sebanyak 24.594 jiwa.

Terakhir kali Prancis mencatat jumlah kematian harian rendah yakni pada 23 Maret sebanyak 186 korban jiwa.

Sekitar 144 pasien saat ini sedang menjalani perawatan secara intensif.

Prancis sempat mencatat jumlah pasien kritis tertinggi sebanyak 7.200 orang pada 9 April lalu.

Data statistik yang dihimpun Worldometers mencatat Prancis memiliki 167.346 kasus virus corona. Pasien yang dinyatakan sembuh kini mencapai 50.212 orang.

Prancis menjadi negara keempat dengan kasus dan angka kematian tertinggi akibat Covid-19 di Eropa. Spanyol menjadi negara di Eropa dengan kasus corona terbanyak yakni 242.988 dengan 142.450 pasien sembuh dan 24.824 orang meninggal.

Sementara Italia menjadi negara dengan korban jiwa tertinggi di Eropa, sebanyak 28.236 jiwa dari 207.428 kasus.
Melemahnya kasus baru Covid-19 membuat pemerintah Prancis berencana melonggarkan aturan dalam masa lockdown pada 11 Mei mendatang.

Perdana Menteri Prancis, Edouard Philippe mengatakan pelonggaran dilakukan setelah pemerintah menjamin stok masker untuk seluruh penduduk sudah tersedia. Nantinya pemerintah akan melakukan evaluasi terkait kebijakan lockdown pada 11 Mei hingga 2 Juni.

"Kami akan memulai membuka taman kanak-kanak dan sekolah dasar pada 11 Mei. Kemudian, kami juga akan membuka kembali sekolah menengah dimulai dengan kelas 6 dan 7. Sedangkan untuk sekolah menengah atas akan diputuskan pada awal Juni," kata Philippe. 

Pengamat: 91 Juta Informasi Akun Tokopedia Dijual di Dark Web

Tokopedia sedang terkena isu kebocoran data pengguna, diungkap akun Twitter @underthebreach. Disebutkan peretasan terjadi Maret 2020, mempengaruhi 15 juta pengguna meski hacker mengatakan ada lebih banyak data yang dimiliki. Penelitian dari pengamat sekuriti juga membuka isu lainnya.
"Menurut pantauan Vaksincom, sebenarnya malah ada 91 juta database yang disebarkan di dark web dan berusaha dijual dengan harga 5000 dolar," sebut pengamat keamanan internet dari Vaksincom, Alfons Tanujaya.

"Jadi untuk mendapatkan 91 juta informasi akun Toppers, dinilai dengan USD 5.000. Sebenarnya apa yang terjadi?" sebut Alfons di channel YouTube-nya, kemudian menerangkan temuannya.

Alfons menyebutkan informasi yang bocor adalah username, alamat email, nama user, tanggal lahir dan nomor telepon.

"Cukup mengkhawatirkan karena ini bisa digunakan untuk rekayasa sosial dengan memalsukan diri sebagai Tokopedia lalu membohongi korbannya, seperti Anda menangkan undian, dapatkan voucher ini, login dari sini. Proses ini yang bertujuan untuk mencuri kredensial username dan password," paparnya.

Untungnya dalam data tersebut, password yang bocor tidak terbuka karena dalam bentuk hash yang dienkripsi dan untuk mengetahui kuncinya cukup sulit. Salah satunya dengan metode brute force, yang bisa terjadi kalau dari Tokopedia tidak memblokir proses tersebut.

"Jadi kalau diblokir, login gagal sekali ditahan dulu misalkan 20 menit, gagal 2 kali tahan 40 menit, gagal 3 kali tahan 1 jam dan seterusnya. Jadi secara teknis sangat sulit kalau ada proteksi brute force," cetus Alfons.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar