Maraknya penyebaran virus corona di Indonesia mendorong pemerintah mengimbau masyarakat agar tetap di rumah dan tidak beraktivitas di luar ruangan. Lantas bagaimana jika ingin membeli persediaan bahan makanan di pasar?
Menurut dokter spesialis gizi dari Rumah Sakit Pondok Indah, dr Diana Suganda, MKes, SpGK, saat ini sudah banyak pasar yang menyediakan fasilitas kebersihan untuk mencegah penularan virus corona.
"Biasanya mau di pasar tradisional atau modern itu mereka menyediakan hand sanitizer atau ada keran air dan sabun," kata dr Diana, Minggu (29/3/2020).
Meskipun begitu, dr Diana menyarankan agar menyiapkan dompet khusus berupa plastik untuk menyimpan uang saat berbelanja di pasar. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko bersarangnya virus dan kuman di dalam dompet.
"Saranku juga pakai dompet khusus kalau ke pasar. Karena nggak mungkin pakai gesek ya (kartu debit) dan biasanya pakai uang," jelasnya.
"Nah uangnya itu di plastik sendiri dan jangan masuk ke dompet jadi nggak kotor," lanjutnya.
dr Diana juga mengimbau untuk tetap menjaga jarak bagi masyarakat yang ingin berbelanja di pasar, karena risiko penularan virus corona bisa terjadi di mana saja.
"Tetap jaga jarak, terus rutin cuci tangan dan pas sampai rumah langsung cuci tangan lagi," tuturnya.
RI Punya 1.285 Kasus Positif Corona, Pemerintah: Jangan Didiskriminasi!
Persebaran virus corona COVID-19 kian mengganas di Indonesia. Hingga kini, Minggu (29/3/2020), sebanyak 1.285 orang telah terinfeksi penyakit ini dan 114 di antaranya meninggal dunia.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto mengatakan demi melancarkan penanganan virus corona di Indonesia, ia mengimbau masyarakat agar tidak melakukan diskriminasi kepada pasien atau pun orang yang diduga terinfeksi virus ini.
"Kita lindungi yang sakit dan jangan didiskriminasi, jangan distigmatisasi. Tapi lindungi dia agar bisa melaksanakan isolasi dengan baik di rumahnya," kata Yuri saat konferensi pers di BNPB, Jakarta Timur, Minggu (29/3/2020).
"Bukan dikucilkan, tetapi dibantu agar dia bisa melaksanakan isolasi diri dengan sebaik-baiknya," lanjutnya.
Yuri pun meminta kepada masyarakat untuk bekerja sama dalam memerangi virus corona. Ia mengimbau agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dan kebersihan, serta mematuhi berbagai kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
"Mari sama-sama kita patuhi inilah kunci keberhasilan kita untuk mengendalikan penyakit ini," tuturnya.
Tak Semua Pasien Positif Corona Dirawat di RS, Ini Penjelasan Pemerintah
Hingga hari Minggu (29/3/2020) sudah ada total 1.285 orang yang dikonfirmasi positif virus corona COVID-19. Dari jumlah tersebut 64 orang dinyatakan sembuh dan 114 meninggal dunia.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, mengatakan tidak semua pasien yang positif virus corona bisa dirawat di rumah sakit (RS). Sebagian diharap bisa mengisolasi dirinya sendiri di rumah dengan dukungan dari lingkungan sekitar.
"Perawatan di rumah sakit akan selektif kita lakukan untuk yang memang betul-betul terindikasi penyakit ini dan tidak memungkinkan untuk melaksanakan isolasi diri," kata Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Minggu (29/3/2020).
"Termasuk pada kelompok yang sangat rentan orang tua, orang dengan penyakit sebelumnya: dengan diabet, dengan hipertensi, kelainan jantung, kelainan paru-paru, dan sebagainya. Inilah yang membutuhkan layanan rawatan maksimal," lanjutnya.
Masyarakat sangat diimbau untuk disiplin menerapkan langkah pencegahan seperti menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker bila sakit. Menurut pria yang akrab disapa Yuri ini, kasus terus bertambah karena ada pasien positif corona di tengah masyarakat yang tidak menjalankan isolasi diri dengan baik.
"Kekuatan terbesar kita adalah bagaimana secara bersama-sama masyarakat bisa memutuskan rantai penularan ini dengan sebaik-baiknya," pungkas Yuri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar