Sekitar 40.000 orang dari 20 desa dikarantina di Punjab, India. Hal ini dilakukan oleh pemerintah setempat karena diduga adanya 'super-spreader' atau orang yang menyebarkan virus corona COVID-19 secara massal.
Dikutip dari BBC, orang yang diduga menjadi 'super-spreader' itu adalah seorang pemuka agama berusia 70 tahun yang meninggal akibat virus corona. Diketahui sebelumnya ia menolak untuk melakukan karantina diri sendiri sepulang dari Italia dan Jerman.
Sebelum meninggal, pria itu telah menghadiri sebuah festival bernama Hola Mohalla. Festival ini berlangsung selama enam hari dan dihadiri sekitar 10.000 orang setiap harinya.
Kecurigaan itu semakin membesar setelah seminggu ia meninggal, sebanyak 19 orang kerabatnya dinyatakan positif virus corona.
"Sejauh ini kami telah melacak sebanyak 550 orang yang telah melakukan kontak langsung dengannya dan jumlahnya terus bertambah. Kami telah menyegel 15 desa di sekitar daerah yang ia tinggali," ucap seorang pejabat setempat.
Mau Belanja ke Pasar Tapi Takut Corona? Ini Tips dari Dokter
Maraknya penyebaran virus corona di Indonesia mendorong pemerintah mengimbau masyarakat agar tetap di rumah dan tidak beraktivitas di luar ruangan. Lantas bagaimana jika ingin membeli persediaan bahan makanan di pasar?
Menurut dokter spesialis gizi dari Rumah Sakit Pondok Indah, dr Diana Suganda, MKes, SpGK, saat ini sudah banyak pasar yang menyediakan fasilitas kebersihan untuk mencegah penularan virus corona.
"Biasanya mau di pasar tradisional atau modern itu mereka menyediakan hand sanitizer atau ada keran air dan sabun," kata dr Diana, Minggu (29/3/2020).
Meskipun begitu, dr Diana menyarankan agar menyiapkan dompet khusus berupa plastik untuk menyimpan uang saat berbelanja di pasar. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko bersarangnya virus dan kuman di dalam dompet.
"Saranku juga pakai dompet khusus kalau ke pasar. Karena nggak mungkin pakai gesek ya (kartu debit) dan biasanya pakai uang," jelasnya.
"Nah uangnya itu di plastik sendiri dan jangan masuk ke dompet jadi nggak kotor," lanjutnya.
dr Diana juga mengimbau untuk tetap menjaga jarak bagi masyarakat yang ingin berbelanja di pasar, karena risiko penularan virus corona bisa terjadi di mana saja.
"Tetap jaga jarak, terus rutin cuci tangan dan pas sampai rumah langsung cuci tangan lagi," tuturnya.
RI Punya 1.285 Kasus Positif Corona, Pemerintah: Jangan Didiskriminasi!
Persebaran virus corona COVID-19 kian mengganas di Indonesia. Hingga kini, Minggu (29/3/2020), sebanyak 1.285 orang telah terinfeksi penyakit ini dan 114 di antaranya meninggal dunia.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto mengatakan demi melancarkan penanganan virus corona di Indonesia, ia mengimbau masyarakat agar tidak melakukan diskriminasi kepada pasien atau pun orang yang diduga terinfeksi virus ini.
"Kita lindungi yang sakit dan jangan didiskriminasi, jangan distigmatisasi. Tapi lindungi dia agar bisa melaksanakan isolasi dengan baik di rumahnya," kata Yuri saat konferensi pers di BNPB, Jakarta Timur, Minggu (29/3/2020).
"Bukan dikucilkan, tetapi dibantu agar dia bisa melaksanakan isolasi diri dengan sebaik-baiknya," lanjutnya.
Yuri pun meminta kepada masyarakat untuk bekerja sama dalam memerangi virus corona. Ia mengimbau agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dan kebersihan, serta mematuhi berbagai kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
"Mari sama-sama kita patuhi inilah kunci keberhasilan kita untuk mengendalikan penyakit ini," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar