Selasa, 12 Januari 2021

Kata Dokter Soal Eyeshield yang Heboh Gara-gara Dipakai Melly Goeslaw

 Musisi Melly Goeslaw sempat terlibat konflik dengan dr Tirta. Penyebabnya adalah penggunaan eyeshield yang dinilai tidak efektif mencegah COVID-19 dan sempat dipakai Melly Goeslaw dalam sebuah acara televisi.

Tirta Mandira Hudhi atau dr Tirta menegurnya lewat unggahan di media sosial. Unggahan tersebut akhirnya dihapus setelah terjadi adu argumen di unggahan masing-masing maupun di kolom komentar.


Eyeshield yang dipakai Melly Goeslaw serupa dengan faceshield, namun lebih kecil dan hanya menutupi mata. Di kalangan pelaku hiburan, penggunaan faceshield tanpa masker belakangan ini dianggap memberi contoh yang tidak baik karena masker memberikan perlindungan lebih baik.


Dokter spesialis paru yang juga Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI), dr Erlang Samoedro, SpP(K), menegaskan virus Corona menular melalui udara yang dihirup. Hal ini tidak bisa ditangkal dengan face shield saja, apalagi eyeshield.


"Virus menular melalui udara yang kita hirup. Nah kalau hanya faceshield kan udara yang kita hirup tidak tersaring, ya otomatis tidak melindungi," ujar dr Erlang saat dihubungi detikcom, Senin (11/1/2021).


Untuk faceshield yang hanya menutupi bagian mata juga tidak bisa melindungi dari virus Corona. dr Erlang menegaskan itu masih membuat orang yang menggunakannya rentan tertular COVID-19.


Tak hanya itu, banyak juga pelaku hiburan yang hanya memakai face shield tanpa menggunakan masker. Padahal, seperti yang diketahui masker merupakan hal terpenting yang bisa mencegah penularan virus Corona.


"Faceshield melindungi dari percikan langsung ketika berbicara bukan melindungi udara yang kita hirup. Masker wajib, faceshield itu tambahan bukan wajib," tegasnya.

https://trimay98.com/movies/insidious/


Vaksin COVID-19 Kantongi Izin dan Fatwa Halal, IDI: Hentikan Polemik!


Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) secara resmi mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) vaksin COVID-19 buatan Sinovac pada Senin (11/1/2021). Ini menyusul data uji klinis yang membuktikan vaksin minim efek samping dan memiliki nilai efikasi sampai 65,3 persen.

Terkait hal tersebut, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Daeng M. Faqih menyatakan dukungannya terhadap program vaksinasi. Ia mengimbau agar seluruh pihak tidak lagi menimbulkan polemik karena vaksin sudah dibuktikan secara ilmiah oleh BPOM maupun MUI.


"Hari ini kita mendengarkan kesimpulan bahwa prosedur yang sudah dilakukan dengan profesional dan hati-hati, sebuah prosedur keilmuwan, dinyatakan bahwa vaksin ini aman dan efektif. Dinyatakan vaksin ini suci dan halal," kata Daeng dalam konferensi pers daring oleh BPOM pada Senin (11/1/2021).


"Ikatan Dokter Indonesia menyatakan dukungan penuh pelaksanaan vaksinasi yang akan dilakukan," lanjutnya.


Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K. Lukito, menjelaskan efikasi 65,3 persen sudah sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).


Disebutkan juga bahwa vaksin yang sama memiliki nilai efikasi 91,25 persen dalam uji klinis di Turki dan 78 persen dalam uji klinis di Brasil. Perbedaan nilai efikasi ini bisa terjadi karena faktor jumlah subjek, pemilihan populasi subjek, karakterisik subjek, dan kondisi lingkungan.

https://trimay98.com/movies/home-alone-3/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar