Jumat, 22 Januari 2021

Satgas COVID-19 Tegaskan Peningkatan Kasus Bukan Akibat Mutasi Baru Corona

 Indonesia masih mencatatkan penambahan kasus harian COVID-19 yang cukup signifikan setiap harinya. Bahkan dalam sepekan terakhir, angka penularan Corona beberapa kali mencetak rekor terbanyak.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan penambahan kasus COVID-19 di Indonesia bukan disebabkan karena adanya mutasi baru COVID-19 seperti di Inggris. Karenanya, ini adalah alarm bagi masyarakat untuk lebih patuh protokol kesehatan.


"Ini adalah alarm untuk lebih siaga. Saya perlu tegaskan bahwa penambahan kasus positif yang besar saat ini terbukti bukan karena munculnya varian baru seperti di Inggris," ujar Prof Wiku dalam konferensi pers di YouTube BNPB, Kamis (21/1/2021).


Prof Wiku mengatakan dari hasil pelacakan 244 whole genome sequencing oleh LBME Eijkman yang juga sudah dilaporkan ke GISAID, tidak ditemukan adanya mutasi B117 sampai saat ini.


"Jenis mutasinya yang banyak ditemukan ialah berjenis D614G. Oleh karena itu untuk menekan peluang mutasi SARS-CoV-2 ini kita harus mampu menekan infeksi dengan memperlambat laju penularan," pungkasnya.

https://trimay98.com/movies/cjr-the-movie-fight-your-fear/


Berapa Lama untuk Bisa Sembuh dari Pneumonia Akibat COVID-19?


Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI RS Persahabatan, Dr dr Agus Dwi Susanto, SpP(K) mengatakan bahwa pneumonia yang disebabkan COVID-19 ada yang bisa sembuh. Namun ada juga yang tidak bisa kembali normal atau irreversible.

Namun, jika pneumonia yang dialami pasien COVID-19 ini masih berada pada derajat yang tidak berat atau sedang, biasanya dapat disembuhkan dengan bantuan perawatan medis. Lama waktunya bisa sekitar dua sampai tiga minggu.


"Kalau pneumonianya berat sampai kritis, maka walaupun dia sembuh butuh waktu. Berdasarkan dari data yang ada itu sekitar 3-6 minggu," jelasnya dalam diskusi daring yang disiarkan BNPB pada Kamis (21/01/2021).


Tetapi, dr Agus mengatakan derajat keparahan pneumonia akibat COVID-19 ini bisa berubah saat pasien menjalani rawat inap. Misalnya, seorang pasien masuk dengan pneumonia ringan tanpa hipoksemia, tapi dalam beberapa lama kondisinya berubah menjadi berat.


Berdasarkan data RS Persahabatan, kondisi tersebut dialami sekitar 2-3 persen pasien. Sementara sekitar 8 persen pasien yang masuk dengan derajat sedang, bisa berubah menjadi kritis dan meningkatkan risiko kematian.


"Jadi ini yang saya pesankan pada masyarakat, ketika terkena COVID-19 maka selain PCR harus tetap konsultasi ke dokter. Apakah saya perlu di periksa X-ray atau tidak. Karena untuk mendeteksi pneumonia itu adalah dengan pemeriksaan radiologi atau rontgen dada," jelas dr Agus.


Bapak-bapak! Ini Lho 7 Penyebab Jumlah Sperma Tak Melimpah


 Jumlah sperma yang berlimpah adalah salah satu faktor yang mempercepat kehamilan. Selain itu, jumlah sperma yang banyak juga dapat meningkatkan kepercayaan diri pria saat berhubungan seks.

Jumlah sperma biasanya dipengaruhi pola hidup serta makanan yang dikonsumsi. Namun, ada beberapa hal yang menyebabkan jumlah sperma sedikit.


Dikutip dari RRC, berikut 7 faktor yang menyebabkan jumlah sperma sedikit:


1. Obesitas

Obesitas atau kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Kedua penyakit tersebut menyebabkan ketidakseimbangan hormon di area testis sehingga menurunkan jumlah sperma.


2. Gangguan hormon

Kelenjar pituitari, hipotalamus, dan testis merupakan bagian dari produksi hormon yang diperlukan untuk sperma. Jika hormon tidak seimbang, produksi sperma akan terpengaruh sehingga jumlah yang dikeluarkan juga sedikit.


3. Infeksi

Infeksi tertentu dapat menyebabkan masalah pada produksi sperma dan menyebabkan jaringan parut menghalangi sperma untuk keluar dari penis. Prostatitis (peradangan pada kelenjar prostat) dan infeksi saluran kemih juga bisa menjadi penyebab rendahnya jumlah sperma.


4. Masalah dengan ejakulasi

Jika seorang pria tidak dapat ejakulasi, berarti jumlah spermanya rendah. Masalah pada ejakulasi dapat disebabkan oleh beberapa kondisi medis, seperti diabetes, riwayat operasi kandung kemih atau uretra, dan cedera tulang belakang.


5. Varikokel

Terkadang, pembuluh darah yang mengalirkan testis menjadi bengkak. Kondisi ini disebut varikokel yang dapat menghambat kesuburan dan menurunkan jumlah sperma pada pria.

https://trimay98.com/movies/check-the-store-next-door/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar