Program vaksinasi COVID-19 tahap pertama sudah dilakukan di Indonesia. Tenaga kesehatan menjadi kelompok prioritas pertama yang mendapatkan vaksin COVID-19.
Mengantuk menjadi salah satu keluhan yang banyak dirasakan oleh para penerima vaksin COVID-19. Ketua riset uji klinis vaksin COVID-19 Sinovac, Prof Dr Kusnadi Rusmil, SpA(K), MM, memberikan penjelasan tentang reaksi yang banyak dikeluhkan para penerima vaksin ini.
"Jadi kalau habis disuntik itu memang dalam hari-hari pada waktu uji klinis memang ada yang sensitif ya jadi itu ngantuk memang ada jadi sedikit ngantuk, tapi nggak terlalu ngantuk itu," ujar Prof Kusnadi dalam konferensi pers Kementerian Kesehatan RI, pada Sabtu (23/1/2021).
Beberapa tenaga kesehatan yang telah menerima vaksin COVID-19 merasakan efek setelah vaksin seperti nyeri otot, lemas, hingga mengantuk. Namun menurut prof Kusnadi, jika merasakan efek mengantuk cara mengatasinya hanya dengan istirahat saja.
"Tapi kalau ngantuk ya itu istirahat aja dulu tidur kan enak abis tidur kan seger gitu ya," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K Lukito, telah menjelaskan bahwa ada beberapa efek samping yang ditemukan selama uji klinis vaksin Corona Sinovac, yaitu:
Efek samping lokal:
Nyeri
Indurasi atau iritasi
Kemerahan
Pembengkakan
Efek samping sistemik:
Myalgia atau nyeri otot
Fatigue atau kelelahan
Demam
Penny menyatakan bahwa efek samping vaksin Corona Sinovac ini tidak berbahaya dan bisa pulih kembali.
https://indomovie28.net/movies/high-rise/
Tak Lagi 'Positif-Negatif', CT Value COVID-19 Kini Lebih Banyak Dikepoin
Di kalangan pasien maupun penyintas virus Corona COVID-19, istilah CT Value rasanya sudah tidak asing lagi. Bahkan terkait tes COVID-19, saat ini lebih banyak pembahasan soal berapa CT value dibanding sekadar status positif atau negatif.
CT Value merupakan nilai yang didapat dalam pemeriksaan COVID-19 dengan realtime RT-PCR (real-time reverse-transcriptase polymerase chain reaction), metode standar untuk deteksi molekuler. Beberapa laboratorium memberikan hasil tes PCR dengan pernyataan positif atau negatif, tetapi ada juga yang menambahkan nilai CT value.
Bagi seseorang atau keluarganya yang pernah postif COVID-19, nilai CT value sudah tidak asing lagi. Misalnya, Safira, seorang mahasiswi 22 tahun yang sudah cukup mengenal tentang nilai CT value semenjak ia dan sekeluarga dinyatakan positif Corona.
"Waktu itu akhirnya tes PCR hari Selasa (24/11/2020) dinyatakan positif kan, itu tuh CT value nya 35 sekian tapi itu tuh ga bingung karena dokter tuh udah kasih tau kalau misalnya CT nya di atas 30 itu nggak akan menularkan gitu dan itu tuh kondisinya baik," ujar Safira, saat dihubungi detikcom pada Sabtu (23/01/2021).
Safira dan sekeluarga diketahui pernah terpapar virus Corona pada November 2020. Ia menjadi anggota keluarga terakhir yang dinyatakan positif COVID-19. Sebelumnya, saat hasil test COVID-19 kedua orang tua dan kakaknya positif dokter langsung memberi informasi tentang pengertian CT value.
Oleh karena itu, saat melihat hasil tes dirinya positif COVID-19 ia sudah tidak bingung lagi karena sudah mengerti pengertian CT value saat mendengar penjelasan dokter mengenai hasil tes kedua orang tua dan kakaknya.
Saat itu dokter mengatakan pada dirinya kalau nilai CT value 35 dan kondisinya baik. "Emang alhamdulillah kondisi aku tuh baik-baik aja nggak yang lemah banget sampe waktu dirawat di rumah sakit pun nggak ngerasa penciuman hilang," ujar Safira.
Safira juga mengaku cukup paham cara mengartikan CT value berdasarkan pemahaman yang diberikan oleh dokter. Ia tahu bahwa CT value di bawah 20 termasuk kategori yang 'parah'.
"Terus kalo misalnya dibawah 30 tuh kaya udah parah, di bawahnya 20 lebih parah lagi gitu loh," ujarnya.
Menurutnya, ia senang karena dokter memberikan informasi yang detail tentang CT value dalam menjelaskan hasil tes COVID-19 kepada dirinya dan keluarga. Hal ini membuat ia menjadi tahu apakah dirinya termasuk kategori ringan atau parah.
Jadi apa itu CT Value?
CT Value merupakan singkatan dari cycle threshold value. Nilainya menggambarkan berapa banyak amplifikasi dilakukan dalam pemeriksaan RT-PCR.
Sederhananya, makin tinggi CT Value maka semakin sedikit material genetik virus yang ada di dalam sampel. Walau tidak sepenuhnya tepat, beberapa orang menganggap makin tinggi nilai CT Value maka makin rendah kemungkinan menularkan virus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar