Jumat, 29 Januari 2021

Penting! Isi Tas untuk Dibawa ke RS Saat Melahirkan di Tengah Pandemi

 Hari persalinan yang sudah semakin dekat membuat orang tua berseri-seri untuk bertemu si buah hati. Orang tua pasti telah membeli perlengkapan bayi, mendekorasi kamar bayi, dan mungkin sudah belajar cara memasang kursi mobil bayi dengan benar.

Tak hanya itu, salah satu tugas di trimester ketiga yang tak kalah penting adalah memutuskan apa saja yang harus dibawa ke rumah sakit. Mulai dari keperluan persalinan hingga peralatan yang dibutuhkan oleh orang tua dan bayi selama di rumah sakit.


Di tengah masa pandemi yang tak kunjung usai, orang tua pasti khawatir apakah ada hal-hal khusus yang harus dipersiapkan agar tetap aman selama proses persalinan di rumah sakit. Tidak heran jika kebijakan rumah sakit telah berubah untuk melindungi ibu hamil dan bayinya akibat pandemi COVID-19.


Banyak rumah sakit di seluruh dunia sekarang hanya mengizinkan satu orang pendamping untuk berada di ruangan selama persalinan. Itu pun dengan catatan orang itu harus dalam kondisi sehat.


Rumah sakit juga membatasi seberapa sering orang yang menemani proses persalinan dapat datang dan pergi. Selain itu, kemungkinan Ibu akan diminta untuk tinggal di kamar dan keluar lebih awal jika Ibu dan bayi dalam keadaan sehat.


Dikutip dari HaiBunda, seorang pakar kebugaran sebelum dan sesudah melahirkan dan pendidik di The Fit Midwife, Nicola Oliver mengatakan ada beberapa barang tambahan terkait pandemi yang mungkin harus dibawa ke rumah sakit untuk berjaga-jaga


"Saya selalu menyarankan agar para orang tua membawa masker mereka sendiri sebagai tindakan pencegahan," kata Nicola.


Lalu, apa saja keperluan persalinan yang harus dibawa ke rumah sakit saat melahirkan di tengah pandemi?


KLIK DI SINI UNTUK HALAMAN SELANJUTNYA

https://indomovie28.net/movies/baraka/


Berkaca dari Kakek Sugiono, Sampai Usia Berapa Mr P Bisa Ereksi?


 Shigeo Tokuda atau di Indonesia dikenal dengan nama Kakek Sugiono mengaku pertama kali terjun di industri film dewasa pada usia 61 tahun. Pengakuan itu diungkapnya dalam perbincangan dengan komedian asal Jepang yang bekerja di Indonesia, Daisuke, di channel YouTube.

Meski sudah tidak terlalu aktif, Tokuda yang kini sudah berusia 83 tahun mengaku siap jika ada tawaran untuk bermain film dewasa. Dengan usia yang serenta itu, apakah Tokuda masih bisa ereksi?


Menurut ahli urologi Dr Andrew Siegel, kemampuan penis untuk ereksi mengalami penurunan seiring bertambahnya usia. Dikutip dari Health24, berikut ini perkembangan kondisi ereksi pada berbagai tahapan usia.


Ereksi sebelum pubertas

Ahli urologi dari Busamed Private Hospital di Somerset West, Dr Ferdi Marais, mengatakan bahwa anak laki-laki sudah bisa ereksi meski usianya belum memasuki masa pubertas.


Menurut Marais, ada 3 jenis ereksi pada anak sebelum pubertas, yakni ereksi psikogenik (rangsangan dari fantasi audio visual), refleksif (rangsangan sentuhan pada penis), dan nokturnal (ereksi normal yang terjadi selama tidur).


"Biasanya dua jenis terakhir (refleksif dan nokturnal) yang terlihat pada anak-anak sebelum pubertas," ucap Marais.


Ereksi di usia 20-an

Pada usia sekitar 20 tahun, libido pria sedang tinggi-tingginya. Oleh karena itu, sedikit rangsangan saja bisa memicu ereksi pada penis.


Bahkan pria di usia ini bisa tiba-tiba ereksi, meski mereka tidak menginginkannya. Namun, sisi negatifnya mungkin mereka berisiko mengalami ejakulasi dini.


Ereksi di usia 30-an

Gairah seks pria di usia sekitar 30 tahun masih tinggi, namun tak sebesar pada saat masih di usia 20-an. Pria dalam kelompok usia ini masih bisa ereksi dengan baik, tapi tidak bisa diperoleh secara spontan.


Ereksi di usia 40-an

Setelah usia 40 tahun, perubahan fungsi seksual pria menjadi lebih nyata. Penis tetap bisa ereksi dengan baik, namun mereka membutuhkan rangsangan fisik yang lebih intens.


Ereksi di usia 50-an

Pada kelompok pria di usia ini, aktivitas seks masih sangatlah penting, namun hasratnya akan menjadi lebih berkurang. Ereksi penis yang biasa terjadi saat malam dan pagi hari menjadi jarang terjadi.


Ereksi di usia 60-an

Tingkat testosteron menjadi sangat turun, yang menyebabkan dorongan seks jadi berkurang. Penis masih bisa ereksi, namun butuh lebih banyak rangsangan.


Ereksi di usia 70-an

Kemampuan penis untuk ereksi turun drastis ketika sudah usia 70 tahun. Ereksi spontan pun jarang terjadi.


Meski begitu, ahli urologi Dr Ravi Kacker mengatakan bahwa walaupun pria di atas 70 tahun kesulitan untuk ereksi, namun mereka tetap bisa orgasme jika dirangsang.

https://indomovie28.net/movies/baracas/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar