Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Penny K Lukito memastikan tak akan ada vaksin COVID-19 Sinovac palsu yang beredar di masyarakat. Pasalnya, setiap vial dan kemasan vaksin yang kini telah digunakan di Indonesia dilengkapi dengan QR Code yang unik.
"Barusan kami melihat gudang PBF, di mana dilakukan packaging terakhir setelah produksi. Bulk-nya diproduksi di fasilitas produksi Biofarma, nanti dikemas dalam boks tersier atau boks-boks yang besar, di dalamnya tadi ada kotak-kotak secondary, di dalamnya ada kotak-kotak primer yang terdiri dari vial-vialnya," kata Penny usai meninjau gudang penyimpanan vaksin di Kantor Pusat Bio Farma, Kota Bandung, Jumat (29/1/2021).
Ia memastikan bahwa tahapan pengemasan vaksin COVID-19 memenuhi standar cara distribusi obat yang baik (CDOB). Penggunaan teknologi digital berupa QR Code berfungsi untuk 'track and trace', atau untuk mengetahui data-data vaksin bilamana ada suatu kejadian tertentu.
"Kalau ada kejadian tertentu dari satu produk di pasar atau masyarakat, bisa kita lacak lagi masuk ke batch produksi yang mana, bila mana memang ada kesalahan bisa kita tarik dengan mudah, proses penarikan bila ada yang terjadi atau memastikan tidak ada vaksin Sinovac palsu karena itu QR Code tadi yang tidak bisa dipalsukan (dengan melihat) data-datanya," ucap Penny.
Penny menekankan kembali fungsi BPOM untuk melakukan pengawasan dan jaminan aspek mutu, keamanan, dan khasiat dari vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi COVID-19 di Indonesia.
"Penjaminan tidak hanya pada free market atau pada saat kita memberikan izin penggunaan darurat (EUA), yang sudah diberikan kepada vaksin Sinovac, Badan POM ikut mendampingi dan mengikuti pengawasan dimulai dari jalur distribusi saat keluar dari tempat dimana diproduksi nanti vaksin Sinovac yang dikeluarkan Bio Farma," katanya.
"Biofarma sebagai produsennya kemudian melalui jalur instalasi farmasi di provinsi, dikirimkan PBF Biofarma sampai ke instalasi kota/kabupaten, sampai fasyankes di maan vaksinasi diberikan kepada masyarakat. Badan POM ada di beberapa titik tersebut," ujar Penny.
https://kamumovie28.com/movies/mooncake-story/
Jarang Terjadi Bukan Berarti Mustahil, Ini Tips Mengatasi Gancet Saat Bercinta
Kasus-kasus gancet alias penis captivus sebenarnya belum pernah ada yang terkonfirmasi. Namun secara teori, bukan hal yang mustahil alat kelamin bisa saling terkunci saat berhubungan seks.
Saat ereksi, penis terisi darah dan dapat terus membesar sebelum orgasme. Dinding vagina yang terbuat dari jaringan otot akan mengembang dan berkontraksi saat berhubungan seks. Otot-otot di dalam vagina juga mungkin berdenyut sedikit selama orgasme.
Setelah orgasme, otot vagina akan mulai mengendur. Jika pria juga mencapai orgasme, darah akan mulai mengalir dari penisnya, dan ereksinya akan mereda. Pria mungkin bisa mengeluarkan penis dari vagina saat hal ini terjadi.
Kadang-kadang, otot vagina bisa berkontraksi lebih dari biasanya. Kontraksi ini bisa mempersempit lubang vagina. Penyempitan ini dapat menghalangi pria untuk melepaskan penisnya, terutama jika penisnya masih membengkak dan ereksi.
Kondisi inilah yang memungkinkan terjadinya gancet atau penis captivus.
Dikutip dari Healthline, berikut solusi terhadap permasalahan gancet saat bercinta:
1. Jangan panik
Ketika mengalami gancet saat bercinta dengan pasangan, usahakan tetap tenang dan jangan panik. Panik dapat menyebabkan upaya menarik penis secara paksa dan menimbulkan rasa sakit sehingga bercinta menjadi tidak nyaman.
Biasanya, gancet dialami selama beberapa detik. Tarik napas dalam-dalam beberapa kali agar otot cenderung rileks.
2. Konsultasi dengan dokter
Jika ini terus terjadi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Insiden seperti gancet kemungkinan berhubungan dengan kondisi yang tidak baik dalam tubuh, seperti vaginismus atau masalah aliran darah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar