Presiden Filipina Rodrigo Duterte memilih disuntik vaksin COVID-19 di area pantat. Karenanya, tak sama seperti petinggi negara lain, vaksinasi Duterte tak ditampilkan di khalayak umum.
"Mari kita hormati itu. Keputusannya bisa disamakan dengan keputusan kerajaan Inggris. Ratu Inggris tidak ingin divaksinasi di hadapan publik," kata Sekretaris Kesehatan Filipina, Fransisco Duque, dikutip dari SCMP.
Berdasarkan pengalaman negara-negara yang sudah melakukan program vaksinasi COVID-19, pemberian vaksin dilakukan dengan menyuntikkan area lengan, bukan di pantat.
Melihat hal ini, para ahli di China mengatakan bahwa suntikan di area pantat tidak mempengaruhi kemanjuran vaksin, tetapi kemungkinan akan menyebabkan kelainan otot di area tersebut dan mempengaruhi penampilannya.
Seorang ahli vaksin asal China Zhuang Shilihe mengatakan kepada Global Times bahwa metode vaksinasi di area pantat telah banyak digunakan seperti vaksin hepatitis B serta vaksin Difteri dan Tetanus.
Sementara itu seorang ahli imunologi yang berbasis di Beijing mengatakan vaksin COVID-19 dapat disuntikkan di pantat, tetapi tidak semudah suntikan di lengan atas dan jika tidak dioperasikan dengan baik, suntikan di pantat mungkin akan menyebabkan kelainan otot.
Belum pasti vaksin COVID-19 mana yang akan diterima Duterte, meskipun ia telah menyatakan preferensi untuk vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan China, Sinovac atau Sputnik V yang dikembangkan Rusia.
Pemerintah Filipina sendiri berencana memulai kampanye vaksinasi Covid-19 pada Februari. Sejauh ini telah menandatangani kontrak untuk pembelian vaksin dengan AstraZeneca / Universitas Oxford, Sinovac dan Novovax, yang semuanya belum menerima otorisasi penggunaan darurat di Filipina.
https://kamumovie28.com/movies/chrisye/
Infeksi Virus Nipah: Asal Negara, Gejala, Adakah Kasusnya di Indonesia?
Virus nipah disebut memiliki potensi sebagai pandemi baru yang harus diwaspadai Indonesia. Infeksi virus nipah adalah penyakit dari virus zoonotic yang pindah dari hewan ke manusia, atau antar manusia melalui makanan yang terkontaminasi atau kontak langsung.
"Indonesia harus waspada pada potensi penularan virus nipah dari hewan ternak babi di Malaysia melalui kelelawar pemakan buah," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Didik Budijanto dikutip dari CNNIndonesia.com.
Dikutip dari situs WHO, badan kesehatan dunia tersebut memasukkan virus nipah dalam laporan WHO R&D Blueprint tahun 2019. Infeksi virus nipah masuk dalam daftar prioritas yang mengindikasikan perlunya peningkatan riset dan pengembangan terkait penyakit ini.
Selain Malaysia, WHO sempat melaporkan beberapa kasus virus nipah yang terjadi di dunia. Terkait risiko dan faktor pendukung infeksi virus nipah di Indonesia, sempat dijelaskan dalam beberapa jurnal.
Berikut penjelasan asal negara, gejala, dan kemungkinan adanya kasus virus nipah di Indonesia
A. Asal negara virus nipah
WHO tidak menyebutkan asal negara penyakit infeksi virus nipah. Namun WHO menyebutkan sejarah wabah virus nipah yang pernah terjadi di dunia. Meski tidak banyak, kerugian sosial dan ekonomi akibat penyakit yang menyerang hewan serta manusia ini sangat besar.
Virus nipah pertama dikenali saat wabah tahun 1999 di Malaysia yang terjadi pada peternak babi. Dikutip dari NCBI, dalam peristiwa inilah penyakit ini mendapatkan namanya. Nipah berasal dari nama sebuah desa di Malaysia yaitu Kampung Sungai Nipah.
Malaysia disebut tak lagi melaporkan wabah virus nipah, yang sedikit berbeda dengan Bangladesh. Sejak melaporkan wabah pada 2001, hampir tiap tahun terjadi peristiwa serupa di negara tersebut. Infeksi virus nipah juga dilaporkan terjadi di India timur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar