Para ilmuwan di Universitas Oxford sedang bersiap untuk merancang versi terbaru dari vaksin buatannya, untuk memerangi mutasi atau varian baru Corona yang ditemukan di Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil.
Dikutip dari The Independent, mereka saat ini juga tengah menilai kemampuan vaksin buatan mereka untuk memberikan perlindungan terhadap mutasi baru tersebut. Hasil dari analisisnya akan dirilis bulan depan.
Namun, tim Oxford bermaksud untuk mulai mensintesis versi baru dari vaksin tersebut tanpa menunggu keputusan apakah langkah itu benar-benar diperlukan. Salah satu ilmuwan utama yang sedang mengerjakannya adalah Profesor Sarah Gilbert.
Perencanaan ini dilakukan setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan The Medicines and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA) bisa menyetujui vaksin yang dimodifikasi secepat yang diperlukan, untuk menghadapi varian virus Corona baru. Jika modifikasi pada vaksin ini diperlukan, butuh waktu untuk membuat penyesuaiannya.
Selanjutnya, pihak AstraZeneca akan diminta untuk mulai memproduksi pasokan baru dari vaksin yang sudah dimodifikasi sebelum mendistribusikannya ke seluruh dunia. Prosesnya mungkin akan memakan waktu hingga berbulan-bulan.
"Diketahui bahwa virus terus berubah melalui mutasi yang mengarah pada kemunculan varian baru, dan kita harus mengharapkan banyak varian baru untuk diidentifikasi selama 2021," kata juru bicara Universitas Oxford.
"Universitas Oxford dengan hati-hati menilai dampak varian baru pada kekebalan vaksin dan mengevaluasi proses untuk pengembangan cepat vaksin COVID-19 yang disesuaikan, jika ini diperlukan," lanjutnya.
Sementara itu, pemerintah setempat juga tengah mengembangkan jalur cepat baru untuk memungkinkan persetujuan vaksin yang dimodifikasi jika diperlukan dalam waktu dekat ini.
"Kami telah membicarakan hal itu dengan para ilmuwan secara intensif. Kami yakin bahwa MHRA siap untuk memberikan jalan untuk vaksin varian baru yang mungkin diperlukan untuk menangani varian baru Corona," jelas Boris.
https://trimay98.com/movies/the-quiet/
Satgas COVID-19 Tegaskan Peningkatan Kasus Bukan Akibat Mutasi Baru Corona
Indonesia masih mencatatkan penambahan kasus harian COVID-19 yang cukup signifikan setiap harinya. Bahkan dalam sepekan terakhir, angka penularan Corona beberapa kali mencetak rekor terbanyak.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan penambahan kasus COVID-19 di Indonesia bukan disebabkan karena adanya mutasi baru COVID-19 seperti di Inggris. Karenanya, ini adalah alarm bagi masyarakat untuk lebih patuh protokol kesehatan.
"Ini adalah alarm untuk lebih siaga. Saya perlu tegaskan bahwa penambahan kasus positif yang besar saat ini terbukti bukan karena munculnya varian baru seperti di Inggris," ujar Prof Wiku dalam konferensi pers di YouTube BNPB, Kamis (21/1/2021).
Prof Wiku mengatakan dari hasil pelacakan 244 whole genome sequencing oleh LBME Eijkman yang juga sudah dilaporkan ke GISAID, tidak ditemukan adanya mutasi B117 sampai saat ini.
"Jenis mutasinya yang banyak ditemukan ialah berjenis D614G. Oleh karena itu untuk menekan peluang mutasi SARS-CoV-2 ini kita harus mampu menekan infeksi dengan memperlambat laju penularan," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar