Kasus Corona di DKI Jakarta masih terus bertambah setiap harinya. Namun, hal ini juga dibarengi dengan jumlah pasien COVID-19 yang sembuh.
Menurut koordinator RS Darurat Wisma Atlet, Mayor Jenderal TNI dr Tugas Ratmono, SpS, mengatakan bahwa hingga saat ini tingkat keterisian di RSD Wisma Atlet sudah mencapai 77,63 persen. Diketahui, jumlah ini mengalami penurunan dari pekan sebelumnya, yakni 82,73 persen.
"Di RS Wisma Atlet ini kalau kemarin memang 80 sekian persen, tapi per laporan pagi tadi kita huniannya adalah 77,63 persen. Jadi hunian dari 5.994 tempat tidur yang tersedia, ini terhuni saat ini adalah 4.653 pasien," kata dr Tugas dalam siaran pers di kanal Youtube BNPB, Senin (25/1/2021).
Apa penyebab penurunan tingkat keterisian di RSD Wisma Atlet?
dr Tugas mengatakan ada beberapa faktor penyebab menurunnya tingkat keterisian pasien di RSD Wisma Atlet. Salah satunya adalah banyak pasien COVID-19 yang sudah sembuh.
"Kalau kita lihat dari laporan terakhir, angka kesembuhan di Wisma Atlet ini 86,50 sekian persen ya, saya kira cukup tinggi angka kesembuhannya 86 persenan," ujarnya.
Selain itu, kata dr Tugas, menurunnya tingkat keterisian ini juga dipengaruhi oleh sejumlah pasien yang harus dirujuk ke rumah sakit lain. Pasalnya, fasilitas di RSD Wisma Atlet belum cukup memadai apabila harus merawat pasien COVID-19 dengan gejala berat.
"Tentunya ada setiap hari ada yang dirujuk. Ini akan lebih baik jika ditangani di rumah sakit rujukan, karena fasilitas di Wisma Atlet ini waktu itu hanya disiapkan untuk yang ringan dan sedang," jelasnya.
"Saat ini kita juga optimalkan yang ICU dan HCU, sehingga bisa menangani hal-hal yang lebih berat," tambahnya.
Tak hanya itu, dr Tugas juga mengaku ada sejumlah pasien di RSD Wisma Atlet yang meninggal dunia karena tidak tertolong akibat sulitnya mendapat rumah sakit rujukan.
"Kasus yang meninggal juga beberapa yang belum sempat dirujuk memang ini suatu kondisi yang sangat berat. Masuk sudah (gejala) berat dan ini tidak bisa tertolong, walaupun sudah dilakukan penanganan sesuai standar, ini juga ada yang meninggal di sana," ungkapnya.
Maka dari itu, dr Tugas meminta kepada masyarakat untuk tetap patuh dalam menerapkan protokol kesehatan, agar korban akibat COVID-19 tidak semakin bertambah.
https://cinemamovie28.com/movies/high-rise/
Lakukan Tantangan Makan Mi Super Pedas, Pria Ini Sempat Tuli Dua Hari
Seorang pria sempat kehilangan pendengarannya atau tuli sementara selama beberapa hari karena makan mi super pedas asal Korea.
Mi super pedas khas Korea memang menjadi sebuah makanan dengan sensasi dan tren kuliner tersendiri bagi para pencinta pedas. Bahkan, di media sosial pun bermunculan soal tantangan untuk memakan mi super pedas tersebut.
Hanya saja tingkat toleransi pedas tiap orang tidak sama. Seorang pria bernama Reemul dari London merasakan sendiri pengalaman tersebut.
Reemul mengaku terkejut karena seusai makan sebungkus mi ia menjadi tuli sebagian selama dua hari.
Dikutip dari laman World of Buzz, Reemul mengatakan bahwa mi tersebut terasa seperti lava menetes ke perutnya.
"Gigi saya seperti mati rasa dan tenggorokan saya menutup saat lava menetes ke perut saya. Karena tidak ingin menyerah pada percobaan pertama, aku makan lagi dan lagi, mencoba menahan rasa sakit," jelasnya.
"Akhirnya, setelah saya makan setengah mangkuk, saya menyerah. Merasa kecewa pada diri saya sendiri," tambahnya
Reemul menyebut usai mengonsumsi mi tubuhnya seperti mati rasa dan bagian dalam serta wajahnya terasa panas. Meski demikian, ia mengaku rasanya enak.
Namun, pada keesokan harinya dia merasakan rasa sakit yang tajam di telinga kiri setiap kali disentuh. Rasa sakit semakin parah seiring berjalannya waktu.
"Selama akhir pekan, saya masih tidak bisa mendengar dengan baik dari telinga kiri saya, dan mulai ada suara berdering," tambahnya.
Beruntung, rasa sakit maupun kehilangan pendengarannya berkurang dalam tiga hari setelah makan mi super pedas tersebut.
https://cinemamovie28.com/movies/the-forsaken/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar