Virus nipah disebut memiliki potensi sebagai pandemi baru yang harus diwaspadai Indonesia. Infeksi virus nipah adalah penyakit dari virus zoonotic yang pindah dari hewan ke manusia, atau antar manusia melalui makanan yang terkontaminasi atau kontak langsung.
"Indonesia harus waspada pada potensi penularan virus nipah dari hewan ternak babi di Malaysia melalui kelelawar pemakan buah," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Didik Budijanto dikutip dari CNNIndonesia.com.
Dikutip dari situs WHO, badan kesehatan dunia tersebut memasukkan virus nipah dalam laporan WHO R&D Blueprint tahun 2019. Infeksi virus nipah masuk dalam daftar prioritas yang mengindikasikan perlunya peningkatan riset dan pengembangan terkait penyakit ini.
Selain Malaysia, WHO sempat melaporkan beberapa kasus virus nipah yang terjadi di dunia. Terkait risiko dan faktor pendukung infeksi virus nipah di Indonesia, sempat dijelaskan dalam beberapa jurnal.
Berikut penjelasan asal negara, gejala, dan kemungkinan adanya kasus virus nipah di Indonesia
A. Asal negara virus nipah
WHO tidak menyebutkan asal negara penyakit infeksi virus nipah. Namun WHO menyebutkan sejarah wabah virus nipah yang pernah terjadi di dunia. Meski tidak banyak, kerugian sosial dan ekonomi akibat penyakit yang menyerang hewan serta manusia ini sangat besar.
Virus nipah pertama dikenali saat wabah tahun 1999 di Malaysia yang terjadi pada peternak babi. Dikutip dari NCBI, dalam peristiwa inilah penyakit ini mendapatkan namanya. Nipah berasal dari nama sebuah desa di Malaysia yaitu Kampung Sungai Nipah.
https://kamumovie28.com/movies/parakang-manusia-jadi-jadian/
Malaysia disebut tak lagi melaporkan wabah virus nipah, yang sedikit berbeda dengan Bangladesh. Sejak melaporkan wabah pada 2001, hampir tiap tahun terjadi peristiwa serupa di negara tersebut. Infeksi virus nipah juga dilaporkan terjadi di India timur.
Pada 19 Mei 2018, wabah virus nipah dilaporkan terjadi di Kozhikode, Kerala, India. Kasus ini adalah yang pertama di India selatan dengan 17 kematian dan 18 terkonfirmasi positif pada 1 Juni 2018. Wilayah lain yang ikut terpengaruh adalah Malappuram.
Negara lain juga berisiko mengalami infeksi virus nipah. Bukti virus telah ditemukan di induk semang (reservoir) alaminya yaitu kelelawar spesies Pteropus sp. Virus juga ditemukan di spesies kelelawar lain dari beberapa negara yaitu Kamboja, Ghana, Indonesia, Madagaskar, Filipina, dan Thailand.
B. Gejala virus nipah
Pada manusia, infeksi virus nipah menimbulkan reaksi mulai dari tanpa gejala hingga fatal encephalitis (radang otak). Virus nipah juga mengakibatkan infeksi pernapasan akut pada gejala ringan hingga berat.
Gejala infeksi virus nipah adalah:
Demam
Sakit kepala
Nyeri otot (myalgia)
Muntah
Sakit tenggorokan
Gejala lain yang ikut muncul adalah:
Pusing
Lelah
Kesadaran yang hilang timbul
Tanda-tanda terkait saraf yang mengindikasikan radang otak akut
Pada beberapa kasus dilaporkan muncul gejala berikut:
Atypical pneumonia, termasuk masalah pernapasan akut
Encephalitis dan kejang pada kasus berat, yang berlanjut menjadi koma dalam 24-48 jam.
Masa inkubasi virus nipah mulai dari infeksi hingga muncul gejala diperkirakan 4-14 hari, meski ada yang melaporkan lebih dari 45 hari. Risiko kematian berkisar 40-75 persen bergantung pada manajemen klinis dan kemampuan epidemiological surveillance wilayah setempat.
Kebanyakan pasien yang selamat dari radang otak akun berhasil sembuh sepenuhnya, namun dampak infeksi pada saraf dilaporkan terjadi pada beberapa pasien. Sekitar 20 persen pasien mengalami gangguan kejang dan perubahan kepribadian. Beberapa kasus melaporkan kambuh (relapse) atau keterlambatan munculnya radang otak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar