Sabtu, 16 Januari 2021

Bagaimana Cara Menenangkan Keluarga Korban Bencana? Ini Saran Psikolog

 Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 diikuti bencana gempa dan longsor menimbulkan kesedihan mendalam bagi sebagian warga Indonesia. Korban dan keluarganya dapat mengalami trauma sehingga tidak menutup kemungkinan butuh bantuan secara fisik maupun psikologis.

Psikolog klinis Kasandra Putranto dari Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia menjelaskan perlu ada rasa simpati dan empati untuk korban atau keluarganya. Bila ada kesempatan berinteraksi, maka sebisa mungkin hindari bertanya-tanya hal yang dapat mengorek pengalaman buruk.


Cukup dengan jadi pendengar yang baik, atau bila perlu berikan sesuatu yang mungkin dibutuhkan.


"Kadang kata-kata itu tidak diperlukan. yang diperlukan itu lebih pada perhatian, pelukan, ekspresi seperti sudah makan belum...," kata Kasandra dalam program eLife, Jumat (15/1/2021).


Bila ada korban atau keluarga yang menangis, jangan dilarang. Kasandra menyebut ini sebagai proses yang normal dalam menghadapi kesedihan.


"Berikan informasi pada tempatnya. Informasi identifikasi, ganti rugi, atau hal-hal lain yang mesti dikerjakan. Paling penting adalah agar korban dan keluarganya mendapat pelayanan yang manusiawi dan selayaknya," pungkas psikolog Kasandra.

https://trimay98.com/movies/home-alone-2-lost-in-new-york/


Tetap Pakai Masker! Jangan Terlena Vaksin Corona, Masih Ada TBC


Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Tengah mengingatkan masyarakat tidak melepas protokol kesehatan meski sudah menerima vaksin COVID-19. Karena ancaman bukan hanya COVID-19 tetapi juga ada penyakit lainnya.

Ketua Tim Mitigasi IDI Wilayah Jawa Tengah Heru Muryawan mengatakan dengan tegas vaksin tidak menggantikan masker, namun meningkatkan daya tahan tubuh. Jika nantinya 70 persen masyarakat Indonesia sudah divaksin, artinya sudah meningkatkan daya kehidupan masyarakat atau herd immunity.


"Vaksinasi tidak menggantikan masker! Meningkatkan daya tahan tubuh. Nantinya jika 70 persen sudah divaksin, itu meningkatkan daya kehidupan masyarakat," kata Heru di kantor IDI Jateng, Jumat (15/1/2021).


"Apakah setelah 70 persen kemudian buka masker? Tidak, kita lihat dulu," ujarnya.


Pertanyaan soal manfaat pasca divaksin banyak muncul setelah artis Raffi Ahmad berpesta tanpa protokol kesehatan pasca vaksin penyuntikan pertama. Heru pun menjelaskan vaksin kali ini sama dengan imunisasi pada anak.


"Ini mengurangi resiko terpapar," tegasnya.


Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Jawa Tengah Djoko Handojo menjelaskan terkait protokol kesehatan pasca vaksin harus dilakukan karena ada ancaman penyakit lain yang sebenarnya juga berbahaya dan memakan banyak korban salah satunya yaitu TBC.


"Kita harus tahu hidup tidak hanya dengan COVID. TBC masih banyak, padahal TBC berterbangan di udara. Karena TBC penyebaran lambat, meski pasien banyak, seolah bukan apa-apa. Sedangkan COVID ini singkat dan cepat menjalarnya," jelas Djoko.


"Walau pandemi berakhir, tetap pakai masker," imbuhnya.


"Ini mengurangi resiko terpapar," tegasnya.


Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Jawa Tengah Djoko Handojo menjelaskan terkait protokol kesehatan pasca vaksin harus dilakukan karena ada ancaman penyakit lain yang sebenarnya juga berbahaya dan memakan banyak korban salah satunya yaitu TBC.


"Kita harus tahu hidup tidak hanya dengan COVID. TBC masih banyak, padahal TBC berterbangan di udara. Karena TBC penyebaran lambat, meski pasien banyak, seolah bukan apa-apa. Sedangkan COVID ini singkat dan cepat menjalarnya," jelas Djoko.


"Walau pandemi berakhir, tetap pakai masker," imbuhnya.


BPOM RI Jamin Vaksin Masih Efektif untuk Varian Baru Virus Corona


 Varian baru Corona baik yang terdeteksi di Inggris, Afrika Selatan, dan yang terbaru di AS tengah menjadi sorotan di berbagai negara di dunia. Berbagai strain virus ini disebut lebih menular dari strain sebelumnya.

Varian baru Corona ini juga dikhawatirkan bisa mengganggu efektivitas vaksin Corona yang saat ini mulai didistribusikan di Indonesia.


Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Penny K Lukito mengatakan, vaksin Corona yang ada saat ini masih mampu melindungi penerimanya dari mutasi atau varian baru Corona yang bermunculan.


Meskipun belum ada penelitian yang lebih lengkap terkait varian baru ini, tetapi para peneliti menilai strain yang baru muncul ini tidak mengubah struktur protein spike dari virus tersebut.


"Karena vaksin kan meningkatkan antibodi, dan mutasi baru pada virus ini diharapkan tidak mengubah struktur protein spike dari target vaksin itu, sehingga masih bisa dikenali antibodi," kata Penny di Komisi IX DPR RI pada Kamis (14/01/2021).


Penelitian masih akan terus dilakukan terhadap varian baru Corona ini. Namun, tidak ada kekhawatiran akan adanya perubahan protein spike dari virus dan masih bisa efektif untuk menanganinya.


"Masih bisa efektif sampai dengan sekarang, sampai ada data baru," lanjutnya.

https://trimay98.com/movies/home-alone-the-holiday-heist/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar