Sebuah studi terbaru mengungkapkan lama rata-rata wanita mengalami orgasme saat berhubungan seks yaitu 13,46 menit.
Dikutip dari New York Times, studi yang telah diterbitkan dalam Journal of Sexual Medicine ini menggunakan stopwatch dalam mengukur waktu yang dibutuhkan oleh para wanita untuk mencapai orgasme saat bercinta.
Studi ini dilakukan terhadap 645 wanita dan pasangannya dari 20 negara yang berbeda selama delapan minggu. Usia rata-rata wanita yang diteliti adalah sekitar 30 tahun.
Selama masa penelitian 31,4 persen wanita bisa mencapai orgasme hanya dengan melakukan penetrasi saat bercinta. Sedangkan 68,6 persennya lagi membutuhkan tindakan lain seperti berciuman dan sentuhan-sentuhan seksual lainnya.
Studi tersebut juga menunjukkan sebanyak 42,2 persen wanita menyukai posisi seks 'woman on top'. Posisi seks itu disebut bisa membuat mereka cepat mencapai orgasme.
Agar Kuat Hadapi Corona, Dokter Sarankan Perbanyak Asupan Protein
Menjaga daya tahan tubuh sangat penting, terlebih di tengah penyebaran virus corona COVID-19 di Indonesia yang kian meningkat. Artinya risiko tertular penyakit ini juga menjadi semakin besar.
Dokter dari Rumah Sakit Siloam Karawaci, dr Vito Damay, SpJP, mengatakan agar daya tahan tubuh tetap kuat selama virus corona berlangsung, maka pentingnya menjaga asupan protein setiap hari.
"Protein ini penting sekali dalam pembentukan daya tahan tubuh. Tentara (imun) kita itu asalnya dari situ," kata dr Vito, Minggu (29/3/2020).
dr Vito juga menjelaskan protein sangat berperan penting dalam menyembuhkan sel-sel yang rusak akibat adanya infeksi penyakit.
"Misalnya ada sakit atau sel-sel kita terkena infeksi dan kita belum sampai sakit banget. Nah protein itu berfungsi untuk merepair atau meregenerasi sel-sel yang rusak," jelasnya.
"Jadi penting sekali untuk makan protein," pungkasnya.
Khawatir 'Super-spreader', 40 Ribu Orang dari 20 Desa Dikarantina di India
Sekitar 40.000 orang dari 20 desa dikarantina di Punjab, India. Hal ini dilakukan oleh pemerintah setempat karena diduga adanya 'super-spreader' atau orang yang menyebarkan virus corona COVID-19 secara massal.
Dikutip dari BBC, orang yang diduga menjadi 'super-spreader' itu adalah seorang pemuka agama berusia 70 tahun yang meninggal akibat virus corona. Diketahui sebelumnya ia menolak untuk melakukan karantina diri sendiri sepulang dari Italia dan Jerman.
Sebelum meninggal, pria itu telah menghadiri sebuah festival bernama Hola Mohalla. Festival ini berlangsung selama enam hari dan dihadiri sekitar 10.000 orang setiap harinya.
Kecurigaan itu semakin membesar setelah seminggu ia meninggal, sebanyak 19 orang kerabatnya dinyatakan positif virus corona.
"Sejauh ini kami telah melacak sebanyak 550 orang yang telah melakukan kontak langsung dengannya dan jumlahnya terus bertambah. Kami telah menyegel 15 desa di sekitar daerah yang ia tinggali," ucap seorang pejabat setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar