Minggu, 03 Mei 2020

Mulai dari Ebola-SARS, Bagaimana Manusia Kalahkan Wabah Sebelum Corona?

Pada 31 Januari 2003, seorang penjual ikan bernama Zhou Zuofen dirawat di Rumah Sakit Sun Yat-sen Memorial di Guangzhou, salah satu kota terbesar di China. Dia menunjukkan gejala aneh seperti pneumonia, gejala yang muncul pada sejumlah kecil pasien sejak November 2002.
Penyakit ini diduga pertama kali menginfeksi seorang petani di daerah Foshan di China, bagian dari provinsi Guangdong yang berbatasan dengan Hong Kong. Gejalanya seperti flu yang meliputi nyeri otot, demam, batuk, kelelahan luar biasa dan sakit tenggorokan. Penyakit ini kadang-kadang menyebabkan pneumonia, yang terkadang muncul akibat infeksi bakteri yang terpisah.

Infeksi Zhou membuat penyakit yang masih belum jelas ini menjadi perhatian internasional.

Di Rumah Sakit Sun Yat-sen Memorial, dia dianggap telah menularkan infeksi kepada 30 petugas kesehatan. Salah satu dokter rumah sakit, Liu Jianlun, akhirnya merawat sembilan pasien yang terinfeksi penyakit ini.

Apakah minuman panas akan melindungi Anda dari Covid-19?
Bisakah kita terinfeksi virus corona dua kali?
Monster penangkal wabah yang viral di masa pandemi
Dari sekitar 15 Februari 2003, dokter Liu mulai menunjukkan gejala penyakit ringan, tetapi tidak menghubungkannya dengan penyakit yang sedang ditanganinya.

Dokter Liu meninggalkan kota untuk menghadiri pesta pernikahan keluarga di dekat Hong Kong. Dan dengan perjalanan itu, penyakit misterius ini selangkah lebih maju menuju sebuah darurat internasional.

Pada 21 Februari, dokter dan istrinya masuk ke kamar mereka di lantai sembilan Hotel Metropole Hong. Keesokan paginya, dokter merasa sakitnya cukup parah sehingga perlu perawatan medis.

Dia berjalan ke Rumah Sakit Kwong Wah di dekat lokasi itu. Mengetahui dia sakit parah, dokter berusia 64 tahun itu meminta ditempatkan di ruang isolasi. Kejeliannya ini menimbulkan konsekuensi yang luas. Seandainya dia tidak minta diisolasi, semuanya bisa jauh lebih buruk.

Penyakit yang diderita Liu akan dikenal seluruh dunia sebagai Sars (sindrom pernafasan akut yang parah). Cepatnya dokter Liu pergi ke rumah sakit dan minta diisolasi dianggap telah mencegah ancaman baru ini menjadi pandemi global.

Namun, dokter Liu tidak bisa menyaksikan bagaimana penularan penyakit ini bisa dihentikan. Dia meninggal pada 5 Maret, setelah dua minggu berjuang melawan infeksi di ruang isolasi.

Meskipun kasus-kasus terpisah masih dilaporkan hingga Maret 2004, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan berakhirnya keadaan darurat pada 5 Juli 2003 setelah tidak melihat adanya kasus baru selama 20 hari.

Pada akhirnya, Sars menginfeksi lebih dari 8.000 orang di 29 negara, menewaskan sedikitnya 774 di antaranya. Tingkat kematian Sars ada di bawah 10%, jauh lebih tinggi daripada penyakit musiman serius seperti flu. Efeknya paling terasa di China, Taiwan dan Kanada.

Seorang pria mengenakan masker di depan pintu masuk klinik Sars.

Sama seperti pandemi Covid-19 saat ini yang sedang diperangi dunia, Sars tersebar melalui pesawat terbang. Infeksi ini bisa sampai di belahan dunia yang lain hanya dalam waktu satu hari. Sangat berbeda dengan flu Spanyol yang muncul lebih dari seabad yang lalu, yang perlahan menulari dunia melalui kapal uap penumpang dan kereta api yang memakan waktu berminggu-minggu dan berbulan-bulan.

Potensi wabah penyakit menjadi pandemi telah tumbuh secara eksponensial karena kemampuan kita melakukan perjalanan, telah membuat dunia menyusut.

Infeksi virus barangkali sudah ada sejak munculnya kehidupan dalam bentuk sel. Mereka mengikuti perkembangan manusia; kadang-kadang melompat dari spesies lain ke manusia ketika kondisinya tepat.

Seiring bertambahnya populasi kita, dengan permukiman yang semakin merambah hutan yang dihuni oleh inang alami mereka, ancaman pun meningkat. Sars, dan Ebola, demam penuh darah yang menakutkan, adalah penyakit abad ke-21 di dunia yang padat.

Sars dimulai di Cina, tetapi salah satu wabah paling seriusnya terjadi di belahan dunia yang lain, di Toronto, Ontario, Kanada.

Jacalyn Duffin, seorang sejarawan medis dan hematologis Kanada, bekerja di dekat Toronto ketika wabah pertama kali terjadi. "Sebagai seorang sejarawan yang juga tertarik pada penyakit, saya memperhatikan sejak awal," kata dia.

Sars tiba di Kanada bersama seorang penduduk tua Toronto, Kwan Sui-Chu, yang baru kembali dari Hong Kong. Di Hong Kong, dia tinggal di Metropole Hotel.

Kwan jatuh sakit dan meninggal di rumah. Sebelum meninggal, dia menulari putranya, yang meneruskan penyakit itu ke sekelompok orang lain sebelum meninggal di Rumah Sakit Scarborough Grace.

Layanan kesehatan Ontario segera bersiap untuk perang. "Setiap rumah sakit di Ontario harus menerapkan karantina yang ketat," kata Duffin. "Sebelum masuk, para pekerja harus antre di luar dan mengukur suhu tubuh."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar