Di sisi lain, Gates menyampaikan ada dua jenis mesin PCR, yakni mesin pengolah batch volume tinggi dan mesin volume rendah. Keduanya memiliki peran dalam mendeteksi sampel virus. Mesin volume tinggi bisa menguji sampel dalam jumlah besar. Mesin volume rendah dapat mengidentifikasi virus dalam waktu kurang dari satu jam.
Namun, Gates mengaku pihaknya sudah berkomunikasi dengan produsen perihal bagaimana cara agar mesin volume tinggi bisa dua kali lebih produktif.
"Setiap orang yang membuat mesin ini dan beberapa pendatang baru membuat mesin sebanyak mungkin. Menambahkan kapasitas dan memanfaatkan penuh mesin yang sudah tersedia akan meningkatkan kapasitas pengujian," tulisnya dalam catatan di blog pribadi Gates Notes.
Tes cepat tanpa laboratorium
Petugas medis memperlihatkan sampel darah jurnalis saat Rapid Test atau pemeriksaan cepat COVID-19 di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (15/4/2020). Rapid test yang diikuti 40 wartawan dari sejumlah media tersebut untuk pencegahan penyebaran virus corona atau COVID-19 di kalangan wartawan di Kota Makassar.
Gates menambahkan jenis tes lain yang sedang dikembangkan adalah Rapid Diagnostic Test (RDT). Jenis itu seperti tes kehamilan di rumah. Setiap orang akan menyeka hidung secara mandiri dengan cara yang sama seperti untuk tes PCR. Tidak dikirim ke laboratorium, hasil tes RDT ditaruh di wadah cair dan kemudian dituangkan ke selembar kertas yang akan berubah warna jika mendeteksi virus.
"Bentuk tes ini mungkin tersedia dalam beberapa bulan. Meskipun tidak akan sama sensitifnya dengan tes PCR, bagi seseorang yang memiliki gejala itu cukup akurat. Anda masih perlu melaporkan hasil tes ke pemerintah karena mereka membutuhkan visibilitas ke tren penyakit," ujar Gates.
Adapun tentang tes serologi dengan menggunakan darah, dia menilai hanya menunjukkan hasil positif pada penyakit yang terlambat dideteksi. Sehingga, dia menilai tes itu tidak membantu seseorang dalam memutuskan apakah akan dikarantina. Terlebuh, dia berkata tes yang dilakukan sejauh ini memiliki masalah dengan false positive.
Lebih dari itu, Gates menyampaikan ada dua kasus kritis, yakni siapa saja yang simtomatik dan siapa saja yang telah melakukan kontak dengan seseorang yang dites positif. Idealnya, dia berkata kedua kelompok itu dapat melakukan tes di rumah tanpa pergi ke pusat medis.
"Tes masih akan tersedia di pusat-pusat medis, tetapi yang paling sederhana adalah memiliki mayoritas dilakukan di rumah. Untuk membuat itu berfungsi, pemerintah harus memiliki situs web yang dapat dikunjungi dan digunakan untuk melaporkan keadaan, termasuk gejala," ujarnya.
"Jika positif, seseorang akan mendapatkan peringkat prioritas dan semua penyedia tes akan diminta untuk memastikan mereka memberikan hasil cepat ke tingkat prioritas tertinggi," Gates.
Perlu pengetesan sehari
Selain itu, Gates juga menyarankan agar pengetesan bisa dilakukan dengan segera. Sebagai contoh di AS, hasil tes baru bisa diterima setelah 7 hari. Padahal selama 7 hari itu belum tentu seseorang bebas dari infeksi corona. Maka hasil pengetesan instan menurutnya sangat dibutuhkan.
"Di Amerika Serikat, butuh lebih dari tujuh hari di beberapa lokasi untuk mendapatkan hasil tes, (hal ini) mengurangi nilai (akurasi)-nya secara dramatis. Penundaan semacam ini tidak dapat diterima," ujar Gates.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar