Pada sistem reproduksi wanita, terdapat organ seksual yang berbentuk tube atau tabung. Organ ini merupakan salah satu yang sangat sensitif terhadap rangsang seksual.
Karena letaknya tersembunyi dan cenderung tabu untuk dibicarakan, organ ini kerap luput dari perhatian. Akibatnya, tidak jarang kurang mendapat perawatan yang semestinya.
Ada banyak hal tentang Miss V yang bahkan tidak semua wanita mengetahuinya. Di antaranya seperti dikutip dari Medical News Today adalah sebagai berikut.
1. Tak perlu diberi pewangi
Faktanya, vagina tidak perlu dibersihkan dengan produk pembersih yang mengandung pewangi. Justru, keseimbangan pH akan terganggu jika kamu membersihkan vagina dengan produk yang mengandung 'pewangi'. Dokter hanya menyarankan agar kamu rutin membersihkan vagina dengan air bersih, sehari sekali.
2. Baunya dipengaruhi oleh makanan
Beberapa bukti menunjukkan aroma vagina dipengaruhi oleh apa yang dikonsumsi. Misalnya mengonsumsi nanas, disebut dapat menimbulkan aroma manis pada vagina. Lain halnya dengan bawang putih yang disebut menimbulkan efek bau tak sedap pada area intim wanita.
Namun berhati-hati apabila terdapat bau yang sangat menyengat, itu bisa disebabkan karena adanya infeksi pada vagina. Jadi sebaiknya kamu harus memeriksanya.
3. Memiliki pH seperti anggur
Potential Hydrogen atau tingkat keasaman (pH) normal vagina kurang dari 4,5 yang mirip dengan pH anggur. Bakteri baik yang mendominasi vagina dapat membantu menjaga tingkat pH normal. Hal ini dapat membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang menyebabkan infeksi.
Apabila tingkat pH vagina naik di atas 4,5 ini dapat menyebabkan infeksi ragi dan bakteri vaginosis pada vagina. Karena pada pH tersebut menjadi tempat ideal bakteri untuk berkembang biak.
4. Memproduksi pelumas
Vagina memproduksi pelumas yang mengandung senyawa bernama squalene. Senyawa ini sama seperti yang ditemukan di hati ikan hiu. Namun, senyawa squalene juga secara kontroversial digunakan dalam produk kosmetik, di antaranya lotion pelembab, tabir surya, dan produk rambut.
Kabar Gembira, Pemerintah Kini Lakukan Uji Klinis Ventilator Produksi Lokal
Pemerintah mengumumkan telah melakukan pengujian ventilator buatan dalam negeri untuk membantu pasien yang terinfeksi virus Corona COVID-19. Langkah ini terbilang menggembirakan karena sebelumnya Indonesia selalu bergantung pada ventilator impor buatan negara lain.
"Selama ini kita boleh dibilang 100 persen tergantung kepada ventilator impor," Ucap Prof Bambang Brodjonegoro, Menteri Riset Teknologi dan Badan Riset Inovasi Nasional, di Graha BNPB, Minggu (3/5/2020).
"Namun karena ada kebutuhan yang begitu besar sejak merebaknya COVID-19, maka para peneliti dan perekayasa tidak kenal lelah untuk mencoba mengembangkan ventilator produksi dalam negeri. Sebagian bahkan 100 persen lokal kontennya dengan menggunakan open source, yang memang sudah tersedia di berbagai belahan dunia," lanjutnya.
Prototipe ventilator produksi dalam negeri ini sudah melalui tahap pengujian di Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta (BPFK) Kementerian Kesehatan. Setelah itu, akan dilakukan uji klinis sebelum digunakan untuk pasien. Diperkirakan uji klinis akan memakan waktu seminggu, sehingga pertengahan Mei sudah bisa dilakukan produksi massal.
"Diharapkan pertengahan Mei, kita sudah bisa melihat ventilator produksi Indonesia yang diproduksi oleh mitra industri, yang juga tidak mudah dicarinya. Karena selama ini tidak ada industri yang membuat ventilator," kata Prof Bambang.
Nantinya terdapat empat lembaga atau perusahaan yang berpartisipasi dalam pembuatan produk ventilator lokal ini, di antaranya Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan PT Darma.
"Empat prototipe ventilator yang saat ini sudah melalui proses pengujian di BPFK dan saat ini sedang uji klinis adalah prototipe yang berasal dari IPB, UI, BPPT dan juga dari salah satu perusahaan swasta PT Darma," tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar