Jumat, 01 Januari 2021

Pasangan Sedang Subur atau Tidak? Ini Ciri-ciri untuk Mengenalinya

 Bagi pasangan yang sedang menantikan kehadiran buah hati, penting sekali untuk mengenali masa subur. Berhubungan seks pada masa ini punya peluang lebih besar untuk terjadi pembuahan dan kehamilan.

Menurut dr Irfan Rahmatullah, SpOG, siklus haid normalnya berlangsung 28 hari. Masa subur menurutnya mulai terjadi 14 hari sebelum hari pertama haid berikutnya.


"Jadi, kalau memiliki siklus haid 28 hari, masa subur dimulai dari hari ke-14 sampai empat hari ke depannya," kata dr Irfan dikutip dari buku 9 Bulan Dibuat Penuh Cinta Dibuai Penuh Harap.


Selain itu, masa subur juga bisa dikenali dari beberapa tanda. Di antaranya sebagai berikut:


1. Payudara terasa nyeri

Masa subur bisa ditandai dengan gejala fisik, salah satunya nyeri di bagian payudara dan panggul. Nyeri pada payudara biasanya terasa di area puting akibat aliran hormon yang terjadi pada fase ovulasi.


Sementara itu, nyeri di panggul umumnya lebih bervariasi durasi maupun lokasinya. Ada yang merasakannya beberapa menit saja, ada juga yang sampai berjam-ham lamanya.


2. Perubahan suhu basal

Kenaikan suhu tubuh basal terjadi ketika ovulasi, yang menandakan wanita sedang dalam masa subur. Pengukuran suhu basal juga merupakan salah satu metode yang dipakai untuk mengamati siklus masa subur.


Perubahan lendir serviks juga bisa menjadi pertanda masa subur. Bagaimana mengamatinya?


KLIK DI SINI UNTUK KE HALAMAN SELANJUTNYA

https://movieon28.com/movies/extreme-movie/


Beredar Informasi RS di Yogya Penuh, Begini Faktanya


Beredar informasi kondisi rumah sakit di Yogyakarta saat ini. Dalam sebuah postingan di media sosial twitter, disebutkan bahwa rumah sakit di DIY sudah penuh. Bagaimana faktanya?

Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan COVID-19, Berty Murtiningsih, angkat bicara menanggapi informasi itu. Menurutnya, saat ini memang semakin sedikit sisa tempat tidur untuk perawatan COVID-19.


"Kalau hal ini sebenarnya pernah disampaikan bahwa memang yang terjadi adalah RS rujukan di DIY, sebanyak 27 tersebar di 5 kab kota se-DIY, semakin sedikit sisa TT (tempat tidur) yang didedikasikan untuk perawatan COVID-19," kata Berty kepada wartawan melalui pesan singkat, Jumat (1/1/2021).


Keterbatasan bed ini, kata Berty, membuat waktu rujukan lebih lama. Sebab, rumah sakit perlu saling berkoordinasi.


"Tentunya juga semakin memerlukan waktu lebih lama dalam berkoordinasi antar RS. Di DIY sistem rujukan menggunakan SISRUTE (Sistem Rujukan Terpadu) sistem ini dipakai oleh semua RS di DIY yang akan melakukan rujukan pasien," jelasnya.


Menurutnya, dalam merujuk pasien tidak bisa sembarangan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saar merujuk pasien COVID-19.


"Merujuk pasien tidak hanya terkait pada ketersediaan TT tetapi juga memyangkut ketersedian tenaga ahli dan sebagainya.

Sehingga memang akan memakan waktu untuk koordinasi," terangnya.


Lebih lanjut, berdasarkan data penggunaan TT di RS rujukan per 31 Desemver 2020, tercatat untuk TT critical dari ketersediaan 64 telah digunakan 45 sehingga sisa 18.


Kemudian, untuk TT non critical dari ketersediaan 577 telah digunakan 514 sehingga hanya sisa 63.


Berty pun meminta agar masyarakat patuh dan melaksanakan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus Corona.


"Masyarakat harus laksanakan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan) lebih ketat karena sesungguhnya itu yang membantu urai rujukan yang menumpuk. Rumah sakit itu adalah pilar terakhir dalam pengendalian COVID-19 ini," pungkasnya.

https://movieon28.com/movies/the-untamed/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar