Selasa, 01 Desember 2020

Hasil Final Vaksin COVID-19 Moderna: 94 Persen Efektif, Cegah Penyakit Parah

 Hasil akhir uji klinis vaksin COVID-19 Moderna akhirnya keluar, menunjukkan efektivitas hingga 94 persen. Dari hasil tersebut, ditemukan tak ada orang yang diberikan vaksin COVID-19 lalu mengalami penyakit parah.

Seperti Pfizer-BioNTech, vaksin COVID-19 Moderna menggunakan teknologi mRNA baru (messenger RNA) untuk mengembangkan vaksin mereka, melibatkan kode genetik virus daripada bagian yang dimatikan atau dilemahkan. Kedua perusahaan telah mengumumkan hasil yang luar biasa dan sangat mirip.


Sementara analisis data akhir vaksin COVID-19 Pfizer dinilai manjur 95 persen. Analisis fase 3 vaksin COVID-19 Moderna melibatkan 30.000 orang di Amerika Serikat.


Setengahnya diberi vaksin COVID-19 Moderna dan setengahnya lagi menerima plasebo, 196 di antaranya ditemukan jatuh sakit. Tiga puluh orang menjadi sakit parah dan satu meninggal, tetapi tidak satupun dari mereka yang telah diberi vaksin Moderna.


Uji coba vaksin COVID-19 Moderna melibatkan sejumlah besar orang dalam kelompok paling berisiko, dengan 7 ribu orang berusia di atas 65 tahun dan lebih dari 5 ribu orang yang lebih muda dengan penyakit kronis, seperti diabetes, obesitas parah, dan penyakit jantung.


Studi ini juga melibatkan 11 ribu orang dari komunitas etnis kulit hitam, Asia, dan minoritas yang merupakan 37 persen, proporsi yang sama dengan populasi AS. Ada 33 orang dewasa yang lebih tua, efek samping yang umum dikeluhkan adalah sakit lengan, sakit kepala dan kelelahan.


"Data uji coba vaksin COVID-19 Moderna secara lengkap belum dirilis, tetapi akan diterbitkan dalam jurnal peer-review pada waktunya," kata Moderna.


"Analisis primer yang positif ini menegaskan kemampuan vaksin kami untuk mencegah penyakit COVID-19 dengan kemanjuran 94,1 persen dan, yang terpenting, kemampuan untuk mencegah penyakit COVID-19 yang parah. Kami yakin vaksin kami akan memberikan alat baru dan canggih yang dapat mengubah jalannya pandemi ini dan membantu mencegah penyakit parah, rawat inap, dan kematian," kata Stephane Bancel, CEO Moderna.

https://movieon28.com/movies/secret-zoo/


WHO Khawatir 'Amnesia' COVID-19 Jadi Pandemi Baru di Masa Datang


Sudah satu tahun pandemi COVID-19, pakar darurat utama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan dunia berisiko mengalami pandemi di masa mendatang jika tak belajar dari krisis COVID-19 yang dialami saat ini. Hal ini berkaitan dengan yang disebutnya 'amnesia' COVID-19, apa maksudnya?

"Saya telah melihat amnesia yang tampaknya turun ke dunia setelah peristiwa traumatis, dan itu bisa dimengerti," kata Mike Ryan dalam pengarahan di Jenewa.


"Tapi jika kita melakukan ini lagi seperti yang kita lakukan setelah SARS, seperti yang kita lakukan setelah H5N1, seperti yang kita lakukan setelah pandemi H1N1, jika kita terus mengabaikan kenyataan tentang apa yang muncul dan patogen berbahaya dapat lakukan terhadap peradaban kita, maka kita cenderung mengalami hal yang sama atau lebih buruk lagi dalam hidup kita," katanya menegaskan.


Selain itu, ia juga mengecam negara-negara maju, menilai bahwa mereka menjalankan sistem perawatan kesehatan bak 'maskapai penerbangan berbiaya rendah'.


"Di utara, karena model biaya untuk sistem kesehatan, kami telah merancang sistem kesehatan kami untuk diberikan pada 95 persen, 98 persen, dengan efisiensi 100 persen. Ini hampir seperti model maskapai penerbangan berbiaya rendah untuk pemberian layanan kesehatan," katanya.


Sementara itu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus juga meminta agar negara-negara tidak mempolitisasi asal-usul COVID-19. Hal ini disebutkan akan menghambat investigasi WHO terkait kebenaran asal COVID-19.


"Kita perlu mengetahui asal muasal virus ini karena dapat membantu kita mencegah wabah di masa mendatang," kata Tedros.


"Tidak ada yang disembunyikan. Kami ingin tahu asalnya, dan hanya itu," lanjutnya.


Beberapa waktu lalu, Donald Trump menuduh China menyembunyikan COVID-19 di awal merebak bekerja sama dengan WHO, namun WHO berulang kali membantah pernyataan tersebut. Media pemerintah China juga mengatakan COVID-19 sebenarnya berasal dari luar negeri dengan terus menekankan penemuan jejak Corona di makanan beku impor.

https://movieon28.com/movies/lawyer-man/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar