Noctua dikenal sebagai pembuat pendingin prosesor berkualitas tinggi, dengan kipas yang sebenarnya sudah hampir tak ada suaranya. Namun tampaknya itu tak cukup.
Perusahaan asal Austria ini kemudian membuat pendingin prosesor tanpa kipas, yang sebenarnya sudah dipamerkan pada ajang Computex 2019 lalu. Kini, pendingin tersebut sudah mulai diproduksi massal.
Pendingin yang belum disebutkan namanya ini mempunyai 12 bilah aluminum setebal 1,5mm, enam heatpipe tembaga, dan heatsink tembaga. Kombinasi semuanya itu menghasilkan bobot mencapai 1,5 kg, yang sebenarnya juga masih kalah berat dibanding produk sejenis dari Thermalright, yang bobotnya mencapai 1,8 kg.
Noctua menggunakan desain asimetris saat membuat pendingin prosesor ini. Tujuannya adalah clearance slot PCIe yang lebih baik, serta kompatibilitas RAM 100%, baik untuk motherboard LGA 115x ataupun AM4.
Saat mendemonstrasikan pendingin itu, Noctua menggunakan CPU monster Intel Core i9-9900K, prosesor delapan core yang bisa mencapai kecepatan 5GHz, serta punya thermal design power 95W.
Dalam pengujian, suhu prosesor tersebut dilaporkan hanya mencapai 95 derajat celcius. Padahal pengujiannya dilakukan di pameran Computex, yang suhunya ruangannya juga tak terlalu dingin.
Noctua menargetkan kalau pendingin ini bisa mencapai TDP 120W untuk casing tanpa kipas, dan 180W untuk casing dengan sebuah kipas yang sunyi di dekatnya. Dalam paket penjualannya Noctua juga menyertakan pasta pendingin NT-H2.
Pendingin ini sudah mulai diproduksi massal, dan bakal siap dipasarkan pada Februari mendatang. Sayangnya belum diketahui harga pendingin ini, demikian dikutip detikINET dari Tech Spot, Sabtu (26/12/2020).
https://kamumovie28.com/movies/the-strange-vice-of-mrs-wardh/
Penampakan Batuan Asteroid yang Dibawa Jepang
Setelah berhasil membawa asteroid purba ke Bumi, Japan Aeropspace Exploration Agency (JAXA) akhirnya memamerkan bentuk dari kepingan benda luar angkasa tersebut.
Batuan tersebut diambil oleh pesawat Hayabusa2 yang berasal dari asteroid Ryugu sepanjang 900 meter dan jaraknya jutaan kilometer dari Bumi. Sebagai informasi, Hayabusa2 mencapai asteroid Ryugu pada Juni 2018, dan turun ke permukaan asteroid pada Februari 2019.
Setelah itu, Hayabusa2 kemudian menembakkan proyektil ke permukaan asteroid itu, meraup material yang diperlukan untuk penelitian. Sampel asteroid Ryugu itu pun mendarat di daerah terpencil Australia pada 5 Desember lalu.
Dari sampel asteroid yang dipamerkan JAXA, sekilas mungkin benda tersebut layaknya kerikil atau pecahan batu seperti pada umumnya. Hanya saja warna dari batuan asteroid Ryugu itu tampak lebih gelap.
JAXA sendiri mengaku masih mengkurasi sampel yang dibawa itu dan membandingkan dengan sampel asteroid yang sudah dipunya sebelumnya.
Jepang sudah pernah mengambil sampel asteroid dengan Hayabusa generasi pertama pada tahun 2010, namun saat itu hanya seberat kurang dari 1 miligram. Sampel kali ini sekitar 100 miligram dan asteroidnya jenis purba, menyajikan data penelitian berharga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar