Kamis, 31 Desember 2020

Kantongi Sertifikat BPOM, Bio Farma Layak Produksi Vaksin COVID-19

 Bio Farma telah menerima sertifikat yang menyatakan fasilitas produksinya layak untuk memproduksi vaksin COVID-19. Sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) atau Good Manufacturing Practice (GMP) ini resmi diberikan oleh Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (Badan POM) kepada pihak Bio Farma. Pengumuman ini disampaikan perwakilan Bio Farma dalam keterangan pers 'Perkembangan Vaksin COVID-19'.

"Kita mendapatkan sertifikasi CPOB dari Badan POM dengan demikian Bio Farma menjadi sangat layak untuk memproduksi vaksin COVID-19 yang sudah ditunggu kehadirannya oleh masyarakat Indonesia," jelas Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam keterangan tertulis, Rabu (30/12/2020).


Selain produksi, Bio Farma juga telah menyiapkan sistem distribusi yang terintegrasi digital guna memastikan jaminan kualitas dari vaksin yang akan diberikan pada rakyat Indonesia.


"Sebagaimana diketahui, kualitas dan kapasitas Bio Farma juga sudah diakui oleh CEPI atau Coalition for Epidemic Preparedness Innovations dalam due diligence pada 15 September 2020 lalu dengan hasil yang baik," tambahnya.


Indonesia merupakan satu dari sedikit negara yang memiliki tanggung jawab kepada dunia terkait kontribusi melalui CEPI untuk pengadaan vaksin dunia. Keterlibatan ini menunjukkan Indonesia tidak hanya berfokus pada kebutuhan mandiri, tapi juga memiliki kontribusi pada negara lain untuk dapat memperoleh vaksin yang setara.


Saat ini Pemerintah Indonesia sudah mengamankan sedikitnya 426 juta dosis vaksin dan empat produsen, juga menambah 100 juta dosis vaksin dari Amerika Serikat dan Inggris.

https://nonton08.com/movies/humanoids-from-the-deep/


5 Kasus Medis Langka dan Aneh di 2020, Urine Beralkohol dan Kencing Hijau


Sejumlah kasus medis yang terbilang aneh menarik perhatian sepanjang tahun 2020. Mulai dari seorang pria dengan urine berwarna hijau hingga remaja dengan jarum jahit ada pada hatinya.

Kumpulan kasus ini menggambarkan kondisi setiap pasien yang tidak memiliki gejala umum seperti kebanyakan penyakit lainnya. Namun, laporan ini dapat membantu dokter lebih memahami tanda-tanda pada penyakit langka.


Dikutip dari Live Science, berikut 5 kasus medis langka dan aneh sepanjang 2020:


1. Kencing berwarna hijau

Pria berusia 62 tahun asal Chicago dirawat di rumah sakit setelah diketahui memiliki kadar karbondioksida yang tinggi dalam darahnya. Kondisi tersebut dapat mengancam nyawanya apabila tidak segera diobati.


Menurut laporan kasus yang diterbitkan 2 Desember di The New England Journal of Medicine, pria itu ditempatkan di ventilator dan diberi anestesi umum yang disebut propofol. Setelah lima hari perawatan, urin yang ditampung dalam kantong kateter itu berubah menjadi hijau.


Dalam kasus ini, urin warna hijau disebabkan oleh propofol. Untungnya, perubahan warna ini tidak berbahaya dan urin kembali ke warna normal begitu pengobatan dihentikan.


2. Alergi dingin

Menurut laporan kasus tanggal 27 Oktober oleh The Journal of Emergency Medicine, seorang pria berusia 34 tahun pingsan setelah mandi dengan air hangat. Hal itu merupakan reaksi alergi terhadap dingin yang sangat parah (anafilaksis) dan ia hampir meninggal.


Pria asal Colorado itu berjuang untuk bernapas dan kulitnya dipenuhi gatal-gatal. Dokter mendiagnosisnya dengan urtikaria dingin, reaksi alergi pada kulit setelah terpapar suhu dingin termasuk udara dingin atau air dingin.


Gejala yang paling umum adalah ruam merah dan gatal-gatal setelah terpapar dingin. Dalam kasus yang lebih serius, orang yang terkena anafilaksis dapat mengalami penurunan tekanan darah dan saluran udara menyempit sehingga sulit bernapas. Pria itu dirawat dengan antihistamin dan steroid sehingga kondisinya membaik.

https://nonton08.com/movies/after-sex-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar